30.1 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah SAW

PROKALTENG.CO – Malam Lailatul Qadar memiliki banyak keistimewaan.
Dalam 10 malam terakhir Ramadan, umat Islam menghidupkan malam dengan ibadah
dan doa untuk mendapat ganjaran keutamaan Malam 1000 Bulan tersebut.

Datangnya Lailatul Qadar tidak
ada yang bisa memprediksi. Karenanya, di 10 hari terakhir Ramadan ini umat
Muslim berusaha semaksimal mungkin menjaga semangat ibadah.

Kebanyakan ulama berpendapat
bahwa lailatul qadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadan, terutama pada malam
ganjil. Hal itu bukan berati lailatul qadar tidak terjadi pada malam genap atau
sebelum sepuluh terakhir. Sangat mungkin lailatul qadar hadir di malam genap
dan sebelum sepuluh terakhir.

“Nabi Muhammad SAW itu ketika
masuk sepuluh terakhir, beliau kencangkan kainnya, beliau hidupkan malamnya dan
beliau bangunkan keluargnya.” (HR. Bukhari)

Baca Juga :  Bingkisan Berisi Uang Pilihan Tepat untuk Menjadi Hadiah

Menurut Saiyid Mahadhir dalam
buku Bekal Ramadan dan Idul Fitri: Itikaf, berpesan: Setidaknya selama Ramadan
jangan pernah tinggalkan Salat Isya berjamaah dan Subuh berjamaah. Dengan cara
itu mudah-mudahan keutamaan Lailatul Qadar bisa didapatkan.

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang sholat Isya berjamaah, maka seolah-olah dia telah sholat
malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah, maka
seolah-olah dia telah sholat seluruh malamnya.” (HR. Muslim)

Syaikh Shafiyurrahman
Al-Mubarakafuri penulis kitab Sirah Nabawiyah Al-Rohiq Al-Makhtum mengatakan,
“Memang ulama tidak satu suara dalam masalah ini, tetapi secara zahirnya orang
yang hanya Salat Isya berjamaah telah disebut sebagai orang yang menghidupkan
malam.

Berarti ia juga mendapat
keutamaan lailatul qadar karena telah menghidupkan malamnya. Tetapi juga
dikatakan oleh Imam Al-Kirmani bahwasanya seseorang tidak disebut sebagai
menghidupi malam jika tidak bangun sepanjang malam atau sebagian besar malam.”

Baca Juga :  Pedagang dan Pembeli Wajib Pakai Masker

Aisyah RA pernah bertanya kepada
Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu lailatul qadar, do’a apa
yang bagus dibaca? Rasul menjawab :

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Wahai Tuhan,
Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku). (HR.
Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850).

PROKALTENG.CO – Malam Lailatul Qadar memiliki banyak keistimewaan.
Dalam 10 malam terakhir Ramadan, umat Islam menghidupkan malam dengan ibadah
dan doa untuk mendapat ganjaran keutamaan Malam 1000 Bulan tersebut.

Datangnya Lailatul Qadar tidak
ada yang bisa memprediksi. Karenanya, di 10 hari terakhir Ramadan ini umat
Muslim berusaha semaksimal mungkin menjaga semangat ibadah.

Kebanyakan ulama berpendapat
bahwa lailatul qadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadan, terutama pada malam
ganjil. Hal itu bukan berati lailatul qadar tidak terjadi pada malam genap atau
sebelum sepuluh terakhir. Sangat mungkin lailatul qadar hadir di malam genap
dan sebelum sepuluh terakhir.

“Nabi Muhammad SAW itu ketika
masuk sepuluh terakhir, beliau kencangkan kainnya, beliau hidupkan malamnya dan
beliau bangunkan keluargnya.” (HR. Bukhari)

Baca Juga :  Bingkisan Berisi Uang Pilihan Tepat untuk Menjadi Hadiah

Menurut Saiyid Mahadhir dalam
buku Bekal Ramadan dan Idul Fitri: Itikaf, berpesan: Setidaknya selama Ramadan
jangan pernah tinggalkan Salat Isya berjamaah dan Subuh berjamaah. Dengan cara
itu mudah-mudahan keutamaan Lailatul Qadar bisa didapatkan.

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang sholat Isya berjamaah, maka seolah-olah dia telah sholat
malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah, maka
seolah-olah dia telah sholat seluruh malamnya.” (HR. Muslim)

Syaikh Shafiyurrahman
Al-Mubarakafuri penulis kitab Sirah Nabawiyah Al-Rohiq Al-Makhtum mengatakan,
“Memang ulama tidak satu suara dalam masalah ini, tetapi secara zahirnya orang
yang hanya Salat Isya berjamaah telah disebut sebagai orang yang menghidupkan
malam.

Berarti ia juga mendapat
keutamaan lailatul qadar karena telah menghidupkan malamnya. Tetapi juga
dikatakan oleh Imam Al-Kirmani bahwasanya seseorang tidak disebut sebagai
menghidupi malam jika tidak bangun sepanjang malam atau sebagian besar malam.”

Baca Juga :  Pedagang dan Pembeli Wajib Pakai Masker

Aisyah RA pernah bertanya kepada
Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu lailatul qadar, do’a apa
yang bagus dibaca? Rasul menjawab :

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Wahai Tuhan,
Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku). (HR.
Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850).

Terpopuler

Artikel Terbaru