30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Luhut: Januari 2022, Kita Sudah Masuk Endemi Covid-19 Asal…

PROKALTENG.CO – Pemerintah menyiapkan langkah strategis mengatasi gelombang ketiga Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan, pandemi Covid-19 di Indonesia bisa segera berubah menjadi endemi tahun depan.

Tapi Luhut mengingatkan, itu bisa terjadi jika Indonesia bisa melewati libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan baik. “Kalau kita bisa melampaui Nataru, Januari saya pikir sudah masuk pada endemi,” ujarnya, kemarin.

Tak hanya itu, prediksi ini juga diperkuat karena kemungkinan obat antivirus untuk Covid-19 seperti Molnupiravir, akan segera tersedia.

Menurut Luhut, Presiden Jokowi menekankan kepada jajarannya, termasuk dirinya, untuk betul-betul berhati-hati menyiapkan seluruh langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat libur Nataru.

“Karena itu, kami akan melakukan beberapa rapat terkait ini, terutama mendorong penggunaan PeduliLindungi dan vaksinasi,” imbuhnya.

Saat ini, pemerintah tengah mendiskusikan Molnupiravir buatan Merck. Selain itu, saat ini juga terdapat obat Prosultiamine yang juga sedang dalam tahap uji coba klinis di Indonesia.

Baca Juga :  Ngeri! Hasil Tes Acak 6.742 Pemudik, 4.123 Orang Positif Covid

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui, pemerintah tengah gencar mencari obat Covid-19 hingga ke Amerika Serikat (AS). Upaya itu diyakini mempercepat Indonesia keluar dari pandemi Covid-19.

“Kalau kita sudah melengkapi vaksin dengan obat-obatan, diharapkan transisi dari pandemi ke endemi bisa lebih cepat,” tuturnya.

Menurut dia, banyak perkembangan jenis obat Covid-19 baru yang menjanjikan. Saat ini, pemerintah juga tengah melakukan uji klinis beberapa obat-obatan. Terutama, yang masuk kategori monoclonal antibody, bamlanivimab dan etesevimab.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini menyatakan, selain Molnupiravir, pemerintah mempelajari AT-527 yang dikembangkan Roche dan Athea. Juga, mendalami Proxalutamide produksi Kintor dari China.

“Obat yang promising kami tawarkan uji klinis tahap tiga di Indonesia, sehingga lebih cepat mendapat kecocokan obat-obatan Covid-19 agar bisa digunakan ke rakyat,” terangnya.

Baca Juga :  Laporan Terhadap Abu Janda, DPR: Saatnya Polri Buktikan Tak Tebang Pil

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, cakupan vaksinasi, obat-obatan dan protokol kesehatan merupakan komponen penyokong yang dapat mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi di Tanah Air.

“Sinergi vaksin, obat dan protokol kesehatan itu bisa menurunkan derajat pandemi jadi endemi,” ujar Erlina.

Saat ini, dia menilai, Indonesia semakin mendekati pada situasi endemi. Ini dibuktikan dengan cakupan vaksinasi yang semakin bertambah. Kesadaran masyarakat terhadap prokes yang kian tinggi, serta angka kasus terkonfirmasi harian di bawah 1.000 kasus.

Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, mengapresiasi capaian vaksinasi yang diperkirakan menembus 300 juta suntikan pada akhir 2021.

Dia menyatakan, ketersediaan obat-obatan bagi perawatan pasien Covid-19 juga diperlukan. “Saat ini beberapa produk obat antivirus sudah dalam tahap uji klinis fase 3,” imbuhnya.

PROKALTENG.CO – Pemerintah menyiapkan langkah strategis mengatasi gelombang ketiga Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan, pandemi Covid-19 di Indonesia bisa segera berubah menjadi endemi tahun depan.

Tapi Luhut mengingatkan, itu bisa terjadi jika Indonesia bisa melewati libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan baik. “Kalau kita bisa melampaui Nataru, Januari saya pikir sudah masuk pada endemi,” ujarnya, kemarin.

Tak hanya itu, prediksi ini juga diperkuat karena kemungkinan obat antivirus untuk Covid-19 seperti Molnupiravir, akan segera tersedia.

Menurut Luhut, Presiden Jokowi menekankan kepada jajarannya, termasuk dirinya, untuk betul-betul berhati-hati menyiapkan seluruh langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat libur Nataru.

“Karena itu, kami akan melakukan beberapa rapat terkait ini, terutama mendorong penggunaan PeduliLindungi dan vaksinasi,” imbuhnya.

Saat ini, pemerintah tengah mendiskusikan Molnupiravir buatan Merck. Selain itu, saat ini juga terdapat obat Prosultiamine yang juga sedang dalam tahap uji coba klinis di Indonesia.

Baca Juga :  Ngeri! Hasil Tes Acak 6.742 Pemudik, 4.123 Orang Positif Covid

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui, pemerintah tengah gencar mencari obat Covid-19 hingga ke Amerika Serikat (AS). Upaya itu diyakini mempercepat Indonesia keluar dari pandemi Covid-19.

“Kalau kita sudah melengkapi vaksin dengan obat-obatan, diharapkan transisi dari pandemi ke endemi bisa lebih cepat,” tuturnya.

Menurut dia, banyak perkembangan jenis obat Covid-19 baru yang menjanjikan. Saat ini, pemerintah juga tengah melakukan uji klinis beberapa obat-obatan. Terutama, yang masuk kategori monoclonal antibody, bamlanivimab dan etesevimab.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini menyatakan, selain Molnupiravir, pemerintah mempelajari AT-527 yang dikembangkan Roche dan Athea. Juga, mendalami Proxalutamide produksi Kintor dari China.

“Obat yang promising kami tawarkan uji klinis tahap tiga di Indonesia, sehingga lebih cepat mendapat kecocokan obat-obatan Covid-19 agar bisa digunakan ke rakyat,” terangnya.

Baca Juga :  Laporan Terhadap Abu Janda, DPR: Saatnya Polri Buktikan Tak Tebang Pil

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, cakupan vaksinasi, obat-obatan dan protokol kesehatan merupakan komponen penyokong yang dapat mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi di Tanah Air.

“Sinergi vaksin, obat dan protokol kesehatan itu bisa menurunkan derajat pandemi jadi endemi,” ujar Erlina.

Saat ini, dia menilai, Indonesia semakin mendekati pada situasi endemi. Ini dibuktikan dengan cakupan vaksinasi yang semakin bertambah. Kesadaran masyarakat terhadap prokes yang kian tinggi, serta angka kasus terkonfirmasi harian di bawah 1.000 kasus.

Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, mengapresiasi capaian vaksinasi yang diperkirakan menembus 300 juta suntikan pada akhir 2021.

Dia menyatakan, ketersediaan obat-obatan bagi perawatan pasien Covid-19 juga diperlukan. “Saat ini beberapa produk obat antivirus sudah dalam tahap uji klinis fase 3,” imbuhnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru