25.4 C
Jakarta
Saturday, April 12, 2025

Logika Marah

Saya tidak mau jadi pembicara di Zoom hari
Minggu pagi kemarin. Di samping sudah terlalu sering, justru hari itu saya
ingin ikut Zoom. Sebagai peserta.

Apalagi, Ssstttโ€ฆ!โ€ฆ Pembicaranya cantik
dengan โ€˜lima iโ€™.

Acaranya: kesehatan jiwa dan raga.

Penyelenggaranya: detik.com. Dengan sponsor
โ€˜Bakti BCAโ€™.

Pembicara โ€˜lima iโ€™ itu: Dr Alberta Claudia.
Pembicara satunya seorang psikolog yang cerdas: Tara de Thouars (Clinical
Psychologist.).

Masih ditambah demonstrasi olah jiwa-raga
โ€“oleh guru yoga Tio Rosaline. Dari BlesYoga.

Pertanyaan peserta banyak yang menarik. Yang
disampaikan lewat moderator yang saya lupa namanyi. Misalnya: apakah ketika
kita olahraga tetap harus pakai masker.

โ€œTidak perluโ€ฆ. ,โ€ jawab Dr Claudia,
โ€œโ€ฆ kalau olahraganya di dalam rumah.โ€

โ€œKalau di luar rumah? Misalnya jogging
atau bersepeda?รขโ‚ฌล“

โ€œTidak perluโ€ฆ.,โ€ katanyi โ€œโ€ฆ
kalau tidak ada orang lain di sekitar Anda.โ€

Tapi kalau joggingnya rame-rame, meski
berjarak, baiknya tetap pakai masker.

Pertanyaan lain: โ€œOlahraga itu kan perlu
tarik nafas agak banyak. Bagaimana kalau kita punya sakit jantung atau
pernafasan? Apakah boleh tidak pakai masker?รขโ‚ฌล“

Dr Claudia rupanya tidak hanya โ€˜lima iโ€™ tapi
juga tidak mudah terpancing. โ€œKalau Anda punya penyakit seperti itu
baiknya jangan olahraga di luar,โ€ jawabnyi. โ€œDi rumah kan tetap bisa
olahraga. Jangan diam di rumah lalu tidak mau olahraga,โ€ tambahnyi.

Lalu ada pertanyaan yang sangat menarik bagi
saya: โ€œbolehkah selama new normal olahraga renang?โ€

โ€œKalau renang sih
@$#@&#ร‚ยงร‚ยงร‚ยฟร‚ยขร‚ยฃร‚ยงร‚ยขร‚ยฐร‚ยฐร‚ยฐ,โ€ suara Claudia terganggu link yang
kurang sempurna.

Banyak lagi tip yang diberikan dr Claudia
โ€“setelah suaranya kembali memerdu.

Yang juga menarik adalah paparan psikolog Tara.
Tip darinyi juga sangat konkrit. Terutama bagi yang mudah terkena stres gegara
wabah Covid-19.

Penyebab stres itu: menangnya emosi atas
logika. Emosi dan logika tidak bisa bersatu. Yang emosinya naik pasti logikanya
turun.
Maka muncullah rasa marah, sedih atau perasaan bersalah.

Bagi yang stres baiknya menenangkan diri dulu.
Untuk memikirkan yang mana penyebab stresnya.

Syaratnya: harus tenang dulu. Cara menenangkan
diri adalah: tarik nafas panjang. Empat detik. Beberapa kali.

โ€œKami sudah tarik nafas panjang tetap saja
tidak bisa tenang. Hal-hal negatif muncul kembali,โ€ tanya peserta lewat
moderator.

โ€œItu pertanda tarik nafasnya kurang benar.
Tarif nafas yang benar adalah: semua konsentrasi ditujukan pada tarik nafas
itu,โ€ ujar Tara.

Baca Juga :  Nyoblos di TPS 25 Menteng, Ini Pesan Wali Kota Kepada Masyarakat

Sudah menjadi sifat manusia punya pikiran
negatif. Penyebabnya adalah: semua manusia itu tidak ingin terkena masalah.

Memang Tara tidak memberi jalan keluar
bagaimana kalau marah, sedih, merasa bersalah menyatu ke dalam diri satu orang.
Misalnya saya.

Upsโ€ฆ Ternyata orang seperti saya tidak bisa
stres. Terutama stres yang disebabkan oleh emosi marah.

Simaklah fatwa Tara ini: kalau Anda lagi mau
marah tumpahkanlah energi marah Anda ke olahraga, teriak-teriak atau untuk
menulis.

Saya sudah melakukan tiga-tiganya setiap hari.
Pagi-pagi saya olahraga โ€“sambil teriak-teriak. Sore hari menulis. Amitohu!

Inti fatwa Tara adalah: di saat stres janganlah
memikirkan tiga masa sekaligus โ€“masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Fokuslah hanya memikirkan masa sekarang saja.
โ€œLupakan dulu masa lalu. Masa depan pikirkan nanti,โ€ katanyi.

Tentu saya menunggu Zoom ini sampai acara demo
yoga oleh Tio. Dia guru yoga sangat terkenal. Saya belum pernah melihatnyi.

Di masa covid ini Tio lebih terkenal lagi.
Terutama sejak ia membuka kelas di Zoom. Tiap hari 500 orang rebutan โ€˜seatโ€™
yang hanya untuk 12 orang.

Tiap hari Tio membuka โ€˜tenderโ€™ untuk kelas
keesokan harinya. Tendernya online. Bukan
di WA tapi di Line. Dalam dua menit kuota 12 orang sudah penuh.

Tio tidak memberi tahu tender itu diadakan jam
berapa. Sepanjang pagi muridnya harus memelototi layar ponsel. Agar begitu tender
dibuka bisa rebutan kuota.

Tio tidak mau membuka kelas besar. Agar bisa
mengawasi semua muridnyi โ€“lewat laptopnyi.

Belakangan dia buka kelas baru di jam yang
berbeda. Tetap saja jadi rebutan. Padahal dia sudah membuka kelas instagram
yang gratis. Tapi daya tarik Tio tidak hanya pada gerakannyi. Melainkan juga
caranyi memperbaiki gerakan muridnyi.

โ€œSaya tidak hanya mengajar Yoga. Saya juga
mengajar kebaikan,โ€ ujarnyi. Saya memang mewawancarainyi seusai Zoom
kemarin.

Salah satu yang terus ditekankannyi adalah:
jangan ego. Kendalikan ego. Dia sendiri tidak mau bersikap rakus โ€“tarif yang
tinggi dan murid yang banyak.

Melihat pembawaannyi Tio ini seperti orang
Bali. Lembut dan halus. Ternyata dia orang Batak. Guru yoga dan meditasinyi
yang orang Bali.

โ€œJiwa saya memang lebih ke Bali. Tapi
keras suara dan fighting spirit saya masih Batak asli hahaโ€ฆ,โ€
ujarnyi.

Baca Juga :  Semakin Optimistis Maju di Pilbup Kotim, Zamรขโ‚ฌโ„ขan Daftar ke Hanura

Tio baru tertarik yoga di umur 34 tahun. Ada
kejadian khusus yang membuatnyi lari ke yoga. Yakni setelah bapaknyi meninggal.
โ€œJiwa saya agak guncang. Kerja saya semakin ambisius,โ€ ujarnyi.

Tio sangat โ€˜anak bapakโ€™. Ditinggal bapaknyi itu
Tio merasa berubah. Menjadi self center, narcicist dan berujung pada depresi.

โ€œSaya merasa tidak bahagia dengan
kehidupan yang saya jalani. Padahal banyak hal berhasil saya capai,โ€
katanyi.

Waktu itu Tio menjadi eksekutif di sebuah
perusahaan besar. โ€œKarir, pujian dan popularitas ternyata tidak membuat
saya damai,โ€ katanyi.

Saat depresi itu dia memutuskan berhenti
berkarir. Dia melanglang negara. Dia keliling Asia โ€“seorang diri. Selama 3
bulan. โ€œDi Kamboja saya melihat tempat yoga sederhana sekali. Tapi energi
yang muncul dari tempat itu penuh ketenangan,โ€ katanyi.

Di Kamboja itulah dia mulai tertarik yoga. Dia
mulai belajar bahwa bahagia itu berbeda dengan rasa gembira.

Tio tidak hanya mengajar yoga. Juga meditasi.
Guru meditasinya itulah yang dari Bali. Orangnya tinggi. Tio mengabadikannya di profil picture ponselnya.

Sosok itu pula yang jadi gurunya Anjasmara dan
Ade Rai. Di Bali Usada Health Meditation itulah Tio mengubah jiwanyi.

โ€œBeliaulah yang mengajarkan saya bahwa
yoga bukan sekedar pose tapi belajar menikmati tubuh dan mencintai tubuh apa
adanya,โ€ katanyi. โ€œI am truly blessed to have
them as my role model
 Pak,โ€ tambahnyi.

Dengan adanya Zoom, Tio bisa mengajar sejak jam
06.30 pagi sampai 19.30 malam. Untuk enam kelas bergantian. Termasuk kelas
privat.

Apakah setelah Covid-19 akan menutup kelas
Zoom?

โ€œZoom akan terus ada pak. Ini permintaan
mereka. Termasuk orang Indonesia yang di luar negeri,โ€ katanyi.

Waktu Covid-19 mulai masuk Indonesia Tio
menutup studio yoganya โ€“BlesYoga di Jakarta. Tio lantas mengajar lewat
Instagram. Gratis. Beberapa hari kemudian mulailah datang permintaan kelas Zoom
itu.

Dengan Zoom ini guru-guru yoga terbaik bisa
diikuti dari pojok mana pun. Ini sekaligus tantangan bagi guru yoga di daerah.
Jangan sampai semua murid yoga lari hanya ke sejumlah guru yoga terkemuka saja.

Covid-19 juga membawa persaingan mutu sampai
nun jauh ke yoga.(Dahlan Iskan)

Saya tidak mau jadi pembicara di Zoom hari
Minggu pagi kemarin. Di samping sudah terlalu sering, justru hari itu saya
ingin ikut Zoom. Sebagai peserta.

Apalagi, Ssstttโ€ฆ!โ€ฆ Pembicaranya cantik
dengan โ€˜lima iโ€™.

Acaranya: kesehatan jiwa dan raga.

Penyelenggaranya: detik.com. Dengan sponsor
โ€˜Bakti BCAโ€™.

Pembicara โ€˜lima iโ€™ itu: Dr Alberta Claudia.
Pembicara satunya seorang psikolog yang cerdas: Tara de Thouars (Clinical
Psychologist.).

Masih ditambah demonstrasi olah jiwa-raga
โ€“oleh guru yoga Tio Rosaline. Dari BlesYoga.

Pertanyaan peserta banyak yang menarik. Yang
disampaikan lewat moderator yang saya lupa namanyi. Misalnya: apakah ketika
kita olahraga tetap harus pakai masker.

โ€œTidak perluโ€ฆ. ,โ€ jawab Dr Claudia,
โ€œโ€ฆ kalau olahraganya di dalam rumah.โ€

โ€œKalau di luar rumah? Misalnya jogging
atau bersepeda?รขโ‚ฌล“

โ€œTidak perluโ€ฆ.,โ€ katanyi โ€œโ€ฆ
kalau tidak ada orang lain di sekitar Anda.โ€

Tapi kalau joggingnya rame-rame, meski
berjarak, baiknya tetap pakai masker.

Pertanyaan lain: โ€œOlahraga itu kan perlu
tarik nafas agak banyak. Bagaimana kalau kita punya sakit jantung atau
pernafasan? Apakah boleh tidak pakai masker?รขโ‚ฌล“

Dr Claudia rupanya tidak hanya โ€˜lima iโ€™ tapi
juga tidak mudah terpancing. โ€œKalau Anda punya penyakit seperti itu
baiknya jangan olahraga di luar,โ€ jawabnyi. โ€œDi rumah kan tetap bisa
olahraga. Jangan diam di rumah lalu tidak mau olahraga,โ€ tambahnyi.

Lalu ada pertanyaan yang sangat menarik bagi
saya: โ€œbolehkah selama new normal olahraga renang?โ€

โ€œKalau renang sih
@$#@&#ร‚ยงร‚ยงร‚ยฟร‚ยขร‚ยฃร‚ยงร‚ยขร‚ยฐร‚ยฐร‚ยฐ,โ€ suara Claudia terganggu link yang
kurang sempurna.

Banyak lagi tip yang diberikan dr Claudia
โ€“setelah suaranya kembali memerdu.

Yang juga menarik adalah paparan psikolog Tara.
Tip darinyi juga sangat konkrit. Terutama bagi yang mudah terkena stres gegara
wabah Covid-19.

Penyebab stres itu: menangnya emosi atas
logika. Emosi dan logika tidak bisa bersatu. Yang emosinya naik pasti logikanya
turun.
Maka muncullah rasa marah, sedih atau perasaan bersalah.

Bagi yang stres baiknya menenangkan diri dulu.
Untuk memikirkan yang mana penyebab stresnya.

Syaratnya: harus tenang dulu. Cara menenangkan
diri adalah: tarik nafas panjang. Empat detik. Beberapa kali.

โ€œKami sudah tarik nafas panjang tetap saja
tidak bisa tenang. Hal-hal negatif muncul kembali,โ€ tanya peserta lewat
moderator.

โ€œItu pertanda tarik nafasnya kurang benar.
Tarif nafas yang benar adalah: semua konsentrasi ditujukan pada tarik nafas
itu,โ€ ujar Tara.

Baca Juga :  Nyoblos di TPS 25 Menteng, Ini Pesan Wali Kota Kepada Masyarakat

Sudah menjadi sifat manusia punya pikiran
negatif. Penyebabnya adalah: semua manusia itu tidak ingin terkena masalah.

Memang Tara tidak memberi jalan keluar
bagaimana kalau marah, sedih, merasa bersalah menyatu ke dalam diri satu orang.
Misalnya saya.

Upsโ€ฆ Ternyata orang seperti saya tidak bisa
stres. Terutama stres yang disebabkan oleh emosi marah.

Simaklah fatwa Tara ini: kalau Anda lagi mau
marah tumpahkanlah energi marah Anda ke olahraga, teriak-teriak atau untuk
menulis.

Saya sudah melakukan tiga-tiganya setiap hari.
Pagi-pagi saya olahraga โ€“sambil teriak-teriak. Sore hari menulis. Amitohu!

Inti fatwa Tara adalah: di saat stres janganlah
memikirkan tiga masa sekaligus โ€“masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Fokuslah hanya memikirkan masa sekarang saja.
โ€œLupakan dulu masa lalu. Masa depan pikirkan nanti,โ€ katanyi.

Tentu saya menunggu Zoom ini sampai acara demo
yoga oleh Tio. Dia guru yoga sangat terkenal. Saya belum pernah melihatnyi.

Di masa covid ini Tio lebih terkenal lagi.
Terutama sejak ia membuka kelas di Zoom. Tiap hari 500 orang rebutan โ€˜seatโ€™
yang hanya untuk 12 orang.

Tiap hari Tio membuka โ€˜tenderโ€™ untuk kelas
keesokan harinya. Tendernya online. Bukan
di WA tapi di Line. Dalam dua menit kuota 12 orang sudah penuh.

Tio tidak memberi tahu tender itu diadakan jam
berapa. Sepanjang pagi muridnya harus memelototi layar ponsel. Agar begitu tender
dibuka bisa rebutan kuota.

Tio tidak mau membuka kelas besar. Agar bisa
mengawasi semua muridnyi โ€“lewat laptopnyi.

Belakangan dia buka kelas baru di jam yang
berbeda. Tetap saja jadi rebutan. Padahal dia sudah membuka kelas instagram
yang gratis. Tapi daya tarik Tio tidak hanya pada gerakannyi. Melainkan juga
caranyi memperbaiki gerakan muridnyi.

โ€œSaya tidak hanya mengajar Yoga. Saya juga
mengajar kebaikan,โ€ ujarnyi. Saya memang mewawancarainyi seusai Zoom
kemarin.

Salah satu yang terus ditekankannyi adalah:
jangan ego. Kendalikan ego. Dia sendiri tidak mau bersikap rakus โ€“tarif yang
tinggi dan murid yang banyak.

Melihat pembawaannyi Tio ini seperti orang
Bali. Lembut dan halus. Ternyata dia orang Batak. Guru yoga dan meditasinyi
yang orang Bali.

โ€œJiwa saya memang lebih ke Bali. Tapi
keras suara dan fighting spirit saya masih Batak asli hahaโ€ฆ,โ€
ujarnyi.

Baca Juga :  Semakin Optimistis Maju di Pilbup Kotim, Zamรขโ‚ฌโ„ขan Daftar ke Hanura

Tio baru tertarik yoga di umur 34 tahun. Ada
kejadian khusus yang membuatnyi lari ke yoga. Yakni setelah bapaknyi meninggal.
โ€œJiwa saya agak guncang. Kerja saya semakin ambisius,โ€ ujarnyi.

Tio sangat โ€˜anak bapakโ€™. Ditinggal bapaknyi itu
Tio merasa berubah. Menjadi self center, narcicist dan berujung pada depresi.

โ€œSaya merasa tidak bahagia dengan
kehidupan yang saya jalani. Padahal banyak hal berhasil saya capai,โ€
katanyi.

Waktu itu Tio menjadi eksekutif di sebuah
perusahaan besar. โ€œKarir, pujian dan popularitas ternyata tidak membuat
saya damai,โ€ katanyi.

Saat depresi itu dia memutuskan berhenti
berkarir. Dia melanglang negara. Dia keliling Asia โ€“seorang diri. Selama 3
bulan. โ€œDi Kamboja saya melihat tempat yoga sederhana sekali. Tapi energi
yang muncul dari tempat itu penuh ketenangan,โ€ katanyi.

Di Kamboja itulah dia mulai tertarik yoga. Dia
mulai belajar bahwa bahagia itu berbeda dengan rasa gembira.

Tio tidak hanya mengajar yoga. Juga meditasi.
Guru meditasinya itulah yang dari Bali. Orangnya tinggi. Tio mengabadikannya di profil picture ponselnya.

Sosok itu pula yang jadi gurunya Anjasmara dan
Ade Rai. Di Bali Usada Health Meditation itulah Tio mengubah jiwanyi.

โ€œBeliaulah yang mengajarkan saya bahwa
yoga bukan sekedar pose tapi belajar menikmati tubuh dan mencintai tubuh apa
adanya,โ€ katanyi. โ€œI am truly blessed to have
them as my role model
 Pak,โ€ tambahnyi.

Dengan adanya Zoom, Tio bisa mengajar sejak jam
06.30 pagi sampai 19.30 malam. Untuk enam kelas bergantian. Termasuk kelas
privat.

Apakah setelah Covid-19 akan menutup kelas
Zoom?

โ€œZoom akan terus ada pak. Ini permintaan
mereka. Termasuk orang Indonesia yang di luar negeri,โ€ katanyi.

Waktu Covid-19 mulai masuk Indonesia Tio
menutup studio yoganya โ€“BlesYoga di Jakarta. Tio lantas mengajar lewat
Instagram. Gratis. Beberapa hari kemudian mulailah datang permintaan kelas Zoom
itu.

Dengan Zoom ini guru-guru yoga terbaik bisa
diikuti dari pojok mana pun. Ini sekaligus tantangan bagi guru yoga di daerah.
Jangan sampai semua murid yoga lari hanya ke sejumlah guru yoga terkemuka saja.

Covid-19 juga membawa persaingan mutu sampai
nun jauh ke yoga.(Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru