26.1 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Beri Dukungan dengan Doa, Tak Lupa Berpesan untuk Berbakti kepada Nega

PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO – Memanaskan sebilah besi di perapian, kemudian menempa
dengan palu, hingga membentuk menjadikan sebuah Mandau, adalah rutinitas
kerjaan yang dilakukan oleh Dehlan Ginter (45), warga Jalan Mahir Mahar Trans
Kalimantan, Kota Palangka Raya.

Ya, Dehlan
Ginter merupakan orantua dari salah satu calon siswa Bintara T.A 2020 Polda
Kalteng yang berhasil lulus. Anaknya, Panji Syahputra resmi untuk menjalani
pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Tjilik Riwut beberapa bulan ke depan.

Keberhasilan
anak kedua dari lima bersaudara dari pernikahannya dengan  Mumpung (42) itu, memang tak diduga. Sebab, Ginter
dan Mumpung tak menyangka jika anaknya bakal berjalan mulus dalam meraih
mimpinya untuk masuk sebagai anggota polisi.

Dengan perekonomian
yang dinilai terbatas, casis Panji Syahputra tersebut, kini telah resmi menjadi
bagian dari bhayangkara muda setelah menjalani proses tahapan tes hingga
pengumuman kelulusan.

Baca Juga :  Satgas Covid Patroli, Cek Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Usaha

Kendati hanya
sebagai pandai besi, namun tak menyurutkan semangat dan dukungan upayanya untuk
mengantarkan anaknya menjadi anggota Polri. Terbukti dua tahun penantian, akhirnya
dia dapat melihat anaknya lulus tahap demi tahap dalam penyeleksian masuk
kepolisian.

“Dukungan
dan doa saya berikan supaya anak saya bisa meraih apa yang diinginkan. Tahun
sebelumnya, dia tidak lolos di psikologi. Saat itu dia tidak menyerah, dan saya
pun semangati dia untuk belajar atau les walau dengan keterbatasan kita.
Perasaan saya sangat senang ketika mendengar anak saya lulus. Bangga, terharu dan
senang. Itu semua campur aduk,” ungkap Ginter saat ditemui prokalteng.co di
tempatnya kerjanya, Senin (16/11).

Tinggal di
rumah seadanya yang digabung dengan tempat pekerjaannya dalam memandai besi,
Ginter merasa cukup dengan penghasilan kotor yang didapatkan sehari-hari. Tak jarang,
dia juga dibantu oleh anaknya tersebut. Menurutnya, Panji juga membantu menempa
besi untuk mempercepat pekerjaan. Suhu panas di perapian, menjadi semangat  dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Baca Juga :  Dibeli di Kalampangan ! Sapi Kurban Jokowi Berbobot 1,3 Ton, Seharga

“Saya
bangga dan salut sama Panji. Perjuangan dia selama ini tidak sia-sia,”
ungkap sang ibu, Mumpung.

Kepada prokalteng.co,
Mumpung mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan undangan untuk menemui anaknya.
Namun dirinya merasa bingung karena diwajibkan memakai baju batik, Selasa
(17/11) besok.

“Ada
undangan orang tua untuk ke SPN besok, wajib memakai batik. Kebetulan saya
tidak punya batik. Nanti sepertinya pinjam supaya bisa ketemu sama anak
saya,” tuturnya.

Dirinya ingin
berpesan  kepada anaknya itu setelah
pendidikan, bahwa saat menjadi anggota Polri supaya betul-betul berbakti kepada
Negara, keluarga dan masyarakat.

“Kalau
dia sudah menjadi polisi jangan sombong dengan orang lain. Intinya tetap
merendah saja,” ungkapnya.

 

PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO – Memanaskan sebilah besi di perapian, kemudian menempa
dengan palu, hingga membentuk menjadikan sebuah Mandau, adalah rutinitas
kerjaan yang dilakukan oleh Dehlan Ginter (45), warga Jalan Mahir Mahar Trans
Kalimantan, Kota Palangka Raya.

Ya, Dehlan
Ginter merupakan orantua dari salah satu calon siswa Bintara T.A 2020 Polda
Kalteng yang berhasil lulus. Anaknya, Panji Syahputra resmi untuk menjalani
pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Tjilik Riwut beberapa bulan ke depan.

Keberhasilan
anak kedua dari lima bersaudara dari pernikahannya dengan  Mumpung (42) itu, memang tak diduga. Sebab, Ginter
dan Mumpung tak menyangka jika anaknya bakal berjalan mulus dalam meraih
mimpinya untuk masuk sebagai anggota polisi.

Dengan perekonomian
yang dinilai terbatas, casis Panji Syahputra tersebut, kini telah resmi menjadi
bagian dari bhayangkara muda setelah menjalani proses tahapan tes hingga
pengumuman kelulusan.

Baca Juga :  Satgas Covid Patroli, Cek Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Usaha

Kendati hanya
sebagai pandai besi, namun tak menyurutkan semangat dan dukungan upayanya untuk
mengantarkan anaknya menjadi anggota Polri. Terbukti dua tahun penantian, akhirnya
dia dapat melihat anaknya lulus tahap demi tahap dalam penyeleksian masuk
kepolisian.

“Dukungan
dan doa saya berikan supaya anak saya bisa meraih apa yang diinginkan. Tahun
sebelumnya, dia tidak lolos di psikologi. Saat itu dia tidak menyerah, dan saya
pun semangati dia untuk belajar atau les walau dengan keterbatasan kita.
Perasaan saya sangat senang ketika mendengar anak saya lulus. Bangga, terharu dan
senang. Itu semua campur aduk,” ungkap Ginter saat ditemui prokalteng.co di
tempatnya kerjanya, Senin (16/11).

Tinggal di
rumah seadanya yang digabung dengan tempat pekerjaannya dalam memandai besi,
Ginter merasa cukup dengan penghasilan kotor yang didapatkan sehari-hari. Tak jarang,
dia juga dibantu oleh anaknya tersebut. Menurutnya, Panji juga membantu menempa
besi untuk mempercepat pekerjaan. Suhu panas di perapian, menjadi semangat  dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Baca Juga :  Dibeli di Kalampangan ! Sapi Kurban Jokowi Berbobot 1,3 Ton, Seharga

“Saya
bangga dan salut sama Panji. Perjuangan dia selama ini tidak sia-sia,”
ungkap sang ibu, Mumpung.

Kepada prokalteng.co,
Mumpung mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan undangan untuk menemui anaknya.
Namun dirinya merasa bingung karena diwajibkan memakai baju batik, Selasa
(17/11) besok.

“Ada
undangan orang tua untuk ke SPN besok, wajib memakai batik. Kebetulan saya
tidak punya batik. Nanti sepertinya pinjam supaya bisa ketemu sama anak
saya,” tuturnya.

Dirinya ingin
berpesan  kepada anaknya itu setelah
pendidikan, bahwa saat menjadi anggota Polri supaya betul-betul berbakti kepada
Negara, keluarga dan masyarakat.

“Kalau
dia sudah menjadi polisi jangan sombong dengan orang lain. Intinya tetap
merendah saja,” ungkapnya.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru