31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Tunggu Kejutan

Mau BBM? Kilang tidak cukup. Mau
listrik? Tagihan naik. Sedang solar cell masih mahal
–karena masih harus beli baterai untuk pemakaian malam hari.

Ada tawaran yang lebih menarik.
Tapi lagi-lagi datang dari negeri yang mungkin Anda kurang suka: Tiongkok.

Awalnya saya memilih –menunggu
dengan gempar– temuan Prof Dr John Goodenough. Yang dari Texas University itu.
Yang sudah berusia 97 tahun itu. Yang akan bisa membuat baterai lithium-baru.
Yang 10 kali lebih kuat dari lithium lama. Yang ia sendiri yang menemukan
–lebih 40 tahun lalu itu. Ketika ia masih muda.

Pun harganya dirancang hanya
sepertiga lithium lama.

Begitu optimis waktu ia
mengumumkan dua tahun lalu. Baterai lithium-baru itu sudah akan ada di pasar
tiga tahun kemudian.

Itu berarti tahun depan.

Tapi sampai hari ini belum ada
kabar kelanjutannya. Kabar terbaru memang muncul tahun lalu. Tapi yang terkait
dengan Nobel: Prof Goodenough menerima hadiah Nobel bidang kimia. Untuk
penemuan lithium di saat ia masih muda dulu.

Sudah lama para ahli menganggap
beliau memang layak mendapat Nobel itu. Bahkan sudah telat sekali. Untung
beliau berumur panjang.

Tapi kapan lithium yang baru itu
diproduksi?

Jangan-jangan masih akan tiga
tahun lagi. Untuk ulang tahunnya yang ke-100.

Atau jangan-jangan pembaca DI’s
Way yang lebih tahu perkembangan terbaru dari Prof Goodenough itu. Please beritahu
saya.

Sambil menunggu itu justru muncul
kejutan dari itu tadi: Tiongkok. Dari sebuah kecamatan paling utara di Provinsi
Fujian: di Kabupaten Ningde (
宁德). Yang wilayahnya
bergunung-gunung. Di pinggir pantai –sepanjang 200 km menghadap ke Taiwan.

Di situlah pabrik baterai
terbesar ke-3 di dunia berlokasi: Contemporary Amperex Technology Co. Limited.
Yang dikenal dengan baterai CATL. Yang produksi pertahunnya mencapai setara
1.000 MWh.

Minggu lalu CATL mengumumkan:
sudah siap menerima order untuk baterai lithium-ion dengan kekuatan baru: bisa
tahan sampai 2 juta kilometer.

Baca Juga :  Dikabarkan Menghilang, Ditemukan Kakek di Bawah Jembatan Rumahnya

Artinya: 5 kali lipat dari
kekuatan baterai lithium terkuat sekarang.

Atau setara dengan pemakaian
sekitar 20 tahun –kalau sehari dipakai 400 km.

Baterai mobil listrik yang
sekarang umumnya akan rusak setelah dilakukan charging 6.000 kali. Kira-kira
tiap lima tahun harus diganti –kalau mobilnya dipakai tiap hari.

Hanya saja CATL masih
meninggalkan teka-teki: apakah harganya juga lebih murah.

Hampir semua mobil listrik sudah
menggunakan CATL –di samping Panasonic, BYD, Samsung dan LG.

Panasonic Sanyo (Jepang) dan BYD
(Tiongkok) adalah produsen baterai terbesar pertama dan kedua. Tapi CATL akan
bisa menyalip mereka.

BMW saja sudah memesan CATL
senilai sekitar Rp 80 triliun. Untuk mobil listrik Mini dan iNext milik BMW.
Tesla juga terus memperbesar ordernya.

Kini CATL juga ekspansi ke Eropa:
membangun pabrik baterai di Berlin. Juga menjalin kerjasama dengan pabrik mobil
listrik di Finlandia: Valmet Automotive. Yang 34 persen sahamnya dimiliki
pemerintah Finlandia.

Valmet ini dulunya memproduksi
mesin besar untuk pembuatan kertas. Tanyalah para pemilik pabrik kertas:
seperti apa mesin buatan Valmet itu. Pastilah jawabnya: terbaik di dunia. Saya
pernah ke Valmet dua kali. Untuk membeli mesin itu.

Lalu datanglah ramalan baru:
dunia akan tanpa kertas. Valmet pun banting stir. Valmet mengerahkan
kekuatannya untuk memproduksi mobil listrik.

Kerja samanya dengan CATL berarti
Valmet punya sumber baterai yang handal. Sebab arti sebenarnya dari kerjasama
itu adalah: CATL ikut menjadi pemilik Valmet Automotive. Dengan kepemilikan
saham 22 persen.

Tidak menyangka Kabupaten Ningde
yang dulunya amat miskin berubah: jadi memiliki pabrik baterai terbesar ke-3 di
dunia.

Alamnya yang bergunung-gunung
telah dimanfaatkan untuk sumber listrik tenaga air-terjun.

Berkat listrik murah itulah
muncul industri logam di Ningde.

Baca Juga :  Virus Minyak

Gunung-gunungnya itu ternyata
juga mengandung bebatuan berharga.

Maka, kabupaten ini punya
produksi granit yang amat besar. Salah satunya Anda sudah dengar: Fuding Black.

Belakangan diketahui pula
kekayaan lain di bawah gunung itu: silikon. Yang nilainya melebihi granit.

Ningde pun memiliki industri
tambang bernilai tinggi. Seperti magnesium, zirconium, dan pemurnian silicon
carbide.

Masih ada yang lebih berharga
lagi: Ningde melahirkan seorang bayi bernama Zeng Yuqun. Yang ketika muda
bekerja di galangan kapal milik BUMN di pinggir lautnya.

Zeng lantas mengambil kuliah
fisika. Nilainya istimewa. Zeng pun meraih gelar doktor fisika dari Institute
of Physic di China Academy of Science.

Kini umurnya 52 tahun.
Kekayaannya sudah Rp 40 triliun.

Padahal CATL baru ia dirikan 9
tahun lalu  –tahun 2011.

Begitu cepat meraksasa. Begitulah
bisnis yang sesuai dengan zamannya.

Di Eropa, atau Amerika, nama Zeng
Yuqun lebih dikenal sebagai Robin Zeng. Mr. Robin. Lebih mudah mengucapkannya.

Orang Eropa tidak mudah
mengucapkan nama ‘yu’ dan ‘qun’. Pengucapannya harus berbeda dengan tulisannya.

Itu harus diucapkan dengan mulut
setengah perot –yang akan menghasilkan suara antara ‘i’ dan ‘u’. Orang Sunda
rasanya bisa melakukannya dengan lebih mudah: peuyeum, keukeuh,….

Saya beberapa kali melewati
Kabupaten Ningde –kampung Robin Zeng itu. Yakni saat dari Kota Fuzhou (ibu
kota Fujian) ke Kota Ningbo (di Provinsi Zhejiang) –melewati Kota Wenzhou.

Saya tidak menyangka di sini bisa
dihasilkan baterai begitu besarnya.

Baterai memang masa depan energi.
Semua kendaraan akan beralih ke listrik.

Masih akan ada bisnis besar lain: energy
storage
.

Produksilah listrik di siang hari
–ketika matahari bersinar penuh. Simpanlah di baterai –untuk dipakai malam
hari.

Bagi Zeng, masa depan kita itu
ternyata adalah masa kininya.(Dahlan Iskan)

Mau BBM? Kilang tidak cukup. Mau
listrik? Tagihan naik. Sedang solar cell masih mahal
–karena masih harus beli baterai untuk pemakaian malam hari.

Ada tawaran yang lebih menarik.
Tapi lagi-lagi datang dari negeri yang mungkin Anda kurang suka: Tiongkok.

Awalnya saya memilih –menunggu
dengan gempar– temuan Prof Dr John Goodenough. Yang dari Texas University itu.
Yang sudah berusia 97 tahun itu. Yang akan bisa membuat baterai lithium-baru.
Yang 10 kali lebih kuat dari lithium lama. Yang ia sendiri yang menemukan
–lebih 40 tahun lalu itu. Ketika ia masih muda.

Pun harganya dirancang hanya
sepertiga lithium lama.

Begitu optimis waktu ia
mengumumkan dua tahun lalu. Baterai lithium-baru itu sudah akan ada di pasar
tiga tahun kemudian.

Itu berarti tahun depan.

Tapi sampai hari ini belum ada
kabar kelanjutannya. Kabar terbaru memang muncul tahun lalu. Tapi yang terkait
dengan Nobel: Prof Goodenough menerima hadiah Nobel bidang kimia. Untuk
penemuan lithium di saat ia masih muda dulu.

Sudah lama para ahli menganggap
beliau memang layak mendapat Nobel itu. Bahkan sudah telat sekali. Untung
beliau berumur panjang.

Tapi kapan lithium yang baru itu
diproduksi?

Jangan-jangan masih akan tiga
tahun lagi. Untuk ulang tahunnya yang ke-100.

Atau jangan-jangan pembaca DI’s
Way yang lebih tahu perkembangan terbaru dari Prof Goodenough itu. Please beritahu
saya.

Sambil menunggu itu justru muncul
kejutan dari itu tadi: Tiongkok. Dari sebuah kecamatan paling utara di Provinsi
Fujian: di Kabupaten Ningde (
宁德). Yang wilayahnya
bergunung-gunung. Di pinggir pantai –sepanjang 200 km menghadap ke Taiwan.

Di situlah pabrik baterai
terbesar ke-3 di dunia berlokasi: Contemporary Amperex Technology Co. Limited.
Yang dikenal dengan baterai CATL. Yang produksi pertahunnya mencapai setara
1.000 MWh.

Minggu lalu CATL mengumumkan:
sudah siap menerima order untuk baterai lithium-ion dengan kekuatan baru: bisa
tahan sampai 2 juta kilometer.

Baca Juga :  Dikabarkan Menghilang, Ditemukan Kakek di Bawah Jembatan Rumahnya

Artinya: 5 kali lipat dari
kekuatan baterai lithium terkuat sekarang.

Atau setara dengan pemakaian
sekitar 20 tahun –kalau sehari dipakai 400 km.

Baterai mobil listrik yang
sekarang umumnya akan rusak setelah dilakukan charging 6.000 kali. Kira-kira
tiap lima tahun harus diganti –kalau mobilnya dipakai tiap hari.

Hanya saja CATL masih
meninggalkan teka-teki: apakah harganya juga lebih murah.

Hampir semua mobil listrik sudah
menggunakan CATL –di samping Panasonic, BYD, Samsung dan LG.

Panasonic Sanyo (Jepang) dan BYD
(Tiongkok) adalah produsen baterai terbesar pertama dan kedua. Tapi CATL akan
bisa menyalip mereka.

BMW saja sudah memesan CATL
senilai sekitar Rp 80 triliun. Untuk mobil listrik Mini dan iNext milik BMW.
Tesla juga terus memperbesar ordernya.

Kini CATL juga ekspansi ke Eropa:
membangun pabrik baterai di Berlin. Juga menjalin kerjasama dengan pabrik mobil
listrik di Finlandia: Valmet Automotive. Yang 34 persen sahamnya dimiliki
pemerintah Finlandia.

Valmet ini dulunya memproduksi
mesin besar untuk pembuatan kertas. Tanyalah para pemilik pabrik kertas:
seperti apa mesin buatan Valmet itu. Pastilah jawabnya: terbaik di dunia. Saya
pernah ke Valmet dua kali. Untuk membeli mesin itu.

Lalu datanglah ramalan baru:
dunia akan tanpa kertas. Valmet pun banting stir. Valmet mengerahkan
kekuatannya untuk memproduksi mobil listrik.

Kerja samanya dengan CATL berarti
Valmet punya sumber baterai yang handal. Sebab arti sebenarnya dari kerjasama
itu adalah: CATL ikut menjadi pemilik Valmet Automotive. Dengan kepemilikan
saham 22 persen.

Tidak menyangka Kabupaten Ningde
yang dulunya amat miskin berubah: jadi memiliki pabrik baterai terbesar ke-3 di
dunia.

Alamnya yang bergunung-gunung
telah dimanfaatkan untuk sumber listrik tenaga air-terjun.

Berkat listrik murah itulah
muncul industri logam di Ningde.

Baca Juga :  Virus Minyak

Gunung-gunungnya itu ternyata
juga mengandung bebatuan berharga.

Maka, kabupaten ini punya
produksi granit yang amat besar. Salah satunya Anda sudah dengar: Fuding Black.

Belakangan diketahui pula
kekayaan lain di bawah gunung itu: silikon. Yang nilainya melebihi granit.

Ningde pun memiliki industri
tambang bernilai tinggi. Seperti magnesium, zirconium, dan pemurnian silicon
carbide.

Masih ada yang lebih berharga
lagi: Ningde melahirkan seorang bayi bernama Zeng Yuqun. Yang ketika muda
bekerja di galangan kapal milik BUMN di pinggir lautnya.

Zeng lantas mengambil kuliah
fisika. Nilainya istimewa. Zeng pun meraih gelar doktor fisika dari Institute
of Physic di China Academy of Science.

Kini umurnya 52 tahun.
Kekayaannya sudah Rp 40 triliun.

Padahal CATL baru ia dirikan 9
tahun lalu  –tahun 2011.

Begitu cepat meraksasa. Begitulah
bisnis yang sesuai dengan zamannya.

Di Eropa, atau Amerika, nama Zeng
Yuqun lebih dikenal sebagai Robin Zeng. Mr. Robin. Lebih mudah mengucapkannya.

Orang Eropa tidak mudah
mengucapkan nama ‘yu’ dan ‘qun’. Pengucapannya harus berbeda dengan tulisannya.

Itu harus diucapkan dengan mulut
setengah perot –yang akan menghasilkan suara antara ‘i’ dan ‘u’. Orang Sunda
rasanya bisa melakukannya dengan lebih mudah: peuyeum, keukeuh,….

Saya beberapa kali melewati
Kabupaten Ningde –kampung Robin Zeng itu. Yakni saat dari Kota Fuzhou (ibu
kota Fujian) ke Kota Ningbo (di Provinsi Zhejiang) –melewati Kota Wenzhou.

Saya tidak menyangka di sini bisa
dihasilkan baterai begitu besarnya.

Baterai memang masa depan energi.
Semua kendaraan akan beralih ke listrik.

Masih akan ada bisnis besar lain: energy
storage
.

Produksilah listrik di siang hari
–ketika matahari bersinar penuh. Simpanlah di baterai –untuk dipakai malam
hari.

Bagi Zeng, masa depan kita itu
ternyata adalah masa kininya.(Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru