COVID-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 lalu memberikan dampak masif kepada para pelaku bisnis. Industri jasa pernikahan adalah salah satu sektor yang ikut terkena imbas negatifnya, mulai dari penyedia venue, dekorasi, sampai vendor penyedia undangan.
Beberapa vendor bahkan sudah gulung tikar dan para pengusahanya beralih profesi sementara demi bisa bertahan hidup di tengah pandemi yang penuh ketidakpastian. Satu tahun sejak pandemi mewabah, industri pernikahan dan sektor bisnis lainnya perlahan-lahan mulai bangkit dari keterpurukan meski kondisi belum kunjung membaik.
Merespons hal ini, media penyedia jasa pernikahan WeddingMarket mengajak para pelaku bisnis untuk kembali meramaikan pasar tersebut.
Menggandeng para asosiasi pernikahan, mulai dari Asosiasi Pengusaha Dekorasi Indonesia, hingga Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia, WeddingMarket berkomitmen untuk berkontribusi pada industri pernikahan.
CEO WeddingMarket, Melvino dalam keterangan resmi yang diterima menuturkan, WeddingMarket tergerak untuk mengajak para vendor jasa pernikahan untuk kembali beraktivitas sesuai dengan kondisi dan tren yang ada sekarang. “Para pelaku bisnis, harus bisa mengikuti seperti apa tren yang sedang terjadi di masyarakat,” ujarnya.
Dalam membantu para vendor beralih ke pemasaran digital, kata Melvino, WeddingMarket menyediakan platform marketplace untuk para vendor bertemu dengan ribuan calon pengantin setiap harinya. Ini, menurutnya, perlu dilakukan agar bisnis jasa pernikahan bisa tetap bergeliat di tengah wabah Covid-19 yang masih terus mengalami kenaikan kasus signifikan setiap harinya.
Melvino memberi contoh nyata kondisi yang terjadi saat ini. Meskipun mall dan pusat perbelanjaan sudah dibuka, namun para pasangan calon pengantin tetap lebih memilih untuk berbelanja secara daring demi menjaga kesehatan dan keselamatan mereka.
“Rata-rata masyarakat tetap membatasi kegiatan mereka dan lebih memilih untuk bertransaksi apapun melalui online, kita pun harus memahami ini dan membawa solusi bagi para calon pengantin dengan kondisi seperti ini,” katanya.
Dengan beradaptasi sesuai dengan tuntutan keadaan, Melvino yakin hal ini bisa menjadi titik balik industri jasa pernikahan setelah sempat mati suri cukup lama. “Kita harus bisa berkontribusi untuk para vendor,” katanya.