27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kedewasaan Ketum Parpol Dibutuhkan Redam Gejolak Usai Pilpres

Pasangan Jokowi-Ma’ruf dalam rekapitulasi penghitungan KPU mengungguli
pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal ini pun menjadikan dua ketua umum
mengakui kemenangan Jokowi.

Misalnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli
Hasan yang mengakui kemenangan yang diperoleh oleh Jokowi-Ma’ruf Amin dalam
pilpres. “Iya kita (PAN) mengakui kemenangan Pak Jokowi. Soal pilpres, kami
akui hasil KPU,” ujar Zulkifli Hasan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/5).

Senada dengan Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengucapkan selamat kepada pasangan nomor urut 01
ini, karena diberikan kepercayaan kepada rakyat menjadi kepala negara.

“Yang telah diberikan kepada bapak berdua untuk pada saatnya
memimpin Indonesia lima tahun mendatang. Saya menyambut baik dan mendukung
penuh komitmen dan tekat mulia bapak berdua untuk memimpin dan mengayomi rakyat
Indonesia secara adil tanpa kecuali. Semoga Allah meridoi dan semoga sejarah
menorehkan tinta emas,” ungkapnya.

Selain itu, SBY juga menyambut baik akhirnya Prabowo Subianto
dan Sandiaga Uno memutuskan adanya dugaan kecurangan ini dibawa ke Mahkamah
Konstitusi (MK).

“Pak Prabowo apapun hasil dari gugatan bapak ke MK nanti sejarah
akan mencatat. Bapak adalah seorang konstitusionalis. Serta orang yang
menghormati pranata hukum, juga champion of democracy. Sebuah legacy yang akan
dikenang dengan indahnya oleh generasi mendatang,” ungkap SBY.

Baca Juga :  Tangkap 37 Teroris di 10 Provinsi, Polisi: Sebagian Besar Kelompok JI

Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf
Amin, Irma Suryani Chaniago menyambut baik pengakuan kemenangan dari PAN dan
Partai Demokrat ini.

Menurut Irma, sikap PAN dan Demokrat ini demi bangsa dan negara.
Sehingga mereka ingin ikut menyukseskan pemerintahan yang dipimpin oleh
Jokowi-Ma’ruf Amin ke depan.

‎”Ya alhamdulilah. Kita berterima kasih, itu artinya mereka
berpikir untuk bangsa dan negara. Berpikir untuk kemaslahatan bangsa ini ke
depan,” tuturnya.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia
(UAI), Ujang Komarudin mengatakan memang semua pihak harus menghormati siapapun
pemenang Pilpres 2019 ini.

“Mengakui kemenangan kubu lawan itu menjadi bagian penting dalam
proses demokrasi. Ini yang harus kita hormati. Di negara maju seperti Amerika
ketika sudah ditetapkan lembaga berwenang proses ucapan selamat pun diberikan,
dan menghormati kemenangan harus dilakukan,” kata Ujang.

Para ketua umum partai juga sebaiknya mendinginkan suasana yang
panas saat ini. Misalnya memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-Ma’ruf Amin.
Apabila ada dugaan pelanggaran maka ada aturan mainnya dengan membawanya ke MK.

“Ini untuk meredam suasana-suasana yang tidak diinginkan,
Indonesia ini kan ingin membangun ekonomi dan politik yang stabil. Kalau
suasana panas terus kapan Indonesia bisa membangun,” katanya.

Baca Juga :  Menko: RS Penuh, Hotel Bintang 2 dan 3 Digunakan Fasilitasi Covid-19

“Artinya yang diucapkan oleh SBY dan Zulkifli Hasan adalah
kedewasaan politik. Untuk membangun bangsa yang lebih baik ke depannya,”
pungkasnya.

Sekadar informasi dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU,
Jakarta, Selasa (21/5) dini hari, hasilnya pasangan calon nomor urut 01
Jokowi-Ma’ruf unggul dengan selisih sekitar 16,5 juta suara dari paslon
Prabowo-Sandi.

Pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf diketahui memperoleh
suara sebesar 85 juta (55,41 persen) unggul di 21 provinsi dari rivalnya.
Sedangkan paslon Prabowo-Sandi memperoleh 68 juta (44,59 persen) suara dan
unggul hanya di 13 provinsi dari petahana.

Sebagaimana diketahui, paslon Jokowi-Ma’ruf unggul dari rivalnya
di provinsi, Bali, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Yogyakarta dan Kalimantan Timur.

Selain itu, petahana juga unggul di provinsi Lampung, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua
Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku, dan Papua.

Sementara itu, pasangan calon nomor urut 02 hanya unggul di
provinsi Bengkulu, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Jambi, Sumatera Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Banten, NTB, Aceh, Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, dan Riau.(jpc)

Pasangan Jokowi-Ma’ruf dalam rekapitulasi penghitungan KPU mengungguli
pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal ini pun menjadikan dua ketua umum
mengakui kemenangan Jokowi.

Misalnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli
Hasan yang mengakui kemenangan yang diperoleh oleh Jokowi-Ma’ruf Amin dalam
pilpres. “Iya kita (PAN) mengakui kemenangan Pak Jokowi. Soal pilpres, kami
akui hasil KPU,” ujar Zulkifli Hasan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/5).

Senada dengan Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengucapkan selamat kepada pasangan nomor urut 01
ini, karena diberikan kepercayaan kepada rakyat menjadi kepala negara.

“Yang telah diberikan kepada bapak berdua untuk pada saatnya
memimpin Indonesia lima tahun mendatang. Saya menyambut baik dan mendukung
penuh komitmen dan tekat mulia bapak berdua untuk memimpin dan mengayomi rakyat
Indonesia secara adil tanpa kecuali. Semoga Allah meridoi dan semoga sejarah
menorehkan tinta emas,” ungkapnya.

Selain itu, SBY juga menyambut baik akhirnya Prabowo Subianto
dan Sandiaga Uno memutuskan adanya dugaan kecurangan ini dibawa ke Mahkamah
Konstitusi (MK).

“Pak Prabowo apapun hasil dari gugatan bapak ke MK nanti sejarah
akan mencatat. Bapak adalah seorang konstitusionalis. Serta orang yang
menghormati pranata hukum, juga champion of democracy. Sebuah legacy yang akan
dikenang dengan indahnya oleh generasi mendatang,” ungkap SBY.

Baca Juga :  Tangkap 37 Teroris di 10 Provinsi, Polisi: Sebagian Besar Kelompok JI

Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf
Amin, Irma Suryani Chaniago menyambut baik pengakuan kemenangan dari PAN dan
Partai Demokrat ini.

Menurut Irma, sikap PAN dan Demokrat ini demi bangsa dan negara.
Sehingga mereka ingin ikut menyukseskan pemerintahan yang dipimpin oleh
Jokowi-Ma’ruf Amin ke depan.

‎”Ya alhamdulilah. Kita berterima kasih, itu artinya mereka
berpikir untuk bangsa dan negara. Berpikir untuk kemaslahatan bangsa ini ke
depan,” tuturnya.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia
(UAI), Ujang Komarudin mengatakan memang semua pihak harus menghormati siapapun
pemenang Pilpres 2019 ini.

“Mengakui kemenangan kubu lawan itu menjadi bagian penting dalam
proses demokrasi. Ini yang harus kita hormati. Di negara maju seperti Amerika
ketika sudah ditetapkan lembaga berwenang proses ucapan selamat pun diberikan,
dan menghormati kemenangan harus dilakukan,” kata Ujang.

Para ketua umum partai juga sebaiknya mendinginkan suasana yang
panas saat ini. Misalnya memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-Ma’ruf Amin.
Apabila ada dugaan pelanggaran maka ada aturan mainnya dengan membawanya ke MK.

“Ini untuk meredam suasana-suasana yang tidak diinginkan,
Indonesia ini kan ingin membangun ekonomi dan politik yang stabil. Kalau
suasana panas terus kapan Indonesia bisa membangun,” katanya.

Baca Juga :  Menko: RS Penuh, Hotel Bintang 2 dan 3 Digunakan Fasilitasi Covid-19

“Artinya yang diucapkan oleh SBY dan Zulkifli Hasan adalah
kedewasaan politik. Untuk membangun bangsa yang lebih baik ke depannya,”
pungkasnya.

Sekadar informasi dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU,
Jakarta, Selasa (21/5) dini hari, hasilnya pasangan calon nomor urut 01
Jokowi-Ma’ruf unggul dengan selisih sekitar 16,5 juta suara dari paslon
Prabowo-Sandi.

Pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf diketahui memperoleh
suara sebesar 85 juta (55,41 persen) unggul di 21 provinsi dari rivalnya.
Sedangkan paslon Prabowo-Sandi memperoleh 68 juta (44,59 persen) suara dan
unggul hanya di 13 provinsi dari petahana.

Sebagaimana diketahui, paslon Jokowi-Ma’ruf unggul dari rivalnya
di provinsi, Bali, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Yogyakarta dan Kalimantan Timur.

Selain itu, petahana juga unggul di provinsi Lampung, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua
Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku, dan Papua.

Sementara itu, pasangan calon nomor urut 02 hanya unggul di
provinsi Bengkulu, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Jambi, Sumatera Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Banten, NTB, Aceh, Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, dan Riau.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru