AMSTERDAM – Rusia menolak permintaan jaksa penuntut Belanda, untuk
menyerahkan terduga pelaku penyerangan pesawat Malaysia Airline MH17. Pesawat
tersebut ditembak jatuh pada Juli 2014 dan menyebabkan 298 orang di dalamnya
tewas.
Jaksa penuntut Belanda telah
mengidentifikasi identitas terduga pelaku, yakni Volodymyr Tsemakh. Dia adalah
pria berkewarganegaraan Ukraina.
“Layanan Penuntut Umum telah
menyimpulkan bahwa Rusia dengan rela mengizinkan Tsemakh meninggalkan Federasi
Rusia dan menolak melaksanakan permintaan Belanda. Sementara di bawa Konvensi
Eropa tentang ekstradisi, Rusia wajib melakukannya,†kata kantor jaksa penuntut
Belanda dalam sebuah pernyataan, Selasa (3/12).
Jaksa penuntut Belanda
mengatakan, telah meminta Rusia menangkap Tsemakh dan menyerahkannya untuk
diinterogasi. Jaksa Belanda memang belum memutuskan apakah akan menuntut
Tsemakh atau tidak.
Namun pada 19 November lalu,
Rusia menginformasikan tak dapat memenuhi permintaan jaksa penuntut Belanda.
Moskow mengklaim, keberadaan Tsemakh tak diketahui. Oleh sebab itu ia membantah
telah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut.
Tsemakh disebut merupakan mantan
komandan pasukan separatis yang memperoleh dukungan Rusia di Ukraina timur.
Pada September lalu, dia dibawa ke Rusia setelah melakukan pertukaran tahanan
dengan Ukraina.
Tahun lalu Menteri Luar Negeri
Rusia Sergey Lavrov telah membantah tudingan Pemerintah Belanda, yang menyebut
negaranya bertanggung jawab dalam insiden jatuhnya pesawat Malaysia Airlines
MH17. Ia mengatakan Belanda belum dapat membuktikan hal tersebut.
Belanda dan Australia memang
telah menyatakan Rusia bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia
Airlines MH17. Kedua negara meyakini hal itu setelah Tim Investigasi Gabungan
(JIT) pimpinan Belanda mempresentasikan hasil penyelidikannya di Den Haag pada
24 Mei 2018.
“Atas dasar kesimpulan JIT,
Belanda dan Australia sekarang yakin bahwa Rusia bertanggung jawab atas
penyebaran instalasi (sistem rudal) Buk yang digunakan untuk menjatuhkan MH17.
Pemerintah kini mengambil langkah berikutnya dengan secara formal meminta
pertanggungjawaban Rusia,†kata Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok.
JIT beranggotakan jaksa dari
negara-negara yang warganya tewas dalam insiden MH17, yakni Belanda, Australia,
Malaysia, Belgia, dan Ukraina. JIT dibentuk setelah Dewan Keamanan PBB gagal
mengadopsi resolusi untuk membentuk pengadilan internasional pada Juli 2015
guna menuntut mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat MH17. JIT
bertugas menetapkan kasus untuk kepentingan penuntutan.
Pada 24 Mei 2018, JIT menunjukkan
bukti foto dan video terkait insiden jatuhnya pesawat MH17. Mereka mengatakan,
analisis terperinci dari gambar video tak dapat menafikan bahwa rudal yang
menghantam MH17 berasal dari unit militer yang berbasis di Rusia. Kepala satuan
kejahatan Polisi Nasional Belanda, Wilbert Paulissen mengatakan rudal yang
dimaksud JIT adalah rudal Buk.
Menurut Paulissen, rudal Buk
berasal dari brigade rudal anti-pesawat ke-53 yang bermarkas di kota Kursk,
Rusia. “Semua kendaraan dalam konvoi yang membawa rudal itu adalah bagian dari
pasukan bersenjata Rusia,†ujarnya.
Atas dasar temuan ini, Stef Blok
yakin Rusia merupakan dalang jatuhnya pesawat MH17. “Sekarang telah terbukti
ada hubungan langsung antara roket yang menghantam MH17 dan tentara Rusia,â€
katanya.
Ia berharap Rusia dapat segera
mempertanggungjawabkan keterlibatannya dalam kasus MH17. “Kami meminta Rusia
menerima tanggung jawabnya dan bekerja sama sepenuhnya dengan proses untuk
menetapkan kebenaran dan mencapai keadilan tinggi para korban penerbangan
MH17,†ujar Blok. (der/fin/kpc)