Site icon Prokalteng

Wali Kota Publikasikan Gambar Pohon Trambesi

wali-kota-publikasikan-gambar-pohon-trambesi

PALANGKA
RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin memiliki cara mendapatkan
aspirasi yang cukup menarik perhatian. Di akun instagramnya, wali kota termuda
ini mempublikasikan gambar pohon trambesi diikuti keterangan pertanyaan.

Langkahnya
ini, untuk mewujudkan Kota Palangka Raya yang hijau dan cantik. Di akunnya itu,
ia meminta pendapat dari para netizen terkait wacana menanam pohon trambesi di
Kota Cantik. Hingga kemarin, postingannya ini telah mendapat berbagai reaksi
masyarakat. Ada yang mempertanyakan terkait kecocokan dengan tanah di Kota
Palangka Raya, terkait akar, hingga pertanyaan terkait kemungkinan pemko akan
menanam tabebuya, yang pada suatu musim akan berbunga lebih lebat, sehingga
menarik untuk dijadikan bulan berkunjung ke Kota Cantik.

Menurut
wali kota, pemko sudah mempertimbangkan terkait keinginan untuk menanam pohon
trambesi. Sedangkan untuk pohon tabebuya, lanjut dia, sejatinya akan ditanam
beberapa waktu lalu. “Hanya karena datangnya bibit pas saat karhutla, sehingga
layu. Ide bagus untuk menjadikan bulan berkunjung,” ujar Fairid mengomentari
pendapat akun @myogiantoro yang memberikan respons terkait postingan wali kota
tentang wacana penanaman pohon trambesi.

Tak
hanya itu, masyarakat juga memberikan informasi terkait di mana saja pohon ini
bisa tumbuh dengan baik, dan menambah estetika Kota Cantik. Apalagi, pohon ini
juga kaya akan fungsi bagi lingkungan. Pohon trambesi ini masuk ke dalam kategori
tanaman yang cepat tumbuh. Tumbuhnya pun, bisa mencapai 75 cm hingga 150 cm
hanya dalam satu tahun. Pohon ini pun bisa tumbuh setinggi 15 hingga 25 meter,
dan tergolong tanaman “bandel”. Mengapa? Trembesi dapat bertahan hidup di
negara yang memiliki musim kering hingga 4 bulan dengan kisaran suhu 20 hingga
38 derajat celcius.

Trembesi
memiliki karakter daun yang tebal dan memiliki kemampuan untuk menyerap
karbondioksida lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Trembesi bisa menyerap
28,5 ton karbondioksida/pohon/tahun. Jauh lebih banyak dibanding Akasia yang
menyerap 5,3 ton karbondioksida/pohon/tahun, sementara Kenanga menyerap 0,8 ton
karbondioksida/pohon/tahun. Selain untuk lingkungan, pohon ini juga berguna
untuk menjadi sasaran destinasi wisata.

Seperti
di Jawatan Benculuk, Banyuwangi, Jawa Timur. Di sini, wisatawan dapat merasakan
sejuknya pohon-pohon trembesi yang berjajar tinggi dan rindang. Jawatan
Benculuk dahulu merupakan bangunan tua yang digunakan untuk transportasi kereta
api. Namun, kini dijadikan sebagai tempat wisata sekaligus area resapan air dan
penghasil kayu jati yang dikelola oleh Perhutani Banyuwangi. Jika datang sore
hari, sinar matahari menerobos melalui celah pepohonan menjadi pemandangan yang
luar biasa. Wisatawan bisa berjalan-jalan, bersepeda santai, atau melakukan
aktivitas wisata lain seperti memancing dan arum jeram.

Sebelumnya,
Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu melakukan aksi penanam pohon.
Menurutnya, penanam pohon ini merupakan salah satu upaya penghijauan lahan
untuk merevitalisasi hutan dan lahan yang terbakar beberapa waktu lalu. Pemko
bersinergi dengan pemprov untuk bisa mendukung upaya kota dalam menghijaukan
kembali Kota Palangka Raya. (jpc/*ahm/ami/iha/CTK)

Exit mobile version