26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Demo Rusuh di Papua, 21 Orang Tewas, Puluhan Luka

DUA demo berujung rusuh terjadi di Bumi Cendrawasih. Kali ini
terjadi di Wamena, Jayawijaya dan di Expo Waena, Jayapura, Papua, Senin (23/9). Demo anarkis yang terjadi di Wamena,
Jayapura mengakibatkan 17 warga sipil meninggal dunia. Sementara 318 peserta
demo yang dipicu hoaks soal rasisme diamankan di Polda Papua.

Komandan Kodim (Dandim)
1702/Wamena Letkol Inf Chandra Diyanto mengatakan demo anarkis dengan melakukan
pembakaran bangunan telah menewaskan 17 warga sipil. Sementara yang mengalami
luka-luka mencapai 65 orang.

“Warga sipil yang meninggal itu
akibat luka benda tajam dan warga yang menjadi korban kebakaran,” katanya,
Senin (23/9).

Sementara 65 warga yang mengalami
luka-luka saat ini dirawat di RSUD Wamena. Saat ini kondisi keamanan sudah
kondusif. Aparat TBI-Polri tersu berjaga-jaga.

Secara keseluruhan situasi sudah
relatif aman namun anggota masih terus berjaga-jaga, kata Letkol Chandra.

Aksi demo yang diduga dipicu isu
rasisme itu sempat melumpuhkan aktifitas masyarakat di Wamena. Bahkan pendemo
dilaporkan melakukan pembakaran dan perusakan terhadap sejumlah fasilitas milik
pemerintah dan swasta, termasuk kendaraan bermotor.

Baca Juga :  OMG ! 119 Kepala Daerah dari 25 Provinsi Terlibat Praktik Korupsi

Sementara Abepura, Kapolda Papua
Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan aksi demo anarkis yang berlangsung di Waena,
menewaskan empat orang termasuk, seorang anggota TNI AD.

“Benar dari empat orang yang
meninggal, termasuk tiga warga sipil dan satu anggota TNI AD. Pada saat ini,
jenazahnya masih di RS Bhayangkara,” katanya.

Penyebab kematian ketiga warga
sipil itu, kata Kapolda, belum dapat dipastikan karena masih diperiksa dokter.

Ia menyebutkan penyebab kematian
Praka Zulkifli, anggota Yonif 751 Raider, akibat luka-luka diduga terkena benda
tajam dan lemparan batu.

Aksi anarkis yang dilakukan
pedemo itu terjadi di kawasan Expo, Waena saat mereka dipulangkan dari halaman
Universitas Cenderawasih dengan menggunakan 15 truk.

Namun, saat melintas di Jembatan
Waena, mereka minta diturunkan, lantas menyerang anggota TNI AD yang sedang
sarapan.

“Usai menyerang, pedemo melarikan
diri ke kawasan Expo sambil menyerang pasukan,” jelasnya.

Selain menyebabkan empat orang
meninggal, tercatat enam anggota Brimob luka-luka. Mereka harus mendapat
penanganan intensif di RS Bhayangkara.

Sementara itu, warga sipil yang
terluka dan dirawat di RS Bhayangkara tercatat 20 orang.

Baca Juga :  Gelar Rakernas dan HUT ke-47, PDIP Bahas Haluan Negara dan Pilkada

Rudolf juga mengatakan pihaknya
telah mengamankan 318 orang pendemo. Mereka diamankan di Mako Brimob Polda
Papua, di kawasan Waena, Jayapura.

“Mereka masih diperiksa secara
intensif,” katanya.

Sampai saat ini belum ada yang
ditetapkan sebagai tersangka karena masih diperiksa penyidik, kata mantan
Kapolda Papua Barat.

Sementara itu Kabid Humas Polda
Papua Kombes Ahmad Kamal sebelumnya mengatakan mengatakan insiden itu berawal
saat pemulangan para pendemo yang ke arah kawasan expo, Waena.

Pemulangan para pendemo ke
kawasan expo sesuai kesepakatan dengan Kapolres Kota Jayapura yang membantu
pemulangan mereka yang sebelumnya berada di halaman depan auditorium dengan
menggunakan 15 truk.

Namun saat kendaraan yang
mengangkut mereka berada di jembatan Waena, para pendemo minta diturunkan dari
truk yang kemudian tiba-tiba menyerang anggota TNI yang sedang beristirahat,
kata Kamal seraya menambahkan, dalam insiden tersebut enam anggota brimob
terluka dan satu anggota TNI AD meninggal setelah sempat dilarikan ke RS
Bhayangkara.

“Para korban masih menjalani
perawatan di RS Bhayangkara,” kata Kamal. (gw/fin/kpc)

DUA demo berujung rusuh terjadi di Bumi Cendrawasih. Kali ini
terjadi di Wamena, Jayawijaya dan di Expo Waena, Jayapura, Papua, Senin (23/9). Demo anarkis yang terjadi di Wamena,
Jayapura mengakibatkan 17 warga sipil meninggal dunia. Sementara 318 peserta
demo yang dipicu hoaks soal rasisme diamankan di Polda Papua.

Komandan Kodim (Dandim)
1702/Wamena Letkol Inf Chandra Diyanto mengatakan demo anarkis dengan melakukan
pembakaran bangunan telah menewaskan 17 warga sipil. Sementara yang mengalami
luka-luka mencapai 65 orang.

“Warga sipil yang meninggal itu
akibat luka benda tajam dan warga yang menjadi korban kebakaran,” katanya,
Senin (23/9).

Sementara 65 warga yang mengalami
luka-luka saat ini dirawat di RSUD Wamena. Saat ini kondisi keamanan sudah
kondusif. Aparat TBI-Polri tersu berjaga-jaga.

Secara keseluruhan situasi sudah
relatif aman namun anggota masih terus berjaga-jaga, kata Letkol Chandra.

Aksi demo yang diduga dipicu isu
rasisme itu sempat melumpuhkan aktifitas masyarakat di Wamena. Bahkan pendemo
dilaporkan melakukan pembakaran dan perusakan terhadap sejumlah fasilitas milik
pemerintah dan swasta, termasuk kendaraan bermotor.

Baca Juga :  OMG ! 119 Kepala Daerah dari 25 Provinsi Terlibat Praktik Korupsi

Sementara Abepura, Kapolda Papua
Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan aksi demo anarkis yang berlangsung di Waena,
menewaskan empat orang termasuk, seorang anggota TNI AD.

“Benar dari empat orang yang
meninggal, termasuk tiga warga sipil dan satu anggota TNI AD. Pada saat ini,
jenazahnya masih di RS Bhayangkara,” katanya.

Penyebab kematian ketiga warga
sipil itu, kata Kapolda, belum dapat dipastikan karena masih diperiksa dokter.

Ia menyebutkan penyebab kematian
Praka Zulkifli, anggota Yonif 751 Raider, akibat luka-luka diduga terkena benda
tajam dan lemparan batu.

Aksi anarkis yang dilakukan
pedemo itu terjadi di kawasan Expo, Waena saat mereka dipulangkan dari halaman
Universitas Cenderawasih dengan menggunakan 15 truk.

Namun, saat melintas di Jembatan
Waena, mereka minta diturunkan, lantas menyerang anggota TNI AD yang sedang
sarapan.

“Usai menyerang, pedemo melarikan
diri ke kawasan Expo sambil menyerang pasukan,” jelasnya.

Selain menyebabkan empat orang
meninggal, tercatat enam anggota Brimob luka-luka. Mereka harus mendapat
penanganan intensif di RS Bhayangkara.

Sementara itu, warga sipil yang
terluka dan dirawat di RS Bhayangkara tercatat 20 orang.

Baca Juga :  Gelar Rakernas dan HUT ke-47, PDIP Bahas Haluan Negara dan Pilkada

Rudolf juga mengatakan pihaknya
telah mengamankan 318 orang pendemo. Mereka diamankan di Mako Brimob Polda
Papua, di kawasan Waena, Jayapura.

“Mereka masih diperiksa secara
intensif,” katanya.

Sampai saat ini belum ada yang
ditetapkan sebagai tersangka karena masih diperiksa penyidik, kata mantan
Kapolda Papua Barat.

Sementara itu Kabid Humas Polda
Papua Kombes Ahmad Kamal sebelumnya mengatakan mengatakan insiden itu berawal
saat pemulangan para pendemo yang ke arah kawasan expo, Waena.

Pemulangan para pendemo ke
kawasan expo sesuai kesepakatan dengan Kapolres Kota Jayapura yang membantu
pemulangan mereka yang sebelumnya berada di halaman depan auditorium dengan
menggunakan 15 truk.

Namun saat kendaraan yang
mengangkut mereka berada di jembatan Waena, para pendemo minta diturunkan dari
truk yang kemudian tiba-tiba menyerang anggota TNI yang sedang beristirahat,
kata Kamal seraya menambahkan, dalam insiden tersebut enam anggota brimob
terluka dan satu anggota TNI AD meninggal setelah sempat dilarikan ke RS
Bhayangkara.

“Para korban masih menjalani
perawatan di RS Bhayangkara,” kata Kamal. (gw/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru