Site icon Prokalteng

Beredar 7 Hoax Seputar Virus Korona, Begini Penjelasan Dokter

beredar-7-hoax-seputar-virus-korona-begini-penjelasan-dokter

Netizen ramai
di media sosial ikut peduli dengan isu kesehatan global penyebaran virus
Korona. Hal itu membuat semua informasi juga harus disaring dengan benar. Sebab
selain berita positif dan informasi, banyak juga berita palsu atau kabar bohong
(hoax) yang beredar.

Dalam sebuah diskusi terkait virus Korona, para ahli dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yakni Dokter Spesialis
Mikrobiologi dr. Fera Ibrahim, SpMK(K), MSc, PhD dan Dokter Spesialis Paru dr.
Erlina Burhan, SpP(K), MSc, PhD, meluruskan sejumlah informasi yang keliru di
masyarakat. Hal itu supaya tak menimbulkan keresahan dan salah paham.

1. Kabar Sudah Ada Vaksin
Virus Korona

Faktanya : Virus Novel Coronavirus atau virus Korona adalah virus jenis baru
yang ditemukan pada Desember 2019. Sehingga para ahli atau peneliti belum
menemukan vaksinnya. Butuh waktu panjang untuk membuat vaksinnya.

“Ada pasien yang datang ke saya. ‘Dok saya ingin vaksin virus
Korona’. Lalu saya jawab, ‘wong strain-nya baru ditemukan. Ya enggak ada. Bukan
untuk Coronavirus’,” kata dr. Erlina.

2. Kabar Virus Korona Bisa
Disembuhkan dengan Herbal

Sejumlah hoax juga menyebutkan bahwa virus Korona bisa disembuhkan dengan bahan
herbal yakni dengan makan 8 butir bawang putih. Hal itu dengan tegas dibantah
oleh ahli.

“Coronavirus belum ada obatnya. Ada yang bilang pakai bawang
putih. Hoax itu. Kayaknya bawang putih biar laku. Ingat ya sampai saat ini
belum ada vaksinnya,” kata dr. Erlina sambil tertawa.

3. Kabar Virus Korona
Berasal dari Kebocoran Lab

Eks intelijen Israel sebelumnya menyatakan bahwa bisa saja Coronavirus menyebar
dari kebocoran laboratorium di Wuhan sebagai senjata biologis. Menurut dr.
Fera, untuk menjawab hal itu tentunya harus dilakukan investigasi atau buktikan
dulu. “Lihat dari genom-nya. Berasal dari mana rasanya sih itu lab kelelawar
yang buat,” ujar dr. Fera tertawa.

Dia menilai isu tersebut harus diteliti lebih lanjut. Penyebaran
penyakitnya dari mana. Sebab virus itu menyebar justru dari pasar hewan ekstrem
di Wuhan. Maka harus dilihat juga secara komprehensif dan meluas.

4. Kabar Obat Anti HIV
Bisa Sembuhkan Virus Korona

Menurut dr. Fera, obat anti virus itu memutus rantai pada proses replikasinya.
Berbeda juga proses replikasi virus Korona dengan HIV. Sebab menurutnya,
penyakit yang disebabkan oleh virus adalah Self Limiting Disease. Artinya,
seseorang akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuhnya kuat.

“Obat yang diberikan sifatnya hanya suportif. Mereka berikan
obat anti HIV itupun hanya satu institusi. Dan, kata mereka pasiennya baik.
Namun, kita enggak tahu. Virus itu self limiting disease. Kita enggak tahu
apakah sembuh karena suportifnya atau memang obat HIV. Dan ada juga yang kasih
anti virus flu burung. Tapi semua enggak ada evidence basednya,” ujarnya.

5. Kabar Satu Kali Kontak
Langsung Tertular

Penularan Coronavirus adalah jika kontak dengan pasien dari jarak dekat
misalnya 1 meter. Lalu kontak intensif berulang-ulang. “Kecil kemungkinan
sekali kontak dengan pasien terjangkit atau tertular. Kalau kejadian berarti
apes,” kata dr. Erlina sambil tertawa.

Maka jika dikatakan sudah sembuh apabila sudah diperiksa
dahaknya 2 kali dan hasilnya negatif. Dan tak ada kaitannya dengan penularan
dengan mengonsumsi makanan dari Tiongkok.

6. Kabar Virus Korona Bisa
Menular Lewat Tatapan Mata

Menurut dr. Erlina, virus tak bisa tertular dari tatapan mata. Tapi, dari
kontak cairan bersin dan batuk.

7. Kabar Pakai Masker Bisa
Dibalik

Beredar di media sosial bahwa cara pakai masker yang benar adalah dengan cara
dibalik dengan warna tua ada di dalam dan warna muda di bagian luar. Menurut
dr. Erlina lapisan depan berfungsi sebagai waterproof atau anti air, sedangkan
bagian dalam masker untuk menyerap cairan.

Menurutnya, ajaran penggunaan masker yang dibalik itu salah
kaprah dan tidak untuk ditiru. Dan masker N95 digunakan untuk ahli medis yang
kontak dengan pasien dan masyarakat biasa bisa menggunakan masker pada umumnya.
“Justru jangan pakai terbalik, kalau dibalik nanti malah bahaya,” tegasnya.(jpc)

Exit mobile version