31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Gempa Bawean Terasa Sampai di Kalimantan

PROKALTENG.CO-Edi Miranda masih terdengar gemetar saat menyampaikan kondisi gempa terakhir yang terjadi di wilayah Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Maklum, rumahnya masih berantakan akibat guncangan lindu besar ketiga sepanjang hari kemarin (22/3).

Bukan hanya rumahnya. Hotel miliknya yang berlokasi di Jalan Umar Masud, Sangkapura, juga terdampak. “Di hotel saya banyak yang retak-retak,” ucapnya kepada Jawa Pos yang menghubunginya via telepon.

Kerusakan berbagai bangunan juga terjadi di wilayah lain di Gresik, Tuban, dan Surabaya. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Driatmiko Herlambang mengatakan, pihaknya masih memantau kondisi terkini. “Sejauh ini ada 5 kecamatan dan 16 desa yang terdampak,” tuturnya.

Data kerusakan yang dikumpulkan BPBD Gresik hingga pukul 19.00 tadi malam, tercatat ada 57 rumah rusak. Perinciannya, 42 rusak ringan, 10 rusak sedang, dan 5 rusak berat. Ada pula dua sekolah yang rusak ringan, yakni SMAN Sangkapura dan SMA Muhammadiyah Sangkapura.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan, ada 5 laporan yang masuk terkait kerusakan. Salah satunya di RS Unair. Sebuah rumah di Jalan Ngaglik Viaduk juga roboh.

Jawa Pos Radar Tuban melaporkan, terdata tiga bangunan rusak berat di wilayah tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Tuban Sudarmaji menyatakan, empat kerusakan berat itu terjadi di empat desa di empat kecamatan berbeda. Termasuk Balai Desa Dagangan, Kecamatan Parengan.

Sesuai data BMKG, gempa pertama terjadi pukul 11.22 WIB dengan magnitudo 6 yang terletak di Laut Jawa, sekitar 126 km dari Tuban, Jawa Timur. Kedalaman gempa tergolong dangkal, yakni 10 kilometer di bawah laut.

Baca Juga :  Mendikbud: Proses Belajar Mengajar di Daerah Terpapar Kabut Asap Tidak

Karena letaknya lebih dekat dengan Pulau Bawean, BMKG secara resmi menyebutnya gempa Bawean. Hingga pukul 20.23 tadi malam, rentetan gempa terjadi 93 kali. Terdapat dua gempa lain yang cukup terasa dengan gempa utama magnitudo 6,5 dan magnitudo 5. BMKG menyatakan gempa tidak berpotensi tsunami.

Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menerangkan, dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa terjadi akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa.

“Dari hasil analisis, diketahui mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip,” paparnya.

Gempa terasa di Pulau Bawean dan hampir seluruh wilayah Jatim. Bahkan terasa di wilayah yang cukup jauh dari pusat gempa, seperti Solo, Jogjakarta, Sampit, Banjarmasin, Balikpapan, dan Martapura. Empat kota terakhir berada di Kalimantan. “Gempa terasa seperti truk yang lewat hingga benda-benda yang tergantung bergoyang,” ujarnya.

Daryono menambahkan, proses gempa itu masih berjalan. Belum bisa dipastikan apakah magnitudo 6,5 itu merupakan gempa utama. ”Dilihat dari tren, gempa ini masih fluktuatif,” ujarnya dalam konferensi pers tadi malam.

Tren gempa fluktuatif itu membuat BMKG belum bisa memutuskan mana gempa utamanya. “Kami terus memonitor gempa,” jelasnya. Dia mengatakan, dalam gempa bumi itu belum tentu gempa paling besar terjadi di awal. Bisa jadi ada gempa pembuka, gempa utama, dan dilanjutkan gempa susulan.

Baca Juga :  Tak Cukup Hanya Minta Maaf, Edy Mulyadi Cs Harus Dihukum

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menganalisis bahwa pusat gempa merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan bukitan terjal. Sesuai data Badan Geologi Lembar Bawean dan Masalembo, Bawean tersusun dari batuan berumur tersier atau terdiri atas batu pasir dan batu gamping.

Dengan dominan endapan kuarter atau dari batuan rombakan gunung api muda, sebagian batuan tersier itu mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan berumur tersier mengalami pelapukan yang bersifat urai, lunak, lepas, dan tidak kompak. ’’Sehingga memperkuat efek guncangan gempa bumi,’’ tulis keterangan resmi PVMBG.

Catatan Jawa Pos Radar Tuban, gempa bumi di perairan Bumi Ronggolawe pernah terjadi tahun lalu. Tepatnya pada Jumat, 14 April 2023. Saat itu, gempa berkekuatan 6,6 magnitudo justru tak dirasakan oleh sebagian besar warga Tuban. Tapi, justru dirasakan daerah lain di Jawa Timur, bahkan hingga Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.

Sudarmaji menambahkan, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama yang juga terdampak atas kejadian gempa mengevakuasi seluruh pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Sejumlah pasien yang sedang memakai infus dan berkursi roda sempat diamankan di halaman depan rumah sakit. ’’Setelah dicek struktur bangunan tidak ada kerusakan yang signifikan, baru diarahkan kembali ke ruangan,’’ paparnya. (idr/zia/yud/leh/dho/c18/ttg/jpg)

PROKALTENG.CO-Edi Miranda masih terdengar gemetar saat menyampaikan kondisi gempa terakhir yang terjadi di wilayah Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Maklum, rumahnya masih berantakan akibat guncangan lindu besar ketiga sepanjang hari kemarin (22/3).

Bukan hanya rumahnya. Hotel miliknya yang berlokasi di Jalan Umar Masud, Sangkapura, juga terdampak. “Di hotel saya banyak yang retak-retak,” ucapnya kepada Jawa Pos yang menghubunginya via telepon.

Kerusakan berbagai bangunan juga terjadi di wilayah lain di Gresik, Tuban, dan Surabaya. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Driatmiko Herlambang mengatakan, pihaknya masih memantau kondisi terkini. “Sejauh ini ada 5 kecamatan dan 16 desa yang terdampak,” tuturnya.

Data kerusakan yang dikumpulkan BPBD Gresik hingga pukul 19.00 tadi malam, tercatat ada 57 rumah rusak. Perinciannya, 42 rusak ringan, 10 rusak sedang, dan 5 rusak berat. Ada pula dua sekolah yang rusak ringan, yakni SMAN Sangkapura dan SMA Muhammadiyah Sangkapura.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan, ada 5 laporan yang masuk terkait kerusakan. Salah satunya di RS Unair. Sebuah rumah di Jalan Ngaglik Viaduk juga roboh.

Jawa Pos Radar Tuban melaporkan, terdata tiga bangunan rusak berat di wilayah tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Tuban Sudarmaji menyatakan, empat kerusakan berat itu terjadi di empat desa di empat kecamatan berbeda. Termasuk Balai Desa Dagangan, Kecamatan Parengan.

Sesuai data BMKG, gempa pertama terjadi pukul 11.22 WIB dengan magnitudo 6 yang terletak di Laut Jawa, sekitar 126 km dari Tuban, Jawa Timur. Kedalaman gempa tergolong dangkal, yakni 10 kilometer di bawah laut.

Baca Juga :  Mendikbud: Proses Belajar Mengajar di Daerah Terpapar Kabut Asap Tidak

Karena letaknya lebih dekat dengan Pulau Bawean, BMKG secara resmi menyebutnya gempa Bawean. Hingga pukul 20.23 tadi malam, rentetan gempa terjadi 93 kali. Terdapat dua gempa lain yang cukup terasa dengan gempa utama magnitudo 6,5 dan magnitudo 5. BMKG menyatakan gempa tidak berpotensi tsunami.

Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menerangkan, dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa terjadi akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa.

“Dari hasil analisis, diketahui mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip,” paparnya.

Gempa terasa di Pulau Bawean dan hampir seluruh wilayah Jatim. Bahkan terasa di wilayah yang cukup jauh dari pusat gempa, seperti Solo, Jogjakarta, Sampit, Banjarmasin, Balikpapan, dan Martapura. Empat kota terakhir berada di Kalimantan. “Gempa terasa seperti truk yang lewat hingga benda-benda yang tergantung bergoyang,” ujarnya.

Daryono menambahkan, proses gempa itu masih berjalan. Belum bisa dipastikan apakah magnitudo 6,5 itu merupakan gempa utama. ”Dilihat dari tren, gempa ini masih fluktuatif,” ujarnya dalam konferensi pers tadi malam.

Tren gempa fluktuatif itu membuat BMKG belum bisa memutuskan mana gempa utamanya. “Kami terus memonitor gempa,” jelasnya. Dia mengatakan, dalam gempa bumi itu belum tentu gempa paling besar terjadi di awal. Bisa jadi ada gempa pembuka, gempa utama, dan dilanjutkan gempa susulan.

Baca Juga :  Tak Cukup Hanya Minta Maaf, Edy Mulyadi Cs Harus Dihukum

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menganalisis bahwa pusat gempa merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan bukitan terjal. Sesuai data Badan Geologi Lembar Bawean dan Masalembo, Bawean tersusun dari batuan berumur tersier atau terdiri atas batu pasir dan batu gamping.

Dengan dominan endapan kuarter atau dari batuan rombakan gunung api muda, sebagian batuan tersier itu mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan berumur tersier mengalami pelapukan yang bersifat urai, lunak, lepas, dan tidak kompak. ’’Sehingga memperkuat efek guncangan gempa bumi,’’ tulis keterangan resmi PVMBG.

Catatan Jawa Pos Radar Tuban, gempa bumi di perairan Bumi Ronggolawe pernah terjadi tahun lalu. Tepatnya pada Jumat, 14 April 2023. Saat itu, gempa berkekuatan 6,6 magnitudo justru tak dirasakan oleh sebagian besar warga Tuban. Tapi, justru dirasakan daerah lain di Jawa Timur, bahkan hingga Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.

Sudarmaji menambahkan, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama yang juga terdampak atas kejadian gempa mengevakuasi seluruh pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Sejumlah pasien yang sedang memakai infus dan berkursi roda sempat diamankan di halaman depan rumah sakit. ’’Setelah dicek struktur bangunan tidak ada kerusakan yang signifikan, baru diarahkan kembali ke ruangan,’’ paparnya. (idr/zia/yud/leh/dho/c18/ttg/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru