PALANGKA RAYA-Pelatihan fasilitator tahap ke-2 merupakan
kelanjutan dari pelatihan tahap ke-1 yang dilaksanakan di Aula Fakultas
Pertanian Universitas Palangka Raya tanggal 16-17 Oktober 2020 lalu secara
virtual.
“Kegiatan ini sendiri merupakan kerjasama antara
Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut (PKG), Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya
(FP- UPR),” ucap Dekan Fakultas Pertanian Palangka Raya, Dr Ir Sosilawaty
MP, saat ditemui Kalteng Pos, Selasa (8/12).
Menurutnya, kegiatan pelatihan tahap ke-2 ini, dihadiri
oleh Dirjen PPKL Karliansyah, Direktur PKG, SPM Budisusanti, staf ahli Owin
Jamasy, dan Irjen Tri Bagun Leksono. Selain itu, juga dihadiri fasilitator, masing masing 1 desa 2 orang dengan didampingi kepala desa dan sekretaris serta pendamping dari fakultas pertanian 1 desa 3 orang. Yakni dosen yang fungsinya untuk membantu merencanakan program, mengawal dan mengawasi di saat program dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan desa.
“Universitas Palangka Raya patut
berbangga dengan ditunjuknya Fakultas Pertanian sebagai tenaga ahli dalam
program bina desa peduli gambut ini,â€ungkapnya.
Lanjut dia, bahwa kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen
PPKL, Direktorat PKG yang bekerja sama
dengan Fakultas Pertanian UPR dengan 10 desa terpilih.
“Yaitu Mantangai Hilir, Tengah, Hulu, Kalumpang, Sei
Ahas, Katimpun, Katunjung, Pulau Kaladan di wilayah Kabupaten Kapuas dan dua
desa yang masuk wilayah Kabupaten Barito Selatan, Desa Mahajandau dan Sungai
Jaya,” jelas Sosilawaty.
Dari kegiatan ini, menurutnya akan direkomendasi peningkatan
ekonomi masyarakat. Seperti halnya di bidang
peternakan, perikananan, pertanian. Namun, pihaknya lebih menekankan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan perbaikan ekosistem gambut. Yaitu revegetasi hutan atau penanaman kembali
pohon-pohon di lahan gambut.
“Dengan perbaikan ekosistem gambut itu, diharapkan
tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan. Gambut akan selalu basah dan
masyarakat desa perekonomiannya semakin meningkat,” pungkasnya.