29.9 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

TPS Akan Diganti Dengan Depo Mini

PALANGKA
RAYA – Di bawah komando Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, keberadaan
tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di Kota Cantik perlahan akan diganti
dengan depo mini. Namun, dalam implementasinya, masih ada ditemui kendala.
Salah satunya yakni masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya paham bahwa depo
mini maupun depo utama yang telah dibangun pemko, jauh lebih baik dari TPS.
Untuk itu, Fairid berpesan bagi jajarannya untuk menyampaikan ke masyarakat
tentang hal positif hadirnya depo.

“TPS
itu, perlahan akan ditutup. Diganti dengan depo mini. Karena depo ini bagus.
Mohon bersinergi. Mungkin masyarakat banyak yang belum tahu tentang depo. Depo
ini jauh lebih baik daripada TPS yang ada di pinggi-pinggi jalan,” katanya,
baru-baru ini.

Pesannya
itu, ia tujukan bagi seluruh insan lingkup Pemko Palangka Raya. Mulai dari
tingkat jajaran pegawai hingga RT dan RW. Dia berharap, agar hal ini bisa
sampai ke masyarakat. “Depo ini sangat bagus. Depo di Kelurahan Panarung sangat
bagus. Memang perlu ada yang ditingkatkan lagi,” lanjutnya.

Baca Juga :  Pemkab Kapuas Raih WTP Kelima, Ini Kata Ben Brahim

Depo,
sejauh ini, keberadaannya cukup mampu untuk menampung sampah rumah tangga
maupun juga bisnis masyarakat. Apalagi, di kawasan depo dihiasi dengan tanaman
yang cukup rindang. Keberadaannya juga, tidaklah berbau seperti TPS.

Tak
hanya ingin mempercantik perwajahan kota dengan mengganti TPS menjadi depo,
Fairid juga fokus membenahi tempat pemrosesan akhir (TPA) yang berada di Km 14,
Jalan Tjilik Riwut. Katanya, jalan masuk ke TPA ini akan diaspal.

Di
sisi lain, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperkim)
Kota Palangka Raya Imbang Triatmaji mengatakan penerapan sistem sanitary
landfill pada TPA di Palangka Raya akan lebih tepat efektif dan efisien. Karena
itu, kata dia, Disperkim bakal menerapkan sistem sanitary landfill tersebut
untuk TPA yang ada di Palangka Raya. Dijelaskannya, sistem atau metode Sanitary
Landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara
membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian
menimbunnya dengan tanah.

Baca Juga :  Menang 100

“Dengan
begitu pada TPA nantinya tidak lagi menggunakan sistem oversampling tapi
sanitary landfill,” sebutnya, Minggu (8/9).

Dijelaskannya,
dengan melakukan penutupan cover soil di sel-sel sampah yang sudah nonaktif
akan berimbas positif terhadap kondisi lingkungan. Penutupan tersebut nantinya
akan mampu mengurangi bau, serta lalat yang banyak di lokasi TPA. Hal itu juga
akan mempercepat proses pembusukan. “Dengan ditutup dan mempercepat pembusukan
nantinya dapat cepat dimanfaatkan lagi sebagai ruang terbuka hijau,” jelasnya.

Selebihnya
Imbang menjelaskan, sejumlah elemen yang diperlukan pihaknya dalam menerapkan
metode sanitary landfill yakni sistem lining, sistem lindi, sistem cover,
sistem ventilasi dan monitor, guna mencegah hasil limbah sampah mencemari tanah
dan air tanah di sekitar TPA yang akan berbahaya tak hanya bagi lingkungan,
namun juga bagi manusia. Penerapan metode ini imbuh dia, akan menjadi langkah
pihaknya dalam berupaya meraih kembali piala Adipura. (hms/ami/iha/CTK)

PALANGKA
RAYA – Di bawah komando Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, keberadaan
tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di Kota Cantik perlahan akan diganti
dengan depo mini. Namun, dalam implementasinya, masih ada ditemui kendala.
Salah satunya yakni masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya paham bahwa depo
mini maupun depo utama yang telah dibangun pemko, jauh lebih baik dari TPS.
Untuk itu, Fairid berpesan bagi jajarannya untuk menyampaikan ke masyarakat
tentang hal positif hadirnya depo.

“TPS
itu, perlahan akan ditutup. Diganti dengan depo mini. Karena depo ini bagus.
Mohon bersinergi. Mungkin masyarakat banyak yang belum tahu tentang depo. Depo
ini jauh lebih baik daripada TPS yang ada di pinggi-pinggi jalan,” katanya,
baru-baru ini.

Pesannya
itu, ia tujukan bagi seluruh insan lingkup Pemko Palangka Raya. Mulai dari
tingkat jajaran pegawai hingga RT dan RW. Dia berharap, agar hal ini bisa
sampai ke masyarakat. “Depo ini sangat bagus. Depo di Kelurahan Panarung sangat
bagus. Memang perlu ada yang ditingkatkan lagi,” lanjutnya.

Baca Juga :  Pemkab Kapuas Raih WTP Kelima, Ini Kata Ben Brahim

Depo,
sejauh ini, keberadaannya cukup mampu untuk menampung sampah rumah tangga
maupun juga bisnis masyarakat. Apalagi, di kawasan depo dihiasi dengan tanaman
yang cukup rindang. Keberadaannya juga, tidaklah berbau seperti TPS.

Tak
hanya ingin mempercantik perwajahan kota dengan mengganti TPS menjadi depo,
Fairid juga fokus membenahi tempat pemrosesan akhir (TPA) yang berada di Km 14,
Jalan Tjilik Riwut. Katanya, jalan masuk ke TPA ini akan diaspal.

Di
sisi lain, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperkim)
Kota Palangka Raya Imbang Triatmaji mengatakan penerapan sistem sanitary
landfill pada TPA di Palangka Raya akan lebih tepat efektif dan efisien. Karena
itu, kata dia, Disperkim bakal menerapkan sistem sanitary landfill tersebut
untuk TPA yang ada di Palangka Raya. Dijelaskannya, sistem atau metode Sanitary
Landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara
membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian
menimbunnya dengan tanah.

Baca Juga :  Menang 100

“Dengan
begitu pada TPA nantinya tidak lagi menggunakan sistem oversampling tapi
sanitary landfill,” sebutnya, Minggu (8/9).

Dijelaskannya,
dengan melakukan penutupan cover soil di sel-sel sampah yang sudah nonaktif
akan berimbas positif terhadap kondisi lingkungan. Penutupan tersebut nantinya
akan mampu mengurangi bau, serta lalat yang banyak di lokasi TPA. Hal itu juga
akan mempercepat proses pembusukan. “Dengan ditutup dan mempercepat pembusukan
nantinya dapat cepat dimanfaatkan lagi sebagai ruang terbuka hijau,” jelasnya.

Selebihnya
Imbang menjelaskan, sejumlah elemen yang diperlukan pihaknya dalam menerapkan
metode sanitary landfill yakni sistem lining, sistem lindi, sistem cover,
sistem ventilasi dan monitor, guna mencegah hasil limbah sampah mencemari tanah
dan air tanah di sekitar TPA yang akan berbahaya tak hanya bagi lingkungan,
namun juga bagi manusia. Penerapan metode ini imbuh dia, akan menjadi langkah
pihaknya dalam berupaya meraih kembali piala Adipura. (hms/ami/iha/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru