30 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Sederet Pengalaman Rektor Asing Pertama di Indonesia asal Korsel

Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengumumkan rektor asing pertama
di Indonesia, Jang Youn Cho. Profesor asal Korea Selatan (Korsel) itu akan
memimpin Universitas Siber Asia.

Nasir memperkenalkan
Cho di hadapan para rektor perguruan tinggi negeri/swasta, peneliti, serta
dosen yag hadir dalam pembukaan kegiatan ilmiah Hari Kebangkitan Teknologi
Nasional (Hakteknas) di Grand Inna Beach Hotel, Bali, kemarin (26/8). Cho
pernah menjabat wakil presiden Hankuk University periode 2014-2017. Sekaligus
menjadi rektor Cyber Hankuk University of Foreign Studies pada periode yang
sama.

“Rektor asing harus
pernah memimpin perguruan tinggi. Cho mempunyai pengalaman memimpin Hankuk
University dan sekarang dia menjadi rektor di Universitas Siber Asia,” ujar
Nasir.

Baca Juga :  Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Ancaman Hukuman 5 Tahun Penjara

Cho adalah profesor
bidang akuntansi. Pengalaman akademisnya kebanyakan didapat dari Amerika
Serikat. Dia meraih gelar PhD di University of Florida pada 1983. Kemudian,
menjadi asisten profesor hingga menyandang gelar profesor dari Nebraska-Lincoln
University pada 1997.

Saat krisis keuangan
melanda Asia pada 1997, Cho memutuskan untuk kembali ke Korsel. Dia membantu
pemerintah menata administrasi keuangan dan bisnis negara. Dua tahun berselang,
Cho menjadi wakil ketua Dewan Standar Akuntansi Korsel.

Pengalaman
kepemimpinan di kampus baru dimulai pada 2006. Dia menjabat dekan Sekolah
Tinggi dan Pascasarjana Bisnis Hankuk University selama empat tahun.

Cho menuturkan,
visinya adalah berfokus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di lima bidang.
Yakni, manajemen, akuntansi dan perpajakan, komunikasi, sistem informasi, serta
teknologi. ”Karena Industri 4.0 bukan hanya teknologi. Banyak aspek. Semua harus
terintegrasi dalam big data,” jelas pria 66 tahun itu.

Baca Juga :  Massa Teriak: Sudah Cukup Masyarakat Dibuat Susah oleh Rezim Ini

Pada acara itu pula,
Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) menerima izin prinsip pendirian
Universitas Siber Asia dari Menristekdikti M. Nasir. Universitas Siber Asia,
tutur Ketua Pengurus YMIK Ramlan Siregar, merupakan universitas swasta berbasis
full online learning pertama di Indonesia.

Di sisi lain, guru
besar ilmu hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menyatakan,
Universitas Siber Asia berada di bawah naungan YMIK. Artinya, saat ini kampus
tersebut belum menerima mahasiswa.(JPG)

 

Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengumumkan rektor asing pertama
di Indonesia, Jang Youn Cho. Profesor asal Korea Selatan (Korsel) itu akan
memimpin Universitas Siber Asia.

Nasir memperkenalkan
Cho di hadapan para rektor perguruan tinggi negeri/swasta, peneliti, serta
dosen yag hadir dalam pembukaan kegiatan ilmiah Hari Kebangkitan Teknologi
Nasional (Hakteknas) di Grand Inna Beach Hotel, Bali, kemarin (26/8). Cho
pernah menjabat wakil presiden Hankuk University periode 2014-2017. Sekaligus
menjadi rektor Cyber Hankuk University of Foreign Studies pada periode yang
sama.

“Rektor asing harus
pernah memimpin perguruan tinggi. Cho mempunyai pengalaman memimpin Hankuk
University dan sekarang dia menjadi rektor di Universitas Siber Asia,” ujar
Nasir.

Baca Juga :  Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Ancaman Hukuman 5 Tahun Penjara

Cho adalah profesor
bidang akuntansi. Pengalaman akademisnya kebanyakan didapat dari Amerika
Serikat. Dia meraih gelar PhD di University of Florida pada 1983. Kemudian,
menjadi asisten profesor hingga menyandang gelar profesor dari Nebraska-Lincoln
University pada 1997.

Saat krisis keuangan
melanda Asia pada 1997, Cho memutuskan untuk kembali ke Korsel. Dia membantu
pemerintah menata administrasi keuangan dan bisnis negara. Dua tahun berselang,
Cho menjadi wakil ketua Dewan Standar Akuntansi Korsel.

Pengalaman
kepemimpinan di kampus baru dimulai pada 2006. Dia menjabat dekan Sekolah
Tinggi dan Pascasarjana Bisnis Hankuk University selama empat tahun.

Cho menuturkan,
visinya adalah berfokus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di lima bidang.
Yakni, manajemen, akuntansi dan perpajakan, komunikasi, sistem informasi, serta
teknologi. ”Karena Industri 4.0 bukan hanya teknologi. Banyak aspek. Semua harus
terintegrasi dalam big data,” jelas pria 66 tahun itu.

Baca Juga :  Massa Teriak: Sudah Cukup Masyarakat Dibuat Susah oleh Rezim Ini

Pada acara itu pula,
Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) menerima izin prinsip pendirian
Universitas Siber Asia dari Menristekdikti M. Nasir. Universitas Siber Asia,
tutur Ketua Pengurus YMIK Ramlan Siregar, merupakan universitas swasta berbasis
full online learning pertama di Indonesia.

Di sisi lain, guru
besar ilmu hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menyatakan,
Universitas Siber Asia berada di bawah naungan YMIK. Artinya, saat ini kampus
tersebut belum menerima mahasiswa.(JPG)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru