32.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Mahasiswi Asal Nunukan Ditahan RS di Tiongkok, Lantaran Tak Punya Biay

KONDISI Yakomina, pelajar
Indonesia yang saat ini melanjutkan pendidikan di Jiangsu Agri-Animal
Vocational College, Tiongkok cukup memprihatikan. Sebab hingga kini mahasiswi
asal Nunukan itu masih terbaring di salah satu rumah sakit di Tiongkok.

Azroy Bahri, rekan Yakomina
kuliah di Tiongkok menjelaskan, Yakomina menderita TBC, pneumonia, dan infeksi
paru-paru. Sehingga Yakomina harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Hanya saja yang menjadi
kendala, Yakomina kekurangan biaya pengobatan sekira 100 ribu RMB atau sebanyak
Rp 20 juta.

Ia menceritakan, pada 3
April 2019 Yakomina meminta izin kepada teman kelasnya untuk dipulangkan. Atas
saran dari wali kelas, sebelum dipulangkan ingin mengecek kesehatan Yakomina,
karena terlihat sangat lemah.

Pada hari itu Yakomina masuk
rumah sakit, langsung dilakukan rawat inap selama 3 hari. Setelah itu pada 6
April 2019 harus dipindahkan ke rumah sakit lain, dan dilakukan rawat ICU selama
4 hari karena kondisinya kritis.

“Pada 9 April 2019, Yakomina
dipindahkan lagi ke rumah sakit lain, karena dua rumah sakit tersebut lumayan
mahal biaya yang harus dibayar,” ujarnya dikutip dariRadar Tarakan (Jawa Pos
Group), Kamis (30/5).

Baca Juga :  Kasus Covid-19 Turun, Italia Hapus Aturan Pakai Masker di Luar Ruangan

Yakomina masih terbaring di
rumah sakit. Namun, kondisi kesehatan Yakomina saat ini sedikit membaik dari
yang sebelumnya, detak jantungnya mulai normal dan bisa berbicara serta duduk.

Beberapa pekan lalu Yakomina
tidak diberikan obat dikarenakan biaya yang sudah tidak ada. Selama di rumah
sakit, semua biaya ditanggung oleh pihak sekolah. Namun, hingga saat ini masih
terhitung utang Yakomina.

Dijelaskan, sistem rumah
sakit di Tiongkok, jika ingin keluar harus melunasi semua utang yang ada.
Namun, lantaran tidak dapat melunasi semua utangnya, maka Yakomina masih tetap
ditahan di rumah sakit. Selain itu, penyakit Yakomina adalah penyakit menular
sehingga tidak bisa bepergian dengan menggunakan pesawat.

Kebijakan pemerintah
Tiongkok, apabila memiliki penyakit menular tidak diizinkan menaiki pesawat.
Pihak sekolah kehabisan cara, untuk itu meminta kepada mahasiswa Indonesia di
Tiongkok, untuk meminta bantuan kepada pihak KJRI.

“Enam bulan lagi kami akan
lulus termasuk Yakomina, pihak sekolah tidak lagi mengurus Yakomina dan akan
menyerahkan ke KJRI yang ada di Tiongkok,” tuturnya.

Baca Juga :  Dokter yang Pertama Ungkap Virus Corona Tewas

Selama ini, yang menjaga
Yakomina adalah teman sekelasnya. Akan tetapi, dikarenakan ada beberapa teman
yang harus ikut ujian, serta ada beberapa teman yang kondisi kesehatannya juga
kurang baik, sehingga tidak semuanya dapat membantu menjaga Yakomina.

Sebelumnya sebanyak 25 orang
membantu menjaga Yakomina, namun saat ini tersisa 10 orang yang masih tetap
kuat untuk menjaga Yakomina secara bergilir pagi dan malam. Namun, lantaran
ujian semester, sidang skripsi, dan harus mempersiapkan kelulusan, maka semakin
berkurang saja orang yang menjaga Yakomina.

Untuk itu, ia sangat
berharap ada bantuan untuk Yakomina di Tiongkok, bantuan dapat disalurkan
melalui Wechat pay (id: @Sherlyastutir) Alipay (13662338705) atas nama Sherly
Astuti, atau bisa transfer ke BCA (0070252350) atas nama Dinda Ramadita.

“Semoga uluran tangan kita
dapat menolong saudara kita Yakomina di Tiongkok,” harapnya.(jpc/ila)

 

KONDISI Yakomina, pelajar
Indonesia yang saat ini melanjutkan pendidikan di Jiangsu Agri-Animal
Vocational College, Tiongkok cukup memprihatikan. Sebab hingga kini mahasiswi
asal Nunukan itu masih terbaring di salah satu rumah sakit di Tiongkok.

Azroy Bahri, rekan Yakomina
kuliah di Tiongkok menjelaskan, Yakomina menderita TBC, pneumonia, dan infeksi
paru-paru. Sehingga Yakomina harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Hanya saja yang menjadi
kendala, Yakomina kekurangan biaya pengobatan sekira 100 ribu RMB atau sebanyak
Rp 20 juta.

Ia menceritakan, pada 3
April 2019 Yakomina meminta izin kepada teman kelasnya untuk dipulangkan. Atas
saran dari wali kelas, sebelum dipulangkan ingin mengecek kesehatan Yakomina,
karena terlihat sangat lemah.

Pada hari itu Yakomina masuk
rumah sakit, langsung dilakukan rawat inap selama 3 hari. Setelah itu pada 6
April 2019 harus dipindahkan ke rumah sakit lain, dan dilakukan rawat ICU selama
4 hari karena kondisinya kritis.

“Pada 9 April 2019, Yakomina
dipindahkan lagi ke rumah sakit lain, karena dua rumah sakit tersebut lumayan
mahal biaya yang harus dibayar,” ujarnya dikutip dariRadar Tarakan (Jawa Pos
Group), Kamis (30/5).

Baca Juga :  Kasus Covid-19 Turun, Italia Hapus Aturan Pakai Masker di Luar Ruangan

Yakomina masih terbaring di
rumah sakit. Namun, kondisi kesehatan Yakomina saat ini sedikit membaik dari
yang sebelumnya, detak jantungnya mulai normal dan bisa berbicara serta duduk.

Beberapa pekan lalu Yakomina
tidak diberikan obat dikarenakan biaya yang sudah tidak ada. Selama di rumah
sakit, semua biaya ditanggung oleh pihak sekolah. Namun, hingga saat ini masih
terhitung utang Yakomina.

Dijelaskan, sistem rumah
sakit di Tiongkok, jika ingin keluar harus melunasi semua utang yang ada.
Namun, lantaran tidak dapat melunasi semua utangnya, maka Yakomina masih tetap
ditahan di rumah sakit. Selain itu, penyakit Yakomina adalah penyakit menular
sehingga tidak bisa bepergian dengan menggunakan pesawat.

Kebijakan pemerintah
Tiongkok, apabila memiliki penyakit menular tidak diizinkan menaiki pesawat.
Pihak sekolah kehabisan cara, untuk itu meminta kepada mahasiswa Indonesia di
Tiongkok, untuk meminta bantuan kepada pihak KJRI.

“Enam bulan lagi kami akan
lulus termasuk Yakomina, pihak sekolah tidak lagi mengurus Yakomina dan akan
menyerahkan ke KJRI yang ada di Tiongkok,” tuturnya.

Baca Juga :  Dokter yang Pertama Ungkap Virus Corona Tewas

Selama ini, yang menjaga
Yakomina adalah teman sekelasnya. Akan tetapi, dikarenakan ada beberapa teman
yang harus ikut ujian, serta ada beberapa teman yang kondisi kesehatannya juga
kurang baik, sehingga tidak semuanya dapat membantu menjaga Yakomina.

Sebelumnya sebanyak 25 orang
membantu menjaga Yakomina, namun saat ini tersisa 10 orang yang masih tetap
kuat untuk menjaga Yakomina secara bergilir pagi dan malam. Namun, lantaran
ujian semester, sidang skripsi, dan harus mempersiapkan kelulusan, maka semakin
berkurang saja orang yang menjaga Yakomina.

Untuk itu, ia sangat
berharap ada bantuan untuk Yakomina di Tiongkok, bantuan dapat disalurkan
melalui Wechat pay (id: @Sherlyastutir) Alipay (13662338705) atas nama Sherly
Astuti, atau bisa transfer ke BCA (0070252350) atas nama Dinda Ramadita.

“Semoga uluran tangan kita
dapat menolong saudara kita Yakomina di Tiongkok,” harapnya.(jpc/ila)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru