25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Covid Apalagi

Masih ada lagikah yang perlu
Anda ketahui tentang Covid-19? 

Rasanya tidak ada lagi. Anda
sudah menjadi ahli Covid-19 sekarang ini –lebih ahli dari dokter. Dokter hanya
mau membaca yang masuk-masuk akal saja. Kita membaca apa pun yang ada di medsos
–asal dikait-kaitkan dengan Covid-19.

Enough
is enough
.

Sudah waktunya berhenti
mengikuti medsos –bahkan jangan lagi membaca DI’s Way. Tidak ada lagi yang
perlu Anda ketahui lebih jauh tentang Covid-19. 

Saya bisa menduga –terhitung
mulai hari ini– siapa pun yang masih gila medsos berarti memang ingin gila beneran.
Setidaknya ingin agar dirinya terkena penyakit depresi yang lebih dalam. Dan
kalau depresi itu terjadi, Covid-19 lah yang horeee –termasuk cebonger dan
kampreter.

Cukup.

Cukuplah.

Sudah waktunya move
on
. Banting stir.

Yang jualan sayur berhentilah
ragu-ragu. Mulailah jualan sayur dengan cara baru. Yang lebih cocok dengan
zaman virus. Ibu-ibu kan tidak mau lagi ke pasar. Waktunya Anda yang jadi pasar
keliling.

Tukang-tukang cukur, belilah
APD. Promosikan gaya cukur baru Anda dengan pakaian APD. Minggu depan ini
rambut bapak-bapak sudah pada panjang serentak. 

Bikinlah kios cukur terbuka. Di
bawah pohon. Dengan pakaian APD Anda, Anda memang kepanasan. Berpeluhan. Tapi
bapak-bapak akan lebih senang cukur di bawah pohon. Dari pada di ruang salon
yang ber-AC yang mencurigakan. Saya mau jadi yang orang yang pertama cukur di
bawah pohon itu. Begitu rambut saya lebih panjang terasa lebih banyak putihnya.

Para pemilik hotel, berubahlah.
Jadikan hotel Anda yang sepi sebagai tempat isolasi mandiri. Anda berikan
jaminan kesterilannya. Anda latih karyawan hotel dengan prosedur baru –menjadi
seperti perawat. Belilah APD untuk semua karyawan hotel.

Baca Juga :  Ayahanda Sugianto Wafat, Ben Bahat dan Ujang Sampaikan Belasungkawa

Tawarkan ke orang-orang yang
ingin isolasi mandiri. Terutama ketika para pembantu mereka pulang lebaran.
Mereka akan merasa lebih aman di tempat isolasi. Kalau perlu Satpam hotel ikut
patroli ke rumah orang yang pindah ke hotel. Dan mereka itu takut lagi ketika
pembantu mereka kembali nanti. Para pembantu itu juga perlu diisolasi 14 hari.
Sebelum kembali bekerja setelah lebaran nanti. 

Berundinglah sesama pengusaha
hotel. Dengan moderator PHRI. Mana hotel yang ingin berubah sementara. Mungkin
perlu juga berkoordinasi dengan pemda setempat. Siapa tahu ingin menunjuk
beberapa hotel sebagai asrama sementara para juru rawat dan tenaga medis.

Para petani, mulailah menanam
buah dan sayur. Tomat, cabai –cabai itu vitamin C-nya tinggi sekali, tapi
jangan sampai ada yang bikin jus cabai –terong dan apa pun.

Yang hidup di kota, mulailah
tanam sayur di pot-pot. Atau tanam sirih. Atau apa pun. Jangan tanam bunga.
Pesta pengantin banyak yang ditunda. Salaman akad nikah pun sudah pakai
perantara tali.

Pedagang asongan, kelilinglah
membawa barang yang diperlukan saat ini: odol, sikat gigi, sabit, sanitasi, dan
sebangsanya. Anda bisa menggantikan Indomaret dan Alfamart.

Pelayan-pelayan restoran
bersatulah. Bikinlah usaha layanan kirim makanan, sayur, menu-menu makan
lainnya. Buatlah paguyuban di setiap sektor hunian. Saatnya kini kalian jadi
pengusaha: ada tim yang masak, ada tim yang posting di instagram, ada tim yang
antar makanan.

Baca Juga :  Kebakaran Tewaskan Satu Orang

Di Tiongkok selama Covid-19
terjadi perubahan besar-besaran. Konsumen berubah. Penuhilah keperluan
perubahan itu.

Berhentilah bikin TikTok
–kecuali memang kocak sekali. 

Tinggalkan HP di bawah ranjang
selama 6 jam sehari –dengan pura-pura lupa.

Pokoknya move
on
.

Percayalah tidak ada lagi info
tentang Covid yang baru. Atau yang lebih luas dari yang sudah Anda ketahui.

Menunggu angka baru berapa yang
mati? 

Untuk apa? Apakah Anda
menyamakan naiknya angka kematian dengan bertambahnya gol ke gawang Liverpool
oleh Atletico Madrid?

Apakah Anda menganggap Covid-19
sama dengan Liga Champions yang skornya harus diikuti?

Mulailah tinggalkan depresi.
Mulailah hidup gembira. Tung Desem Waringin saja terus bergembira di kamar
perawatan Covid-19. 

Saya kutipkan prinsip hidup
sehatnya. Termasuk di saat sakit hari-hari ini. ”Orang gembira tidak bisa
khawatir. Orang khawatir tidak bisa gembira,” tulisnya di WA yang dikirim ke
saya dari kamarnya di rumah sakit.

Sambil diopname itu Tung Desem
–yang sering nyebar uang dari udara itu– terus bernyanyi. Untuk dokter, untuk
perawat, dan direkam juga di HP-nya untuk dikirim ke saya.

Dari pada lama menunggu lockdown –yang
tidak datang itu –lebih baik move on.

Move on-lah
dengan aman, cerdik, dan kreatif. Sedang untuk mengetahui berapakah skor yang
mati ikuti saja sehari sekali.

Berhentilah depresi. Mulailah
hidup baru yang lebih cerdas. (Dahlan Iskan)

 

Masih ada lagikah yang perlu
Anda ketahui tentang Covid-19? 

Rasanya tidak ada lagi. Anda
sudah menjadi ahli Covid-19 sekarang ini –lebih ahli dari dokter. Dokter hanya
mau membaca yang masuk-masuk akal saja. Kita membaca apa pun yang ada di medsos
–asal dikait-kaitkan dengan Covid-19.

Enough
is enough
.

Sudah waktunya berhenti
mengikuti medsos –bahkan jangan lagi membaca DI’s Way. Tidak ada lagi yang
perlu Anda ketahui lebih jauh tentang Covid-19. 

Saya bisa menduga –terhitung
mulai hari ini– siapa pun yang masih gila medsos berarti memang ingin gila beneran.
Setidaknya ingin agar dirinya terkena penyakit depresi yang lebih dalam. Dan
kalau depresi itu terjadi, Covid-19 lah yang horeee –termasuk cebonger dan
kampreter.

Cukup.

Cukuplah.

Sudah waktunya move
on
. Banting stir.

Yang jualan sayur berhentilah
ragu-ragu. Mulailah jualan sayur dengan cara baru. Yang lebih cocok dengan
zaman virus. Ibu-ibu kan tidak mau lagi ke pasar. Waktunya Anda yang jadi pasar
keliling.

Tukang-tukang cukur, belilah
APD. Promosikan gaya cukur baru Anda dengan pakaian APD. Minggu depan ini
rambut bapak-bapak sudah pada panjang serentak. 

Bikinlah kios cukur terbuka. Di
bawah pohon. Dengan pakaian APD Anda, Anda memang kepanasan. Berpeluhan. Tapi
bapak-bapak akan lebih senang cukur di bawah pohon. Dari pada di ruang salon
yang ber-AC yang mencurigakan. Saya mau jadi yang orang yang pertama cukur di
bawah pohon itu. Begitu rambut saya lebih panjang terasa lebih banyak putihnya.

Para pemilik hotel, berubahlah.
Jadikan hotel Anda yang sepi sebagai tempat isolasi mandiri. Anda berikan
jaminan kesterilannya. Anda latih karyawan hotel dengan prosedur baru –menjadi
seperti perawat. Belilah APD untuk semua karyawan hotel.

Baca Juga :  Ayahanda Sugianto Wafat, Ben Bahat dan Ujang Sampaikan Belasungkawa

Tawarkan ke orang-orang yang
ingin isolasi mandiri. Terutama ketika para pembantu mereka pulang lebaran.
Mereka akan merasa lebih aman di tempat isolasi. Kalau perlu Satpam hotel ikut
patroli ke rumah orang yang pindah ke hotel. Dan mereka itu takut lagi ketika
pembantu mereka kembali nanti. Para pembantu itu juga perlu diisolasi 14 hari.
Sebelum kembali bekerja setelah lebaran nanti. 

Berundinglah sesama pengusaha
hotel. Dengan moderator PHRI. Mana hotel yang ingin berubah sementara. Mungkin
perlu juga berkoordinasi dengan pemda setempat. Siapa tahu ingin menunjuk
beberapa hotel sebagai asrama sementara para juru rawat dan tenaga medis.

Para petani, mulailah menanam
buah dan sayur. Tomat, cabai –cabai itu vitamin C-nya tinggi sekali, tapi
jangan sampai ada yang bikin jus cabai –terong dan apa pun.

Yang hidup di kota, mulailah
tanam sayur di pot-pot. Atau tanam sirih. Atau apa pun. Jangan tanam bunga.
Pesta pengantin banyak yang ditunda. Salaman akad nikah pun sudah pakai
perantara tali.

Pedagang asongan, kelilinglah
membawa barang yang diperlukan saat ini: odol, sikat gigi, sabit, sanitasi, dan
sebangsanya. Anda bisa menggantikan Indomaret dan Alfamart.

Pelayan-pelayan restoran
bersatulah. Bikinlah usaha layanan kirim makanan, sayur, menu-menu makan
lainnya. Buatlah paguyuban di setiap sektor hunian. Saatnya kini kalian jadi
pengusaha: ada tim yang masak, ada tim yang posting di instagram, ada tim yang
antar makanan.

Baca Juga :  Kebakaran Tewaskan Satu Orang

Di Tiongkok selama Covid-19
terjadi perubahan besar-besaran. Konsumen berubah. Penuhilah keperluan
perubahan itu.

Berhentilah bikin TikTok
–kecuali memang kocak sekali. 

Tinggalkan HP di bawah ranjang
selama 6 jam sehari –dengan pura-pura lupa.

Pokoknya move
on
.

Percayalah tidak ada lagi info
tentang Covid yang baru. Atau yang lebih luas dari yang sudah Anda ketahui.

Menunggu angka baru berapa yang
mati? 

Untuk apa? Apakah Anda
menyamakan naiknya angka kematian dengan bertambahnya gol ke gawang Liverpool
oleh Atletico Madrid?

Apakah Anda menganggap Covid-19
sama dengan Liga Champions yang skornya harus diikuti?

Mulailah tinggalkan depresi.
Mulailah hidup gembira. Tung Desem Waringin saja terus bergembira di kamar
perawatan Covid-19. 

Saya kutipkan prinsip hidup
sehatnya. Termasuk di saat sakit hari-hari ini. ”Orang gembira tidak bisa
khawatir. Orang khawatir tidak bisa gembira,” tulisnya di WA yang dikirim ke
saya dari kamarnya di rumah sakit.

Sambil diopname itu Tung Desem
–yang sering nyebar uang dari udara itu– terus bernyanyi. Untuk dokter, untuk
perawat, dan direkam juga di HP-nya untuk dikirim ke saya.

Dari pada lama menunggu lockdown –yang
tidak datang itu –lebih baik move on.

Move on-lah
dengan aman, cerdik, dan kreatif. Sedang untuk mengetahui berapakah skor yang
mati ikuti saja sehari sekali.

Berhentilah depresi. Mulailah
hidup baru yang lebih cerdas. (Dahlan Iskan)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru