26.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Raja dan Ratu Belanda Kembalikan Keris Kiai Naga Siluman Milik Pangera

BOGOR – Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta
Cerruti meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas kekerasan yang dilakukan pada
masa penjajahan. Sebagai wujud penyesalan, pemerintah Belanda mengembalikan
keris milik pahlawan nasional Pangeran Diponegoro.

Sejak 1831, pusaka tradisional Jawa
tersebut sudah berada di tangan pemerintah Belanda. Pada Selasa (10/3) kemarin,
untuk kali pertama, keris itu dipamerkan di Istana Bogor, Jawa Barat.

Keris yang dinamai Kiai Naga
Siluman tersebut dikabarkan sempat hilang. Sampai akhirnya ditemukan di Museum
Volkenkunde, Leiden, Belanda. Setelah melalui penelitian panjang dan oleh ahli
dari kedua negara, dipastikan bahwa keris itu benar milik Pangeran Diponegoro.

Pusaka tersebut diperoleh
Pemerintah Belanda saat penangkapan Pangeran Diponegoro antara 1825-1830.
Adalah Kolonel Jan-Baptist Cleerens yang memberikan keris itu sebagai hadiah
kepada Raja Willem I pada tahun 1831.

Keris itu dibawa bersama
rombongan Raja Willem Alexander dan Ratu Máxima yang melakukan kunjungan resmi
ke Istana Bogor. “Momentum kunjungan ini, menjadi kesempatan Pemerintah Belanda
mengembalikan benda pusaka tersebut kepada Indonesia. Ini merupakan kesempatan
yang baik untuk bekerja bersama dan menjalin hubungan masa depan antara
Indonesia dan Belanda,” kata Raja Willem di Istana Bogor, Selasa (10/3)
kemarin.

Keris berwarna hitam dengan
ukiran berlapis emas itu sempat dikabarkan hilang. “Saya turut bahagia. Setelah
melalui penelitian mendalam dan diperkuat ahli Belanda dan Indonesia, keris
inilah yang selama ini dicari-cari. Sekarang keris ini sudah kembali ke negeri
asalnya Indonesia,” jelasnya. Kiai Naga Siluman itu berada di Belanda selama
189 tahun.

Baca Juga :  KNKT Mulai Unduh Data Penerbangan Sriwijaya Air pada Black Box FDR

Raja Willem mengatakan setelah
diumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, terjadi sebuah
perpisahan yang menyakitkan. Selain itu, banyak korban jiwa. Karena itulah,
Pemerintah Belanda merasa perlu menyampaikan permohonan maaf. “Saya melakukan
ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga
yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini,” imbuhnya.

Menurutnya, banyak orang di
Belanda memiliki ikatan yang kuat dengan Indonesia. Dalam kunjungannya selama
empat hari, Raja dan Ratu Belanda mengaku sangat ingin menikmati suasana di
Indonesia. “Kunjungan kami mempunyai program yang menarik dan berorientasi ke
masa depan. Masa lalu tidak bisa dihapus. Tetapi, perlu diakui setiap generasi
pada waktunya,” ucapnya.

menyambut gembira dikembalikannya
keris milik Pangeran Diponegoro ke Indonesia. Menurut Kepala Negara, keris
milik Pangeran Diponegoro itu sudah lama dicari. “Pemerintah Indonesia senang
dan menyambut baik kembalinya keris ini. Semoga ke depan, Indonesia dan Belanda
bisa menjalin kerjasama lebih baik,” kata Jokowi.

Usai memberikan pernyataan
bersama, Jokowi dan Raja Willem melihat keris yang disimpan dalam kotak kaca
tersebut. Keduanya berfoto bersama dengan latar keris Pangeran Diponegoro.
Keris tersebut resmi diterima pemerintah Indonesia. Selanjutnya akan disimpan
di museum.

Baca Juga :  25,4 juta Pelaku UMKM Dapatkan Kucuran KUR BRI

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno
LP Marsudi menyebut pemulangan keris milik Pangeran Diponegoro memerlukan
proses yang panjang dan lama. “Proses pengembalian keris Diponegoro ini sebenarnya
sudah cukup lama,” ujar Retno di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3).

Proses yang dijalani di antaranya
penelitian untuk memastikan keabsahan bahwa benar keris tersebut adalah milik
Pangeran Diponegoro. Penelitian dilakukan oleh dua pihak. Yakni Indonesia dan
Belanda secara bersama-sama. “Kita melakukan penelitian bersama untuk
betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah memang milik Pangeran
Diponegoro,” imbuhnya.

Proses terakhir beberapa pekan
sebelum kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia. Dari Indonesia mengirim
tim khusus ke Belanda untuk melakukan konfirmasi dan pengecekan. “Beberapa
minggu sebelum kunjungan, kita juga mengirimkan tim. Ada Dirjen Kebudayaan
karena saya berkonsultasi juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” imbuh
Retno.

Mendikbud Nadiem Makarin mengutus
Dirjen Kebudayaan bersama ahli dari Indonesia untuk melakukan pengecekan.
Selanjutnya, dikonfirmasi secara resmi bahwa keris itu milik Pangeran Diponegoro.
Rencananya keris tersebut akan disimpan di museum.(rh/fin/kpc)

BOGOR – Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta
Cerruti meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas kekerasan yang dilakukan pada
masa penjajahan. Sebagai wujud penyesalan, pemerintah Belanda mengembalikan
keris milik pahlawan nasional Pangeran Diponegoro.

Sejak 1831, pusaka tradisional Jawa
tersebut sudah berada di tangan pemerintah Belanda. Pada Selasa (10/3) kemarin,
untuk kali pertama, keris itu dipamerkan di Istana Bogor, Jawa Barat.

Keris yang dinamai Kiai Naga
Siluman tersebut dikabarkan sempat hilang. Sampai akhirnya ditemukan di Museum
Volkenkunde, Leiden, Belanda. Setelah melalui penelitian panjang dan oleh ahli
dari kedua negara, dipastikan bahwa keris itu benar milik Pangeran Diponegoro.

Pusaka tersebut diperoleh
Pemerintah Belanda saat penangkapan Pangeran Diponegoro antara 1825-1830.
Adalah Kolonel Jan-Baptist Cleerens yang memberikan keris itu sebagai hadiah
kepada Raja Willem I pada tahun 1831.

Keris itu dibawa bersama
rombongan Raja Willem Alexander dan Ratu Máxima yang melakukan kunjungan resmi
ke Istana Bogor. “Momentum kunjungan ini, menjadi kesempatan Pemerintah Belanda
mengembalikan benda pusaka tersebut kepada Indonesia. Ini merupakan kesempatan
yang baik untuk bekerja bersama dan menjalin hubungan masa depan antara
Indonesia dan Belanda,” kata Raja Willem di Istana Bogor, Selasa (10/3)
kemarin.

Keris berwarna hitam dengan
ukiran berlapis emas itu sempat dikabarkan hilang. “Saya turut bahagia. Setelah
melalui penelitian mendalam dan diperkuat ahli Belanda dan Indonesia, keris
inilah yang selama ini dicari-cari. Sekarang keris ini sudah kembali ke negeri
asalnya Indonesia,” jelasnya. Kiai Naga Siluman itu berada di Belanda selama
189 tahun.

Baca Juga :  KNKT Mulai Unduh Data Penerbangan Sriwijaya Air pada Black Box FDR

Raja Willem mengatakan setelah
diumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, terjadi sebuah
perpisahan yang menyakitkan. Selain itu, banyak korban jiwa. Karena itulah,
Pemerintah Belanda merasa perlu menyampaikan permohonan maaf. “Saya melakukan
ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga
yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini,” imbuhnya.

Menurutnya, banyak orang di
Belanda memiliki ikatan yang kuat dengan Indonesia. Dalam kunjungannya selama
empat hari, Raja dan Ratu Belanda mengaku sangat ingin menikmati suasana di
Indonesia. “Kunjungan kami mempunyai program yang menarik dan berorientasi ke
masa depan. Masa lalu tidak bisa dihapus. Tetapi, perlu diakui setiap generasi
pada waktunya,” ucapnya.

menyambut gembira dikembalikannya
keris milik Pangeran Diponegoro ke Indonesia. Menurut Kepala Negara, keris
milik Pangeran Diponegoro itu sudah lama dicari. “Pemerintah Indonesia senang
dan menyambut baik kembalinya keris ini. Semoga ke depan, Indonesia dan Belanda
bisa menjalin kerjasama lebih baik,” kata Jokowi.

Usai memberikan pernyataan
bersama, Jokowi dan Raja Willem melihat keris yang disimpan dalam kotak kaca
tersebut. Keduanya berfoto bersama dengan latar keris Pangeran Diponegoro.
Keris tersebut resmi diterima pemerintah Indonesia. Selanjutnya akan disimpan
di museum.

Baca Juga :  25,4 juta Pelaku UMKM Dapatkan Kucuran KUR BRI

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno
LP Marsudi menyebut pemulangan keris milik Pangeran Diponegoro memerlukan
proses yang panjang dan lama. “Proses pengembalian keris Diponegoro ini sebenarnya
sudah cukup lama,” ujar Retno di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3).

Proses yang dijalani di antaranya
penelitian untuk memastikan keabsahan bahwa benar keris tersebut adalah milik
Pangeran Diponegoro. Penelitian dilakukan oleh dua pihak. Yakni Indonesia dan
Belanda secara bersama-sama. “Kita melakukan penelitian bersama untuk
betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah memang milik Pangeran
Diponegoro,” imbuhnya.

Proses terakhir beberapa pekan
sebelum kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia. Dari Indonesia mengirim
tim khusus ke Belanda untuk melakukan konfirmasi dan pengecekan. “Beberapa
minggu sebelum kunjungan, kita juga mengirimkan tim. Ada Dirjen Kebudayaan
karena saya berkonsultasi juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” imbuh
Retno.

Mendikbud Nadiem Makarin mengutus
Dirjen Kebudayaan bersama ahli dari Indonesia untuk melakukan pengecekan.
Selanjutnya, dikonfirmasi secara resmi bahwa keris itu milik Pangeran Diponegoro.
Rencananya keris tersebut akan disimpan di museum.(rh/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru