28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Panglima TNI Angkat Bicara soal Viral Polisi Bentrok dengan Marinir

Tersebar
sebuah video yang menayangkan kelompok anggota polri terlibat bentrok dengan satuan
Marinir, TNI AL di mess lumba-lumba Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kejadian ini
ditengarai karena anggota Marinir yang melindungi demonstran pelajar yang rusuh
di sekitar gedung DPR/MPR RI Senayan, Kamis (25/9).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membantah adanya bentrok
tersebut. Menurut dia, memang apabila dilihat dari video yang beredar seolah
benar ada bentrokan antar aparat. Namun, setelah diklarifikasi secara
menyeluruh, peristiwa sesungguhnya tidak ada kerusuhan.

“Kejadian di lapangan justru prajurit Marinir mampu
menyelesaikan penyelesaian di lapangan, menghalau massa di pukul mundur ke arah
Senayan dan Bendungan Hilir. Massa tidak boleh masuk wilayah militer,” ujar
Hadi di Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (26/9).

Sementara itu, terkait adanya tembakan gas air mata ke arah mess
lumba-lumba, Hadi menilai itu tindakan wajar. Mengingat lokasi mess berada di
dekat area kerusuhan. Arah berhamburan massa juga berada disekitar komplek
mess.

Baca Juga :  Usai Laporkan Abu Janda ke Bareskrim, Akun Twitter Ketum KNPI Diretas

“Adanya tembakan gas air mata yang masuk ke wilayah mess
lumba-lumba saya kira jangankan di mess lumba-lumba, di depan Istana Negara
saja kalau demo, di kantor saya juga kemasukan gas air mata. Sama dengan yang
di mess lumba-lumba,” jelasnya.

Di sisi lain, mantan KSAU itu menegaskan, tidak ada perselisihan
antara anggota TNI dan Polri dalam upaya pengamanan unjuk rasa di depan gedung
DPR/MPR RI. Aparat militer tetap difungsikan sebagai perbantuan pengamanan.

Sementara
itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
Wiranto menilai tersebar isu kerusuhan antar aparat hanya dimanfaatkan oleh
oknum-oknum tertentu. Dengan maksud ingin memecah belah sinergitas antar
aparat.

Baca Juga :  Sahkan RUU Ciptaker, MUI Sebut DPR Tidak Seperti Wakil Rakyat

“Kalau ada pihak-pihak yang melontar hoax, provokasi sebetulnya
tidak ada. Selalu ada pihak-pihak tertentu yang ingin memisahkan ini,”
tegasnya.

Sebelumnya, kerusuhan kembali pecah di area belakang Gedung
DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Massa berseragam SMA dan
pramuka itu mulanya berunjuk rasa di sekitar perlintasan kereta api dekat
stasiun Palmerah tak jauh dari kompleks DPR/MPR.

Situasi pecah saat salah satu oknum pelajar melempar batu ke
arah polisi dan langsung membakar motor sebagai ungkapan kekesalan. Tak hanya
itu, mereka pun mengarahkan petasan ke arah barikade polisi.

Membalas serangan tersebut, polisi kemudian menembakkan water
canon untuk memukul mundur massa. Namun, karena tak dihiraukan, polisi akhirnya
melepaskan tembakan gas air mata. (jpg)

 

 

Tersebar
sebuah video yang menayangkan kelompok anggota polri terlibat bentrok dengan satuan
Marinir, TNI AL di mess lumba-lumba Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kejadian ini
ditengarai karena anggota Marinir yang melindungi demonstran pelajar yang rusuh
di sekitar gedung DPR/MPR RI Senayan, Kamis (25/9).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membantah adanya bentrok
tersebut. Menurut dia, memang apabila dilihat dari video yang beredar seolah
benar ada bentrokan antar aparat. Namun, setelah diklarifikasi secara
menyeluruh, peristiwa sesungguhnya tidak ada kerusuhan.

“Kejadian di lapangan justru prajurit Marinir mampu
menyelesaikan penyelesaian di lapangan, menghalau massa di pukul mundur ke arah
Senayan dan Bendungan Hilir. Massa tidak boleh masuk wilayah militer,” ujar
Hadi di Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (26/9).

Sementara itu, terkait adanya tembakan gas air mata ke arah mess
lumba-lumba, Hadi menilai itu tindakan wajar. Mengingat lokasi mess berada di
dekat area kerusuhan. Arah berhamburan massa juga berada disekitar komplek
mess.

Baca Juga :  Usai Laporkan Abu Janda ke Bareskrim, Akun Twitter Ketum KNPI Diretas

“Adanya tembakan gas air mata yang masuk ke wilayah mess
lumba-lumba saya kira jangankan di mess lumba-lumba, di depan Istana Negara
saja kalau demo, di kantor saya juga kemasukan gas air mata. Sama dengan yang
di mess lumba-lumba,” jelasnya.

Di sisi lain, mantan KSAU itu menegaskan, tidak ada perselisihan
antara anggota TNI dan Polri dalam upaya pengamanan unjuk rasa di depan gedung
DPR/MPR RI. Aparat militer tetap difungsikan sebagai perbantuan pengamanan.

Sementara
itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
Wiranto menilai tersebar isu kerusuhan antar aparat hanya dimanfaatkan oleh
oknum-oknum tertentu. Dengan maksud ingin memecah belah sinergitas antar
aparat.

Baca Juga :  Sahkan RUU Ciptaker, MUI Sebut DPR Tidak Seperti Wakil Rakyat

“Kalau ada pihak-pihak yang melontar hoax, provokasi sebetulnya
tidak ada. Selalu ada pihak-pihak tertentu yang ingin memisahkan ini,”
tegasnya.

Sebelumnya, kerusuhan kembali pecah di area belakang Gedung
DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Massa berseragam SMA dan
pramuka itu mulanya berunjuk rasa di sekitar perlintasan kereta api dekat
stasiun Palmerah tak jauh dari kompleks DPR/MPR.

Situasi pecah saat salah satu oknum pelajar melempar batu ke
arah polisi dan langsung membakar motor sebagai ungkapan kekesalan. Tak hanya
itu, mereka pun mengarahkan petasan ke arah barikade polisi.

Membalas serangan tersebut, polisi kemudian menembakkan water
canon untuk memukul mundur massa. Namun, karena tak dihiraukan, polisi akhirnya
melepaskan tembakan gas air mata. (jpg)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru