27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Polisi Sita Senjata dan Tembak Mati 2 Personel Tentara OPM

Ratusan peluru,
1 senjata rakitan, 3 busur, dan 90 anak panah. Itulah sebagian barang yang
berhasil disita tim gabungan TNI-Polri dari salah satu persembunyian kelompok
kriminal bersenjata (KKB) di Mimika, Papua.

Dua anggota KKB juga ditembak mati dalam penegakan hukum Kamis
malam lalu itu (9/4). ”Keduanya ditembak lantaran melakukan perlawanan dan
hendak menembak petugas. Sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur,” tutur
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Era Adhinata melalui rilis yang diterima kepada Cenderawasih
Pos
 kemarin (10/4).

Selain itu, lanjut Era, seorang anggota KKB yang berinisial IS
diamankan dari tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan beberapa personel KKB
lainnya lari ke hutan dengan membawa empat senjata tanpa membawa barang-barang
lain.

Baca Juga :  Sri Mulyani Pastikan Anggaran Pemindahan Ibu Kota Tak Bebani APBN

Dari Jayapura, Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal
menambahkan, selain peluru, senjata, busur, dan anak panah, disita pula 20
handphone, 2 handie-talkie, 3 bendera ”Bintang Kejora”, dan 3 kapak. ”Ada juga
tujuh senapan angin.”

Kamal menyebutkan, penyergapan Kamis malam lalu itu bermula dari
penangkapan enam pemasok logistik KKB. ”Saat didalami, mengarah pada kamp atau
tempat persembunyian KKB,” terangnya.

Era mengatakan, kamp di Jalan Trans-Nabire, Kampung Jayanti,
Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, itu merupakan persembunyian KKB yang telah
melakukan penembakan di kantor OB 1 kompleks PT Freeport Indonesia di Kuala
Kencana. Kejadian tersebut berlangsung 30 Maret lalu.

Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua
Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menampik bahwa dua orang
yang ditembak aparat merupakan anggota organisasinya. Menurut dia, sangat
mungkin yang tertembak itu warga biasa. ”Mungkin orang sipil itu,” jelasnya
saat dihubungi Jawa Pos kemarin.

Baca Juga :  Ketua KPK Firli Bahuri Terbukti Bersalah Langgar Kode Etik

Kendati begitu, Sebby mengakui hingga saat ini belum mendapatkan
informasi dari anggota TPNPB-OPM di lapangan. Yang pasti, TPNPB-OPM yang oleh
pemerintah disebut KKB akan terus melakukan perlawanan.

Dia mengatakan, seperti sebelumnya, perang akan terus dilakukan
untuk mencapai tujuan, yakni referendum bisa dihelat di Papua. ”Ditengahi oleh
PBB,” papar lelaki yang pernah berkuliah di salah satu universitas di
Jogjakarta tersebut.

Sementara itu, Era menyatakan bahwa pihaknya sudah dapat
memetakan lokasi-lokasi kelompok tersebut beserta jaringannya.
 

 

 

Ratusan peluru,
1 senjata rakitan, 3 busur, dan 90 anak panah. Itulah sebagian barang yang
berhasil disita tim gabungan TNI-Polri dari salah satu persembunyian kelompok
kriminal bersenjata (KKB) di Mimika, Papua.

Dua anggota KKB juga ditembak mati dalam penegakan hukum Kamis
malam lalu itu (9/4). ”Keduanya ditembak lantaran melakukan perlawanan dan
hendak menembak petugas. Sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur,” tutur
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Era Adhinata melalui rilis yang diterima kepada Cenderawasih
Pos
 kemarin (10/4).

Selain itu, lanjut Era, seorang anggota KKB yang berinisial IS
diamankan dari tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan beberapa personel KKB
lainnya lari ke hutan dengan membawa empat senjata tanpa membawa barang-barang
lain.

Baca Juga :  Sri Mulyani Pastikan Anggaran Pemindahan Ibu Kota Tak Bebani APBN

Dari Jayapura, Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal
menambahkan, selain peluru, senjata, busur, dan anak panah, disita pula 20
handphone, 2 handie-talkie, 3 bendera ”Bintang Kejora”, dan 3 kapak. ”Ada juga
tujuh senapan angin.”

Kamal menyebutkan, penyergapan Kamis malam lalu itu bermula dari
penangkapan enam pemasok logistik KKB. ”Saat didalami, mengarah pada kamp atau
tempat persembunyian KKB,” terangnya.

Era mengatakan, kamp di Jalan Trans-Nabire, Kampung Jayanti,
Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, itu merupakan persembunyian KKB yang telah
melakukan penembakan di kantor OB 1 kompleks PT Freeport Indonesia di Kuala
Kencana. Kejadian tersebut berlangsung 30 Maret lalu.

Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua
Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menampik bahwa dua orang
yang ditembak aparat merupakan anggota organisasinya. Menurut dia, sangat
mungkin yang tertembak itu warga biasa. ”Mungkin orang sipil itu,” jelasnya
saat dihubungi Jawa Pos kemarin.

Baca Juga :  Ketua KPK Firli Bahuri Terbukti Bersalah Langgar Kode Etik

Kendati begitu, Sebby mengakui hingga saat ini belum mendapatkan
informasi dari anggota TPNPB-OPM di lapangan. Yang pasti, TPNPB-OPM yang oleh
pemerintah disebut KKB akan terus melakukan perlawanan.

Dia mengatakan, seperti sebelumnya, perang akan terus dilakukan
untuk mencapai tujuan, yakni referendum bisa dihelat di Papua. ”Ditengahi oleh
PBB,” papar lelaki yang pernah berkuliah di salah satu universitas di
Jogjakarta tersebut.

Sementara itu, Era menyatakan bahwa pihaknya sudah dapat
memetakan lokasi-lokasi kelompok tersebut beserta jaringannya.
 

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru