28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Malaysia Perpanjang Lockdown, DPR: Pemerintah Tolong Perhatikan PMI

Malaysia
melakukan lockdown total dan memperpanjang waktunya hingga 14 April. Bahkan,
jika virus Korona belum mereda, tidak tertutup kemungkinan akan diperpanjang
lagi.

Tidak
sedikit Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang mengalami kesulitan.
Karena itu, Menurut Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay banyak masalah
yang harus segera ditangani.

“Saya
menerima banyak pengaduan terkait masalah ini. Termasuk dari organisasi Pusat
Penyelesaian Permasalahan WNI di Malaysia dan juga dari Pimpinan Cabang
Istimewa Muhammadiyah Malaysia. Saya kira ini tidak bisa dikesampingkan.
Kementerian ketenagakerjaan harus segera merumuskan langkah dalam memberikan
bantuan kepada mereka,” ujar Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima
JawaPos.com, Jumat (27/3).

Bantuan
ini perlu diberikan mengingat para PMI di Malaysia banyak yang bekerja di
sektor informal seperti buruh bangunan, buruh pabrik, restoran, cleaning
service, dan lain-lain.

Mereka
yang bekerja di sektor informal ini rata-rata menerima gaji harian atau
mingguan. Dengan kondisi lockdown seperti ini, dipastikan mereka tidak bisa
bekerja, terutama mereka yang tidak memiliki kontrak kerja resmi. Pihak
majikan tentu dengan mudah melepas mereka tanpa beban. Akibatnya, mereka akan
tinggal di rumah atau tempat kos-kosan tanpa penghasilan.

Baca Juga :  Kontak Pasien Covid-19, Perdana Menteri Malaysia Dikarantina

“Menurut
informasi yang saya terima, persediaan dan tabungan mereka saat ini sudah
sangat tipis sekali. Belum tentu bisa bertahan sampai pertengahan April nanti,”
katanya.

Selain
itu, banyak juga PMI di Malaysia yang tergolong kelompok non-prosedural. Mereka
dikelompokkan sebagai pendatang asing tanpa izin (PATI). Ada juga PMI kita yang
bekerja tidak sesuai dengan bidang permit (izin) kerjanya. Katakanlah,
misalnya, mereka yang memiliki permit bekerja di perkebunan, tetapi
dipekerjakan di restoran dan lain-lain.

“Artinya,
banyak PMI kita yang tidak memiliki majikan resmi di sana,” paparnya.

Dalam
konteks itu, pemerintah diminta untuk dapat memberikan bantuan kepada para PMI
kita tersebut. Bantuan tersebut dapat berupa makanan dan minuman (sembako)
selama masa lockdown diberlakukan. Selain itu, PMI kita juga berharap dapat
diberi bantuan alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan lainnya.

Baca Juga :  Ingin Perpanjang Cuti, Nikah 4 Kali dan Cerai 3 Kali dalam 37 Hari

“Bagi
yang ingin pulang ke kampungnya, mereka ingin agar difasilitasi dan diberikan
kemudahan,” paparnya

Karena
soal kepulangan, perlu diplomasi dengan pihak otoritas Malaysia. Sebab, dalam
situasi lockdown seperti ini tentu tidak mudah untuk meminta izin agar mereka
bisa dipulangkan. Perlu dirumuskan jalan terbaik untuk mengatasinya.

“Yang
paling penting adalah kehadiran pemerintah harus dirasakan oleh mereka. Mereka
juga adalah warga negara kita yang sedang berjuang untuk keluarganya. Kita
doakan yang terbaik bagi mereka semua,” pungkasnya.

 

·        
 

Malaysia
melakukan lockdown total dan memperpanjang waktunya hingga 14 April. Bahkan,
jika virus Korona belum mereda, tidak tertutup kemungkinan akan diperpanjang
lagi.

Tidak
sedikit Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang mengalami kesulitan.
Karena itu, Menurut Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay banyak masalah
yang harus segera ditangani.

“Saya
menerima banyak pengaduan terkait masalah ini. Termasuk dari organisasi Pusat
Penyelesaian Permasalahan WNI di Malaysia dan juga dari Pimpinan Cabang
Istimewa Muhammadiyah Malaysia. Saya kira ini tidak bisa dikesampingkan.
Kementerian ketenagakerjaan harus segera merumuskan langkah dalam memberikan
bantuan kepada mereka,” ujar Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima
JawaPos.com, Jumat (27/3).

Bantuan
ini perlu diberikan mengingat para PMI di Malaysia banyak yang bekerja di
sektor informal seperti buruh bangunan, buruh pabrik, restoran, cleaning
service, dan lain-lain.

Mereka
yang bekerja di sektor informal ini rata-rata menerima gaji harian atau
mingguan. Dengan kondisi lockdown seperti ini, dipastikan mereka tidak bisa
bekerja, terutama mereka yang tidak memiliki kontrak kerja resmi. Pihak
majikan tentu dengan mudah melepas mereka tanpa beban. Akibatnya, mereka akan
tinggal di rumah atau tempat kos-kosan tanpa penghasilan.

Baca Juga :  Kontak Pasien Covid-19, Perdana Menteri Malaysia Dikarantina

“Menurut
informasi yang saya terima, persediaan dan tabungan mereka saat ini sudah
sangat tipis sekali. Belum tentu bisa bertahan sampai pertengahan April nanti,”
katanya.

Selain
itu, banyak juga PMI di Malaysia yang tergolong kelompok non-prosedural. Mereka
dikelompokkan sebagai pendatang asing tanpa izin (PATI). Ada juga PMI kita yang
bekerja tidak sesuai dengan bidang permit (izin) kerjanya. Katakanlah,
misalnya, mereka yang memiliki permit bekerja di perkebunan, tetapi
dipekerjakan di restoran dan lain-lain.

“Artinya,
banyak PMI kita yang tidak memiliki majikan resmi di sana,” paparnya.

Dalam
konteks itu, pemerintah diminta untuk dapat memberikan bantuan kepada para PMI
kita tersebut. Bantuan tersebut dapat berupa makanan dan minuman (sembako)
selama masa lockdown diberlakukan. Selain itu, PMI kita juga berharap dapat
diberi bantuan alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan lainnya.

Baca Juga :  Ingin Perpanjang Cuti, Nikah 4 Kali dan Cerai 3 Kali dalam 37 Hari

“Bagi
yang ingin pulang ke kampungnya, mereka ingin agar difasilitasi dan diberikan
kemudahan,” paparnya

Karena
soal kepulangan, perlu diplomasi dengan pihak otoritas Malaysia. Sebab, dalam
situasi lockdown seperti ini tentu tidak mudah untuk meminta izin agar mereka
bisa dipulangkan. Perlu dirumuskan jalan terbaik untuk mengatasinya.

“Yang
paling penting adalah kehadiran pemerintah harus dirasakan oleh mereka. Mereka
juga adalah warga negara kita yang sedang berjuang untuk keluarganya. Kita
doakan yang terbaik bagi mereka semua,” pungkasnya.

 

·        
 

Terpopuler

Artikel Terbaru