MIGRASI puluhan babi hutan, termasuk anak babi
dari Indonesia yang masuk secara ilegal ke Melaka, Malaysia melalui perairan
menjadi persoalan besar bagi pemerintah Negeri Jiran saat ini.
Ketua Komite Pertanian, Pengembangan Agribisnis, dan Koperasi Melaka,
Norhizam Hassan Baktee mengatakan, babi hutan adalah perenang yang hebat.
Mereka menyeberangi Selat Malaka dari Sumatera untuk mencari habitat baru di
Malaysia.
“Invasi babi hutan dari Indonesia membuat kami putus asa, karena populasi
hewan meningkat di Melaka,†katanya, seperti dilansir The Star, Kamis (5/9).
Norhizam mengatakan, para nelayan melaporkan kerap melihat moncong babi
hutan dalam gelap di sepanjang garis pantai Melaka hampir setiap malam.
“Sekarang Melaka dihuni babi hutan liar dari Indonesia,†ujarnya.
Menurut Norhizam, banyaknya babi hutan ini bisa melebihi jumlah manusia di
Pulau Besar jika situasinya tidak terkendali.
“Pulau Besar tampaknya menjadi titik pendaratan bagi babi hutan sebelum
mereka menyeberang ke daerah yang dekat dengan Ujong Pasir di daratan dan
daerah pesisir lainnya,†terangnya.
Norhizam mengatakan, Departemen Satwa dan Taman Nasional Melaka
(Perhilitan) sekarang fokus pada pemberantasan populasi babi hutan yang
meningkat di Pulau Besar.
“Perhilitan membawa tiga penembak dengan peluru tajam dalam sebuah misi
untuk menyelamatkan Pulau Besar dari invasi babi hutan,†pungkasnya. (der/fin/kpc)