INDONESIA sedang terkatung-katung dalam
bayang-bayang pandemi virus corona.
Penyebaran virus corona sudah menyebar kesemua provinsi yang ada di Indonesia.
Keberadaan virus corona yang tidak dapat dilihat secara kasat mata membuat
setiap orang punya potensi terpapar virus tersebut. Seseorang yang tidak punya
gejala sekalipun bisa tertular virus corona. Apalagi seseorang yang mempunyai
gejala, kemungkinan besar bisa terpapar virus corona.
Sangat mengerikan, virus corona tidak hanya mengancam kesehatan, namun
daapat juga mengancam kematian. Sebegitu mengkhawatirkannya keberadaan virus
tersebut membuat pemerintah berpikir ekstra keras mengatasinya.
Pemerintah dengan keterbatasannya yang dimiliki sudah berupaya melalui
kebijakan yang diterapkannya, begitu pula pemerintah daerah yang dekat dengan
masyarakatnya sudah berjibaku melakukan pencegahan dan penanganan virus corona.
Namun, warga yang positif virus corona terus melonjak peningkatannya baik yang
sedang perawatan maupun yang meninggal dunia. Tidak hanya dari kalangan
masyarakat, tenaga medis pun juga tak luput dari serangan virus corona.
Lebih lanjut, penyebaran virus corona tidak hanya membuat krisis
kesehatan yang terjadi, tetapi juga berdampak pada aspek lain khususnya yang
utama berkaitan dengan dampak yang signifikan terhadap ekonomi masyarakat.
Pemerintah dengan kebijakan yang sudah diberlakukan nampaknya tidak
berdaya mengatasi penyebaran virus corona. Sehingga perlu adanya kebersamaan
dalam hal dorongan dan dukungan yang sungguh-sungguh baik itu dari kalangan
sektor swasta, serta yang tidak kalah pentingnya juga dari masyarakat.
Gotong Royong
Pada zaman penjajahan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945 dikumandangkan pendiri bangsa, Soekarno pernah mengatakan bahwa
negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong-royong yang kita
semua harus mendukungnya.
Sekarang ini sikap gotong royong harus digaungkan juga sebagai upaya
melawan penyebaran virus corona. Gotong royong yang dimaksud melibatkan semua
kalangan baik itu dari kalangan pemerintah, sektor swasta, dan juga masyarakat.
Partisipasi dari berbagai kalangan tersebut tentunya menyesuaikan peran
dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kalangan. Kesadaran akan
inisiatif dalam bentuk dukungan maupun keterlibatan serta kebijakan yang
diterapkan sangat mempengaruhi upaya pencegahan dan penanganan serta
pengendalian dari dampak virus corona.
Pertama, pemerintah dengan segala kewenangan dan kekuasaan yang
dimiliki harus lebih memprioritaskan anggaran dan lebih berfokus pada
penanganan dan pencegahan serta pengendalian virus corona, alokasi bantuan
tunai maupun kebutuhan pokok masyarakat khususnya yang sedang memerlukan uluran
tangan akibat dampak virus corona untuk menunjang keberlangsungan hidupnya,
serta akses internet bagi kalangan pelajar.
Upaya yang serius dilakukan dalam hal pencegahan dan penanganan serta
pengendalian virus corona dari pemerintah diperlukan melalui kebijakan yang
diterapkannya yang tentunya berdampak signifikan bagi masyarakat. Kemudian juga
yang tidak kalah pentingnya terkait dengan pemenuhan alat kesehatan dan
kebutuhan dari tenaga medis dalam menjalankan tugasnya serta sarana pendukung
lainnya yang dapat menunjang kinerjanya dalam memberikan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakat. Sehingga pemerintah akan mendapatkan kepercayaan
yang tinggi dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat yang tinggi membuat tugas
pemerintah menjadi efektif karena peraturan dan himbauan atau anjuran yang
dilakukan pemerintah dengan mudah dipatuhi masyarakat.
Begitu pula dengan akses internet bagi kalangan pelajar, sektor
pendidikan baik itu ditingkat dasar sampai perguruan tinggi sudah
berpartisipasi dalam upaya melakukan pencegahan penyebaran virus corona dengan
keputusan memberlakukan proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah. Karena
itu perlu adanya alokasi anggaran atau paling tidak, adanya intervensi dari
pemerintah untuk memberikan kemudahan
akses internet bagi pelajar maupun pengajar agar proses belajar mengajar
secara daring/online tetap berlangsung di tengah pandemi virus corona.
Kedua, swasta dengan peran yang dijalankannya di sektor bisnis
perusahaan seyogyanya juga memiliki kepekaan melakukan pencegahan dan juga
memberikan berkontribusi baik yang ditujukkan kepada pemerintah maupun
masyarakat yang terdampak akibat pandemi virus corona. Dalam hal pencegahan
virus corona, perusahaan-perusahaan yang masih beroperasi harus menerapkan
protokol pencegahan virus corona di tempat kerjanya. Kemudian untuk kontribusi
kepada pemerintah maupun masyarakat, perusahan-perusahan yang mempunyai
kemampuan keuangan yang lebih atau yang memiliki tanggungjawab sosial
perusahaan (CSR) dapat mengalokasikan anggaran berupa pengadaan alat kesehatan
dan kebutuhan tenaga medis dalam menjalankan tugasnya, serta dana tunai maupun
kebutuhan pokok yang dapat disalurkan kepada masyarakat khususnya yang terancam
keberlangsungan kebutuhan hidupnya.
Terakhir, masyarakat yang terdiri dari kumpulan individu-indivdu yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Rasa kepeduliaan masyarakat sangat
dibutuhkan karena sebagai benteng terakhir dalam rangka melakukan pencegahan,
penanganan serta pengendalian dari dampak virus corona. Masyarakat harus
membiasakan diri dengan menjaga kondisi kesehatan, menerapkan penggunaan masker
dan melakukan physical distancing ketika berada di luar rumah, aktivitas di
luar yang sifatnya tidak penting lebih baik berada di rumah, menghindari
kerumunan, serta peduli terhadap lingkungannya. Begitu pula dengan masyarakat yang
mempunyai keuangan yang berlebih dapat berbagi kepada lingkungan sekitar atau
masyarakat lainnya akibat dampak virus corona untuk meringankan beban kebutuhan
pokok hidupnya.
Masyarakat yang juga tergabung dalam suatu komunitas baik itu politik,
ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, serta komunitas lainnya harus
juga berpartisipasi di tengah pandemi virus corona. Tentunya menyesuaikan peran
dan kemampuan yang dimiliki masing-masing komunitas dengan kepeduliaannya
terhadap pencegahan, penangan, serta pengendalian dari dampak virus corona yang
dirasakan masyarakat rentan khususnya yang memerlukan bantuan dari berbagai
pihak untuk menunjang keberlangsungan hidupnya selama pandemi virus corona.
Selain itu dapat juga memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang
pentingnya melakukan pencegahan virus corona.
Dengan demikian, sikap gotong royong baik itu dari pihak pemerintah,
swasta dan juga masyarakat yang secara sungguh-sungguh dilakukan dapat
memaksimalkan upaya percepatan pemutusan mata rantai penyebaran virus corona***
(Penulis adalah Alumni FISIP Universitas Lambung
Mangkurat, Mahasiswa
Pascasarjana FISIP Universitas Airlangga)