26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gus Kikin, Calon Penerus Tebuireng Dikader Langsung oleh Gus Sholah

Luasnya hanya
sekitar 3 x 3 meter. Tapi, sejarah yang dikandung ruangan di bagian tengah
kediaman pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu begitu jembar. Menjulur
seturut eksistensi panjang ponpes yang berada di Jombang, Jawa Timur, tersebut.

Ruangan bercat putih itu dulu dipakai KH Hasyim Asy’ari, pendiri
Ponpes Tebuireng sekaligus Nahdlatul Ulama, beristirahat.

Dan, di situ pula KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah biasa
bermunajat.

Nur Rokhim, abdi dalem Gus Sholah, menceritakan, saat Gus Sholah
diamanahi sebagai pengasuh Ponpes Tebuireng, ruangan tersebut beserta kediaman
KH Hasyim Asy’ari memang direnovasi. Namun, suasana ruangan kecil itu dibiarkan
seperti dulu. ’’Hanya dikeramik dan ditinggikan langit-langitnya,’’ ujar Cak
Nur, sapaan akrab Nur Rokhim, kepada Jawa Pos, Senin (3/2).

Bersama Cak Nur, Jawa Pos sempat mengintip isi ruangan yang
pintunya terhubung dengan ruang utama itu. Tampak terpampang foto KH Hasyim
Asy’ari cetakan pertama. Masih asli dan bukan foto reproduksi. Foto tersebut
diambil ketika pendiri Nahdlatul Ulama itu sedang berdiskusi dengan orang
Jepang.

Ada dua kursi dan satu meja kecil di dalamnya. Juga, dipan dan
kasur kecil berukuran 1,5 x 2 meter. Beberapa buku tentang perjuangan KH Hasyim
Asy’ari dan KH Wahid Hasyim, putranya yang juga ayah Gus Sholah, tertata rapi
di rak kecil di sebelah selatan.

Cak Nur menyebutkan, tidak sembarang orang boleh masuk kamar
tersebut. Hanya zuriah atau anggota keluarga dan tamu kenegaraan yang diizinkan
masuk. Termasuk abdi dalem yang memang bertugas membersihkannya. Presiden Joko
Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kata Cak Nur, pernah masuk ke
ruangan tersebut di waktu berbeda. Sekitar akhir 2018.

Dua tokoh nasional tersebut saat itu bertarung dalam pemilihan
umum presiden. Masing-masing bermunajat selama 10 menit. Gus Sholah ikut
mendampingi di dalam.

Santri Tebuireng angkatan 1998 itu mengungkapkan, ruangan
tersebut sering kali dipakai Gus Sholah bermunajat pada sepertiga malam.
Khususnya saat Ramadan. Hampir setiap malam, adik kandung Gus Dur itu selalu
menghabiskan waktu di ruangan tersebut. Mulai pukul 03.00 sampai azan Subuh
berkumandang.

Baca Juga :  BMKG Prakirakan Wilayah Indonesia Diguyur Hujan Intensitas Lebat

Menurut Cak Nur, kediaman tempat ruangan itu berada memang
dikhususkan bagi para pengasuh ponpes dari masa ke masa. Mulai KH Hasyim
Asy’ari sampai Gus Sholah yang tercatat sebagai pengasuh ketujuh Ponpes
Tebuireng. ’’Seperti rumah dinas,’’ katanya.

Bapak satu anak itu mengabdi kepada Gus Sholah sejak 2006.
Namun, sebelum Gus Sholah, Cak Nur sejatinya sering membantu mengurus kediaman
saat Ponpes Tebuireng diasuh KH Yusuf Hasyim, putra ke-10 KH Hasyim Asy’ari.

Banyak pelajaran yang secara tidak langsung didapat Cak Nur dari
Gus Sholah. Khususnya terkait dengan kedisiplinan.

Penerus Gus Sholah

Setelah Gus Sholah berpulang pada Minggu malam lalu (2/2), siapa
yang akan memegang tampuk kepemimpinan di Tebuireng? KH Fahmi Amrullah alias
Gus Fahmi, sekretaris majelis keluarga, menyatakan, sosok yang bakal
menggantikan Gus Sholah mengasuh Ponpes Tebuireng sudah disiapkan. Sosok yang
dimaksud adalah KH Abdul Hakim Mahfudz. Hal itu, kata Gus Fahmi, diputuskan
dalam rapat majelis keluarga.

Secara garis keturunan, kiai yang biasa dipanggil Gus Kikin tersebut
merupakan anak KH Machfud Anwar Mansyur dan Nyai Abidah Ma’sum. Nyai Abidah
merupakan putri KH Ma’sum Ali dan Hj Khoriyah Hasyim. Jadi, Gus Kikin merupakan
cicit Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Gus Fahmi mengatakan, Gus Kikin dipercaya sebagai wakil pengasuh
ponpes sejak 2016. Itu merupakan amanah langsung dari Gus Sholah. ’’Karena
sebelumnya tidak ada (wakil pengasuh, Red),’’ ujar kiai yang merupakan cucu Hj
Khodijah Hasyim, anak ke-13 KH Hasyim Asy’ari, itu.

Selama ini, calon pengganti pengasuh selalu ditunjuk pengasuh
sebelumnya sebelum wafat. Nah, pada 2016, Gus Sholah menunjuk tiga ulama
sebagai wakil pengasuh.

Karena dianggap kurang efektif, jumlah wakil pengasuh dikurangi
menjadi satu orang saja. ’’Yang lainnya tetap ada di pondok, semacam direktur
bidang. Ada beberapa bidang yang dinaungi,’’ terangnya.

Meski sudah ditunjuk Gus Sholah, calon pengasuh baru nanti tetap
dimusyawarahkan bersama anggota majelis keluarga. Ada sembilan orang yang
merupakan perwakilan keluarga masing-masing.

Sembilan tokoh ulama yang merupakan anggota majelis keluarga
itu, antara lain, KH Abdul Hadi. Ulama yang biasa disapa Gus Didik itu
merupakan zuriah dari jalur Nyai Aisyah, putri KH Hasyim Asy’ari. Kemudian, KH
Abdul Haq alias Gus Iqbal yang merupakan zuriah dari keturunan Nyai Aisyah yang
juga putri Kiai Hasyim.

Baca Juga :  Tito: Kelompok Pengacau di Papua Punya Jaringanan Internasional

Selanjutnya, KH Kholiq Tsani alias Gus Aing yang merupakan
keturunan KH Kholiq Hasyim. Lalu, KH Umar Wahid yang merupakan adik kandung Gus
Sholah dan KH Hasyim Karim. ’’Beliau (Kiai Hasyim Karim, Red) merupakan ketua
majelis,’’ kata Gus Fahmi.

Selain itu, ada Gus Irfan Yusuf yang merupakan putra KH Yusuf
Hasyim serta Nyai Qurotul Aini yang merupakan keturunan Nyai Fatimah Hasyim.
’’Gus Kikin itu juga anggota majelis dari jalur Nyai Khoiriyah Hasyim. Yang
terakhir saya sendiri dari Nyai Khodijah Hasyim,’’ papar Gus Fahmi.

Di sisi lain, Gus Kikin merasa dikader langsung oleh Gus Sholah.
Sejak ditunjuk sebagai wakil pengasuh, Gus Kikin mengaku kerap diberi amanah
ketika Gus Sholah berhalangan. Salah satunya menerima tamu dari berbagai
kalangan. Mulai para ulama sampai pejabat negara.

Sejak 2016, Gus Kikin diminta tinggal di ndalem kasepuhan,
kediaman pengasuh. Sedangkan Gus Sholah tinggal di rumah yang berlokasi di
dekat kompleks maqbaroh atau makam keluarga KH Hasyim Asy’ari.

’’Sejak empat tahun terakhir, Gus Sholah sering menjalani
perawatan di rumah sakit. Akhirnya, dalam musyawarah keluarga memutuskan saya
sebagai wakil pengasuh,’’ kata Gus Kikin.

Tidak hanya menerima tamu kenegaraan maupun para ulama, Gus
Kikin juga pernah diminta meresmikan beberapa cabang Ponpes Tebuireng di luar
pulau. Salah satunya peletakan batu pertama ponpes di Samarinda, Kalimantan
Timur, pada September 2019. ’’Terakhir kami meresmikan satu cabang di sana,’’
kenangnya.

Gus Kikin mengaku sangat kehilangan sosok Gus Sholah yang
dikenal sangat disiplin dan tepat waktu. Setiap ada janji bertemu atau menerima
tamu, Gus Sholah datang lebih awal. Jadi, ketika tamunya datang, Gus Sholah
sudah duduk di kursi ruang tamu ndalem kasepuhan.(jpc)

 

Luasnya hanya
sekitar 3 x 3 meter. Tapi, sejarah yang dikandung ruangan di bagian tengah
kediaman pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu begitu jembar. Menjulur
seturut eksistensi panjang ponpes yang berada di Jombang, Jawa Timur, tersebut.

Ruangan bercat putih itu dulu dipakai KH Hasyim Asy’ari, pendiri
Ponpes Tebuireng sekaligus Nahdlatul Ulama, beristirahat.

Dan, di situ pula KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah biasa
bermunajat.

Nur Rokhim, abdi dalem Gus Sholah, menceritakan, saat Gus Sholah
diamanahi sebagai pengasuh Ponpes Tebuireng, ruangan tersebut beserta kediaman
KH Hasyim Asy’ari memang direnovasi. Namun, suasana ruangan kecil itu dibiarkan
seperti dulu. ’’Hanya dikeramik dan ditinggikan langit-langitnya,’’ ujar Cak
Nur, sapaan akrab Nur Rokhim, kepada Jawa Pos, Senin (3/2).

Bersama Cak Nur, Jawa Pos sempat mengintip isi ruangan yang
pintunya terhubung dengan ruang utama itu. Tampak terpampang foto KH Hasyim
Asy’ari cetakan pertama. Masih asli dan bukan foto reproduksi. Foto tersebut
diambil ketika pendiri Nahdlatul Ulama itu sedang berdiskusi dengan orang
Jepang.

Ada dua kursi dan satu meja kecil di dalamnya. Juga, dipan dan
kasur kecil berukuran 1,5 x 2 meter. Beberapa buku tentang perjuangan KH Hasyim
Asy’ari dan KH Wahid Hasyim, putranya yang juga ayah Gus Sholah, tertata rapi
di rak kecil di sebelah selatan.

Cak Nur menyebutkan, tidak sembarang orang boleh masuk kamar
tersebut. Hanya zuriah atau anggota keluarga dan tamu kenegaraan yang diizinkan
masuk. Termasuk abdi dalem yang memang bertugas membersihkannya. Presiden Joko
Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kata Cak Nur, pernah masuk ke
ruangan tersebut di waktu berbeda. Sekitar akhir 2018.

Dua tokoh nasional tersebut saat itu bertarung dalam pemilihan
umum presiden. Masing-masing bermunajat selama 10 menit. Gus Sholah ikut
mendampingi di dalam.

Santri Tebuireng angkatan 1998 itu mengungkapkan, ruangan
tersebut sering kali dipakai Gus Sholah bermunajat pada sepertiga malam.
Khususnya saat Ramadan. Hampir setiap malam, adik kandung Gus Dur itu selalu
menghabiskan waktu di ruangan tersebut. Mulai pukul 03.00 sampai azan Subuh
berkumandang.

Baca Juga :  BMKG Prakirakan Wilayah Indonesia Diguyur Hujan Intensitas Lebat

Menurut Cak Nur, kediaman tempat ruangan itu berada memang
dikhususkan bagi para pengasuh ponpes dari masa ke masa. Mulai KH Hasyim
Asy’ari sampai Gus Sholah yang tercatat sebagai pengasuh ketujuh Ponpes
Tebuireng. ’’Seperti rumah dinas,’’ katanya.

Bapak satu anak itu mengabdi kepada Gus Sholah sejak 2006.
Namun, sebelum Gus Sholah, Cak Nur sejatinya sering membantu mengurus kediaman
saat Ponpes Tebuireng diasuh KH Yusuf Hasyim, putra ke-10 KH Hasyim Asy’ari.

Banyak pelajaran yang secara tidak langsung didapat Cak Nur dari
Gus Sholah. Khususnya terkait dengan kedisiplinan.

Penerus Gus Sholah

Setelah Gus Sholah berpulang pada Minggu malam lalu (2/2), siapa
yang akan memegang tampuk kepemimpinan di Tebuireng? KH Fahmi Amrullah alias
Gus Fahmi, sekretaris majelis keluarga, menyatakan, sosok yang bakal
menggantikan Gus Sholah mengasuh Ponpes Tebuireng sudah disiapkan. Sosok yang
dimaksud adalah KH Abdul Hakim Mahfudz. Hal itu, kata Gus Fahmi, diputuskan
dalam rapat majelis keluarga.

Secara garis keturunan, kiai yang biasa dipanggil Gus Kikin tersebut
merupakan anak KH Machfud Anwar Mansyur dan Nyai Abidah Ma’sum. Nyai Abidah
merupakan putri KH Ma’sum Ali dan Hj Khoriyah Hasyim. Jadi, Gus Kikin merupakan
cicit Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Gus Fahmi mengatakan, Gus Kikin dipercaya sebagai wakil pengasuh
ponpes sejak 2016. Itu merupakan amanah langsung dari Gus Sholah. ’’Karena
sebelumnya tidak ada (wakil pengasuh, Red),’’ ujar kiai yang merupakan cucu Hj
Khodijah Hasyim, anak ke-13 KH Hasyim Asy’ari, itu.

Selama ini, calon pengganti pengasuh selalu ditunjuk pengasuh
sebelumnya sebelum wafat. Nah, pada 2016, Gus Sholah menunjuk tiga ulama
sebagai wakil pengasuh.

Karena dianggap kurang efektif, jumlah wakil pengasuh dikurangi
menjadi satu orang saja. ’’Yang lainnya tetap ada di pondok, semacam direktur
bidang. Ada beberapa bidang yang dinaungi,’’ terangnya.

Meski sudah ditunjuk Gus Sholah, calon pengasuh baru nanti tetap
dimusyawarahkan bersama anggota majelis keluarga. Ada sembilan orang yang
merupakan perwakilan keluarga masing-masing.

Sembilan tokoh ulama yang merupakan anggota majelis keluarga
itu, antara lain, KH Abdul Hadi. Ulama yang biasa disapa Gus Didik itu
merupakan zuriah dari jalur Nyai Aisyah, putri KH Hasyim Asy’ari. Kemudian, KH
Abdul Haq alias Gus Iqbal yang merupakan zuriah dari keturunan Nyai Aisyah yang
juga putri Kiai Hasyim.

Baca Juga :  Tito: Kelompok Pengacau di Papua Punya Jaringanan Internasional

Selanjutnya, KH Kholiq Tsani alias Gus Aing yang merupakan
keturunan KH Kholiq Hasyim. Lalu, KH Umar Wahid yang merupakan adik kandung Gus
Sholah dan KH Hasyim Karim. ’’Beliau (Kiai Hasyim Karim, Red) merupakan ketua
majelis,’’ kata Gus Fahmi.

Selain itu, ada Gus Irfan Yusuf yang merupakan putra KH Yusuf
Hasyim serta Nyai Qurotul Aini yang merupakan keturunan Nyai Fatimah Hasyim.
’’Gus Kikin itu juga anggota majelis dari jalur Nyai Khoiriyah Hasyim. Yang
terakhir saya sendiri dari Nyai Khodijah Hasyim,’’ papar Gus Fahmi.

Di sisi lain, Gus Kikin merasa dikader langsung oleh Gus Sholah.
Sejak ditunjuk sebagai wakil pengasuh, Gus Kikin mengaku kerap diberi amanah
ketika Gus Sholah berhalangan. Salah satunya menerima tamu dari berbagai
kalangan. Mulai para ulama sampai pejabat negara.

Sejak 2016, Gus Kikin diminta tinggal di ndalem kasepuhan,
kediaman pengasuh. Sedangkan Gus Sholah tinggal di rumah yang berlokasi di
dekat kompleks maqbaroh atau makam keluarga KH Hasyim Asy’ari.

’’Sejak empat tahun terakhir, Gus Sholah sering menjalani
perawatan di rumah sakit. Akhirnya, dalam musyawarah keluarga memutuskan saya
sebagai wakil pengasuh,’’ kata Gus Kikin.

Tidak hanya menerima tamu kenegaraan maupun para ulama, Gus
Kikin juga pernah diminta meresmikan beberapa cabang Ponpes Tebuireng di luar
pulau. Salah satunya peletakan batu pertama ponpes di Samarinda, Kalimantan
Timur, pada September 2019. ’’Terakhir kami meresmikan satu cabang di sana,’’
kenangnya.

Gus Kikin mengaku sangat kehilangan sosok Gus Sholah yang
dikenal sangat disiplin dan tepat waktu. Setiap ada janji bertemu atau menerima
tamu, Gus Sholah datang lebih awal. Jadi, ketika tamunya datang, Gus Sholah
sudah duduk di kursi ruang tamu ndalem kasepuhan.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru