25.4 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Generasi Muda Harus Mampu Bersaing di Revolusi Industri

PALANGKA RAYA Kasdam XII/Tpr Brigjen TNI
Alfret Denny D Tuejeh, menyampaikan, sejalan dengan fenomena global,
perkembangan teknologi dan arus informasi transnasional saat ini telah
mempengaruhi tatanan, nilai, perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara secara
global.

Apalagi dengan adanya big data, kemudian disinergikan
dengan penggunaan Artificial Intellegence (AI) telah melahirkan era disrupsi
dan revolusi industri 4.0, yang berdampak pada peradaban baru manusia.

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan kuliah umum
kebangsaan dalam rangka lanjutan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) XIV
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Palangka Raya, Kamis
(29/8).

“NKRI adalah negara kepulauan terbesar di dunia
terdiri dari 17 ribuan pulau dan memiliki letak geografis strategis, kondisi
demografi yang tersebar beraneka suku bangsa dan adat istiadat namun satu
tujuan dan satu cita-cita,” jelasnya.

Dikatakannya, jika meliha pada posisi, Indonesia
berada dalam posisi stragtegis dan akan mampu mendatangkan sebuah keuntungan
tersendiri secara ekonomis, jika mampu menjalin kerja sama dengan berbagai
negara di seluruh belahan dunia.

Baca Juga :  Pemko Bertekad Wujudkan SPMI

“Oleh karenanya, dihadapkan dengan era revolusi
industri 4.0. mau tidak mau negara kita harus masuk ke era ini, dengan
mempersiapkan diri memanfaatkan kemajuan teknologi agar tidak semakin
tertinggal dengan negara lain,” jelasnya.

Dia mengugnkapkan, awal istilah revolusi industri muncul,
disebabkan adanya perubahan besar yang mempengaruhi peradaban kehidupan manusia
di dunia dari bidang industri sampai saat ini.

Ada 4 era Revolusi Industri yang sudah dikenal.
Pertama, revolusi industri yang tejadi pertengahan abad ke-18. Kedua, revolusi industri
yang lahir awal abad ke-20 yang saat itu mulai ditemukannya listrik dan
dimanfaatkannya tenaga listrik. Ketiga, revolusi industri pascaperang dunia
ke-2 yang terjadi dengan ditemukannya ponsel genggam, mesin kontrol dan
komputer.

”Terakhir, revolusi industry 4.0 yang diawali dari revolusi
internet dan bukan hanya sebagai mesin pencari, namun lebih dari itu semua bisa
terhubung dengan cerdas, sistem fisik fiber dan robotic,” ucapnya.

Baca Juga :  Katingan Kuala’s Dreams

Dijelaskannya, revolusi industri 4.0. mengakibatkan
tren perubahan besar di dunia industri melalui pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi, yang tidak hanya dalam proses produksi melainkan juga di
seluruh rantai nilai industri.

“Teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing di
era industri 4.0 adalah penggunaan internet, kecerdasan buatan, human machine
interface (sistem yang menghubungkan antara manusia dengan mesin), teknologi
robotik dan sensor, serta teknologi cetak tiga dimensi atau teknologi 3D printing,”
terangnya.

Dilanjutkannya, tuntutan kualitas SDM Indonesia saat
ini dan ke depan tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan dan keterampilan
semata. Juga harus diimbangi dengan karakter dan integritas yang kuat, dengan
kualitas mental ideologi pancasila yang kuat diantaranya berakhlak mulia, cinta
tanah air, berwawasan kebangsaan, dan memiliki kesadaran bela negara serta jiwa
nasionalisme yang tinggi.

“SDM Indonesia harus dibangun dan dipersiapkan sejak
dini untuk mengimbangi kemajuan zaman yang semakin modern,” pungkasnya.(
ctk/nto)

PALANGKA RAYA Kasdam XII/Tpr Brigjen TNI
Alfret Denny D Tuejeh, menyampaikan, sejalan dengan fenomena global,
perkembangan teknologi dan arus informasi transnasional saat ini telah
mempengaruhi tatanan, nilai, perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara secara
global.

Apalagi dengan adanya big data, kemudian disinergikan
dengan penggunaan Artificial Intellegence (AI) telah melahirkan era disrupsi
dan revolusi industri 4.0, yang berdampak pada peradaban baru manusia.

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan kuliah umum
kebangsaan dalam rangka lanjutan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) XIV
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Palangka Raya, Kamis
(29/8).

“NKRI adalah negara kepulauan terbesar di dunia
terdiri dari 17 ribuan pulau dan memiliki letak geografis strategis, kondisi
demografi yang tersebar beraneka suku bangsa dan adat istiadat namun satu
tujuan dan satu cita-cita,” jelasnya.

Dikatakannya, jika meliha pada posisi, Indonesia
berada dalam posisi stragtegis dan akan mampu mendatangkan sebuah keuntungan
tersendiri secara ekonomis, jika mampu menjalin kerja sama dengan berbagai
negara di seluruh belahan dunia.

Baca Juga :  Pemko Bertekad Wujudkan SPMI

“Oleh karenanya, dihadapkan dengan era revolusi
industri 4.0. mau tidak mau negara kita harus masuk ke era ini, dengan
mempersiapkan diri memanfaatkan kemajuan teknologi agar tidak semakin
tertinggal dengan negara lain,” jelasnya.

Dia mengugnkapkan, awal istilah revolusi industri muncul,
disebabkan adanya perubahan besar yang mempengaruhi peradaban kehidupan manusia
di dunia dari bidang industri sampai saat ini.

Ada 4 era Revolusi Industri yang sudah dikenal.
Pertama, revolusi industri yang tejadi pertengahan abad ke-18. Kedua, revolusi industri
yang lahir awal abad ke-20 yang saat itu mulai ditemukannya listrik dan
dimanfaatkannya tenaga listrik. Ketiga, revolusi industri pascaperang dunia
ke-2 yang terjadi dengan ditemukannya ponsel genggam, mesin kontrol dan
komputer.

”Terakhir, revolusi industry 4.0 yang diawali dari revolusi
internet dan bukan hanya sebagai mesin pencari, namun lebih dari itu semua bisa
terhubung dengan cerdas, sistem fisik fiber dan robotic,” ucapnya.

Baca Juga :  Katingan Kuala’s Dreams

Dijelaskannya, revolusi industri 4.0. mengakibatkan
tren perubahan besar di dunia industri melalui pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi, yang tidak hanya dalam proses produksi melainkan juga di
seluruh rantai nilai industri.

“Teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing di
era industri 4.0 adalah penggunaan internet, kecerdasan buatan, human machine
interface (sistem yang menghubungkan antara manusia dengan mesin), teknologi
robotik dan sensor, serta teknologi cetak tiga dimensi atau teknologi 3D printing,”
terangnya.

Dilanjutkannya, tuntutan kualitas SDM Indonesia saat
ini dan ke depan tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan dan keterampilan
semata. Juga harus diimbangi dengan karakter dan integritas yang kuat, dengan
kualitas mental ideologi pancasila yang kuat diantaranya berakhlak mulia, cinta
tanah air, berwawasan kebangsaan, dan memiliki kesadaran bela negara serta jiwa
nasionalisme yang tinggi.

“SDM Indonesia harus dibangun dan dipersiapkan sejak
dini untuk mengimbangi kemajuan zaman yang semakin modern,” pungkasnya.(
ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru