26.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Bupati Kapuas Dialog PGP dengan Mendikbudristek

KUALA KAPUAS, PROKALTENG.CO – Di sela kesibukan memimpin Kabupaten Kapuas yang kini menerapkan PPKM Level 4 pandemi Covid-19, Bupati Kapuas Ben Brahim S.Bahat menyempatkan hadir berdialog dengan Mendikbudristek Nadiem A.Makarim dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril, Kamis (5/8) siang.

Secara virtual Ben Brahim S.Bahat yang memiliki hak patent dari The World Intellectual Property Organization (WIPO) yang berpusat di Switzerland Swiss tentang Konstruksi Instrumen Tower Sederhana dan Metodanya, menyatakan dukungan dan apresiasinya atas pelaksanaan program Pendidikan Guru Penggerak.

“Kabupaten Kapuas memiliki 26 Peserta dan pendamping program pendidikan guru penggerak mereka telah mengikuti program ini sejak sembilan bulan lalu, dua diantaranya telah menduduki jabatan Kepala Sekolah definitif,” ucap Ben Brahim.

Secara detail Bupati Kapuas dua periode ini menguraikan tentang letak geografis, demografis, potensi serta komitmen Pemerintah Kabupaten Kapuas dalam membangun sumber daya manusia handal melalui pembinaan dan pengembangan pendidikan.

“Lima tahun lalu kami lihat banyak siswa di desa hanya sebentar belajar dan langsung pulang, ternyata setelah diamati hal itu terjadi karena gurunya kurang. Kami pun mengangkat para pemuda dan pemudi desa setempat bahkan ada yang telah berijazah sarjana sebagai guru honorer dan digaji oleh Pemkab Kapuas. Kini tidak ada lagi kekurangan guru TK/PAUD, SD, SMP, Madrasah dan Pondok Pesantren,” jelas Ben Brahim.

Baca Juga :  Apresiasi Bawaslu, Dewan Kembali Ingatkan KPU Transparan Terkait Imbal

Ia juga mengusulkan kepada Mendikbudristek agar memberi insentif tambahan kepada guru honorer, melakukan rehabilitasi/pembangunan bangunan SD dan SMP serta meninjau kembali peralihan kewenangan pengelolaan jenjang SLTA dan SLB.

“Usulan ini bertujuan untuk memberikan layanan dan pengawasan secara maksimal kepada guru yang lebih dekat di Kabupaten/Kota. Kami akan tetap semangat untuk melaksanakan berbagai program dari Mendikbudristek demi mencerdaskan bangsa,” pungkasnya.

Masih ditempat yang sama, Kadisdik Kapuas Dr. H Suwarno Muriyat menyatakan jika keikutsertaan Bupati Kapuas dan dirinya bersama 35 Bupati, Kadisdik dan perwakilan peserta PGP se Indonesia dalam dialog itu atas undangan dari Mendikbudristek karena dinilai memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan berbagai program Kemdikbudristek.

Baca Juga :  Kenaikan Status Siaga Jadi Tanggap Darurat Masih Dikaji

Mendikbudristek tambah Kadisdik telah menetapkan sebanyak 16 sekolah yang tersebar dalam wilayah Kabupaten Kapuas sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak. Tujuannya adalah mendorong transformasi satuan pendidikan dalam peningkatan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik dari aspek kognitif maupun nonkognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

“Adapun PGP diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya, menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.

“PGP juga mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah, membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, serta menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong ekosistem pendidikan di sekolah,” jelas H. Suwarno Muriyat. 

KUALA KAPUAS, PROKALTENG.CO – Di sela kesibukan memimpin Kabupaten Kapuas yang kini menerapkan PPKM Level 4 pandemi Covid-19, Bupati Kapuas Ben Brahim S.Bahat menyempatkan hadir berdialog dengan Mendikbudristek Nadiem A.Makarim dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril, Kamis (5/8) siang.

Secara virtual Ben Brahim S.Bahat yang memiliki hak patent dari The World Intellectual Property Organization (WIPO) yang berpusat di Switzerland Swiss tentang Konstruksi Instrumen Tower Sederhana dan Metodanya, menyatakan dukungan dan apresiasinya atas pelaksanaan program Pendidikan Guru Penggerak.

“Kabupaten Kapuas memiliki 26 Peserta dan pendamping program pendidikan guru penggerak mereka telah mengikuti program ini sejak sembilan bulan lalu, dua diantaranya telah menduduki jabatan Kepala Sekolah definitif,” ucap Ben Brahim.

Secara detail Bupati Kapuas dua periode ini menguraikan tentang letak geografis, demografis, potensi serta komitmen Pemerintah Kabupaten Kapuas dalam membangun sumber daya manusia handal melalui pembinaan dan pengembangan pendidikan.

“Lima tahun lalu kami lihat banyak siswa di desa hanya sebentar belajar dan langsung pulang, ternyata setelah diamati hal itu terjadi karena gurunya kurang. Kami pun mengangkat para pemuda dan pemudi desa setempat bahkan ada yang telah berijazah sarjana sebagai guru honorer dan digaji oleh Pemkab Kapuas. Kini tidak ada lagi kekurangan guru TK/PAUD, SD, SMP, Madrasah dan Pondok Pesantren,” jelas Ben Brahim.

Baca Juga :  Apresiasi Bawaslu, Dewan Kembali Ingatkan KPU Transparan Terkait Imbal

Ia juga mengusulkan kepada Mendikbudristek agar memberi insentif tambahan kepada guru honorer, melakukan rehabilitasi/pembangunan bangunan SD dan SMP serta meninjau kembali peralihan kewenangan pengelolaan jenjang SLTA dan SLB.

“Usulan ini bertujuan untuk memberikan layanan dan pengawasan secara maksimal kepada guru yang lebih dekat di Kabupaten/Kota. Kami akan tetap semangat untuk melaksanakan berbagai program dari Mendikbudristek demi mencerdaskan bangsa,” pungkasnya.

Masih ditempat yang sama, Kadisdik Kapuas Dr. H Suwarno Muriyat menyatakan jika keikutsertaan Bupati Kapuas dan dirinya bersama 35 Bupati, Kadisdik dan perwakilan peserta PGP se Indonesia dalam dialog itu atas undangan dari Mendikbudristek karena dinilai memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan berbagai program Kemdikbudristek.

Baca Juga :  Kenaikan Status Siaga Jadi Tanggap Darurat Masih Dikaji

Mendikbudristek tambah Kadisdik telah menetapkan sebanyak 16 sekolah yang tersebar dalam wilayah Kabupaten Kapuas sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak. Tujuannya adalah mendorong transformasi satuan pendidikan dalam peningkatan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik dari aspek kognitif maupun nonkognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

“Adapun PGP diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya, menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.

“PGP juga mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah, membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, serta menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong ekosistem pendidikan di sekolah,” jelas H. Suwarno Muriyat. 

Terpopuler

Artikel Terbaru