26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Trump Terancam Pemakzulan

WASHINGTON – Wacana pelengseran Presiden AS Donald Trump kembali
menghangat. Penyebabnya adalah pernyataan jaksa khusus Robert Mueller yang
menyelidiki keterlibatan Rusia dalam Pemilu AS 2016.

Untuk kali pertama, Mueller buka suara sejak hasil penyelidikannya
keluar bulan lalu. Dalam paparannya, Mueller memerinci 10 contoh usaha Trump
menghalangi penyelidikan. Itulah tindak kriminal.

Trump tidak bebas dari tindak kejahatan seperti klaimnya selama
ini. Tidak mendakwa Trump tak berarti presiden bersih. Namun, Mueller tidak
berhak mendakwa presiden yang masih menjabat. ”Konstitusi membutuhkan proses
selain sistem peradilan pidana untuk mendakwa presiden yang masih menjabat,”
tegasnya.

Kini keputusan berada di tangan Kongres AS untuk melengserkan
Trump atau tidak. Desakan pemakzulan Trump dari kubu Demokrat kian kuat.
Sebanyak 10 di antara 23 kandidat presiden Demokrat setuju Trump diturunkan
dari jabatannya. Sementara itu, Trump dalam cuitannya bersikukuh tidak bersalah
karena tidak ada bukti yang cukup untuk menuduhnya.

Baca Juga :  Ada Ancaman Bom, India Tutup Taj Mahal

Sebelumnya, pada Senin (27/5) Yokota dan beberapa keluarga korban
penculikan lainnya bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan istrinya,
Melania, di Wisma Negara Akasaka, Tokyo.

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dan istrinya, Akie, turut
hadir. Keluarga korban penculikan berharap pemerintah AS bisa membantu
menemukan keluarga mereka.

“Kami sangat memercayai Anda dan PM Abe,” ujar Yokota
yang datang bersama ibunya, Sakie. Sejatinya pada 2004 Korut menyerahkan jasad
yang sudah dikremasi dan diklaim sebagai Megumi. Tapi, hasil uji DNA berkata
lain.

Itu adalah pertemuan kali kedua Trump dengan penduduk Jepang
keluarga korban penculikan Korut. Orang nomor satu di AS itu menyatakan bahwa
kisah penculikan tersebut sungguh menyedihkan.

Kala itu Korut sengaja menculik penduduk Jepang untuk melatih
mata-mata mereka tentang bahasa dan budaya Negeri Sakura tersebut. Di antara 17
orang, lima sudah dipulangkan. Delapan lainnya diklaim sudah tewas oleh Korut.
Tapi, Jepang tak percaya. “Kami akan bekerja sama untuk membawa pulang
keluarga, anak, putra dan ibu Anda semua,” tegas Trump seperti dikutip
AFP.

Baca Juga :  Gara-gara Kentut, Buronan Ini Berhasil Ditangkap Polisi

Dalam pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un, Trump
sudah membahas kasus penculikan penduduk Jepang itu. Abe juga sempat menyatakan
siap bertemu Jong-un jika itu bisa menyelesaikan kasus penculikan itu.

Kemarin Trump juga berkesempatan untuk bertemu dan makan malam
dengan Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran. Dia menjadi kepala negara pertama
yang bertemu dengan kaisar baru Jepang itu. Jepang menjamu dan memanjakan Trump
pada malam terakhir kunjungannya.   (sha/c14/sof)

 

 

WASHINGTON – Wacana pelengseran Presiden AS Donald Trump kembali
menghangat. Penyebabnya adalah pernyataan jaksa khusus Robert Mueller yang
menyelidiki keterlibatan Rusia dalam Pemilu AS 2016.

Untuk kali pertama, Mueller buka suara sejak hasil penyelidikannya
keluar bulan lalu. Dalam paparannya, Mueller memerinci 10 contoh usaha Trump
menghalangi penyelidikan. Itulah tindak kriminal.

Trump tidak bebas dari tindak kejahatan seperti klaimnya selama
ini. Tidak mendakwa Trump tak berarti presiden bersih. Namun, Mueller tidak
berhak mendakwa presiden yang masih menjabat. ”Konstitusi membutuhkan proses
selain sistem peradilan pidana untuk mendakwa presiden yang masih menjabat,”
tegasnya.

Kini keputusan berada di tangan Kongres AS untuk melengserkan
Trump atau tidak. Desakan pemakzulan Trump dari kubu Demokrat kian kuat.
Sebanyak 10 di antara 23 kandidat presiden Demokrat setuju Trump diturunkan
dari jabatannya. Sementara itu, Trump dalam cuitannya bersikukuh tidak bersalah
karena tidak ada bukti yang cukup untuk menuduhnya.

Baca Juga :  Ada Ancaman Bom, India Tutup Taj Mahal

Sebelumnya, pada Senin (27/5) Yokota dan beberapa keluarga korban
penculikan lainnya bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan istrinya,
Melania, di Wisma Negara Akasaka, Tokyo.

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dan istrinya, Akie, turut
hadir. Keluarga korban penculikan berharap pemerintah AS bisa membantu
menemukan keluarga mereka.

“Kami sangat memercayai Anda dan PM Abe,” ujar Yokota
yang datang bersama ibunya, Sakie. Sejatinya pada 2004 Korut menyerahkan jasad
yang sudah dikremasi dan diklaim sebagai Megumi. Tapi, hasil uji DNA berkata
lain.

Itu adalah pertemuan kali kedua Trump dengan penduduk Jepang
keluarga korban penculikan Korut. Orang nomor satu di AS itu menyatakan bahwa
kisah penculikan tersebut sungguh menyedihkan.

Kala itu Korut sengaja menculik penduduk Jepang untuk melatih
mata-mata mereka tentang bahasa dan budaya Negeri Sakura tersebut. Di antara 17
orang, lima sudah dipulangkan. Delapan lainnya diklaim sudah tewas oleh Korut.
Tapi, Jepang tak percaya. “Kami akan bekerja sama untuk membawa pulang
keluarga, anak, putra dan ibu Anda semua,” tegas Trump seperti dikutip
AFP.

Baca Juga :  Gara-gara Kentut, Buronan Ini Berhasil Ditangkap Polisi

Dalam pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un, Trump
sudah membahas kasus penculikan penduduk Jepang itu. Abe juga sempat menyatakan
siap bertemu Jong-un jika itu bisa menyelesaikan kasus penculikan itu.

Kemarin Trump juga berkesempatan untuk bertemu dan makan malam
dengan Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran. Dia menjadi kepala negara pertama
yang bertemu dengan kaisar baru Jepang itu. Jepang menjamu dan memanjakan Trump
pada malam terakhir kunjungannya.   (sha/c14/sof)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru