32.7 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Objek Wisata Kereng Bangkirai Diserbu Pengunjung

PALANGKA RAYA- Setelah
hampir enam bulan di tutup akibat terjadinya pedemi covid 19,Taman Wisata air
Hitam Kereng Bangkirai mulai menggeliat. Memanfaatkan momen sejak  hari libur nasional peringatan kemerdekaan RI
dan Peringatan Tahun baru Islam dan cuti nasional taman wisata air yang berada
di Kelurahan Kereng Bangkirai ini ramai dikunjungi.

“Memang sejak diizinkan
dibuka mulai  hari Minggu kemarin,
pengunjung yang datang ke sini memang lumayan jumlahnya,” kata Jurian
salah seorang pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) taman wisata Kereng
Bangkirai kepada Kalteng Pos.

Meskipun kedatangan
pengunjung ini  belumlah sampai seramai
ketika sebelum ada wabah Covid-19, namun menurut Jurian  kedatangan pengunjung ini memberikan angin
segar terutama bagi para pelaku usaha di lokasi taman wisata tersebut.

“Paling tidak mestinya
masyarakat Palangka Raya ada yang  sudah
tahu kalau taman wisata kereng sudah di buka dan bisa datang ke sini,”
ucap pria yang mengaku bertempat tinggal di lingkungan taman wisata itu juga.

Jurian bercerita bahwa
ketika pedemi Covid-19 terjadi dan taman wisata ini ikut ditutup oleh
pemerintah kota Palangka Raya demi mencegah meluasnya penularan, banyak warga
yang tinggal di lingkungan taman wisata tersebut ikut terpukul akibat nya.

Hal ini dikarenakan
hampir lebih 100 kepala Keluarga yang tinggal di  lingkungan tersebut hidup perekonomian mereka
tergantung dan mengandalkan  pada
keberadaan taman wisata ini.

Baca Juga :  Geliat Pariwisata Palangka Raya Setelah 'Mati Suri'

“Selain para pemilik
usaha kapal wisata atau getek air dengan anak buahnya, juga banyak warga di
sini yang membuka usaha dengan 
berdagang,” ucap Jurian lagi.

Sehingga saat
terjadinya penutupan taman wisata ini akibat Covid-19, hampir sebagian besar
kegiatan usaha masyarakat  itu juga ikut
terpengaruh dan banyak yang ikut tutup.

Akibatnya untuk mencari
nafkah warga di sekitar tersebut yang sebelum adanya taman wisata kereng
bengkirai kebanyakan berprofesi sebagai nelayan tangkap di danau sebangau,
kembali ke pekerjaan tersebut. Sedangkan sebagian lagi bekerja sebagai buruh.

Namun karena kondisi
tahun ini yang lebih banyak curah hujannya,usaha warga untuk mencari ikan pun
saat ini cukup sulit warga pun banyak mengalami kesulitan mencukupi kebutuhan
hidup sehari-harinya.

“Karena itu kami,
pengurus dan semua anggota  dari
Pokdarwis kereng bengkirai kemudian berembuk dan sepakat untuk bermohon  kepada dinas pariwisata kota Palangka Raya
untuk bisa membuka taman wisata ini lagi dan Alhamdulillah, bermohon kami itu
disetujui,” kata Jurian sambil tersenyum senang.

Meskipun disetujui
untuk di buka kembali, Jurian juga mengakui kalau  pihaknya di minta oleh dinas pariwisata kota
Palangka Raya untuk melakukan beberapa perubahan terkait aturan pembatasan di
masa covid 19 untuk dilaksanakan di wilayah taman wisata kereng bengkirai ini.

Baca Juga :  Pemula Bisa Mencoba Mendaki Gunung Sibayak di Tanah Karo

Berdasarkan keterangan
Jurian menyebutkan  bahwa setiap
pengunjung yang datang taman wisata tersebut di wajibkan untuk datang dengan
menggunakan masker. Selain itu saat pengunjung akan masuk ke taman wisata,depan
loket masuk , mereka akan melewati petugas jaga yang memeriksa suhu tubuh
pengunjung satu persatu.

“Aturan ini wajib, jika
ada pengunjung yang datang tidak memakai masker maka mohon maaf  dia tidak bisa masuk ke dalam,” ujar Jurian
sambil mengatakan bahwa pelaksanaan aturan tersebut langsung diawasi oleh tim
dari Dinas Pariwisata kota Palangka Raya.

Memang saat wartawan
Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co) datang ke taman wisata
ini  sempat melihat antrean pengunjung
didepan loket masuk sedang  diperiksa
suhu mereka dengan menggunakan thermogun. Aturan lainnya lagi adalah adanya pembatasan
bagi jumlah  penumpang kapal susur
sungai. Jurian mengatakan, khusus bagi para pemilik kapal wisata yang biasa
membawa penumpang susur sungai sekarang ini hanya boleh mengisi penumpang
kapalnya sebanyak 50 persen dari kapasitas kapal.

”Kalau dulu sekali
jalan, kapal bisa mengangkut sampai 25 atau 30 orang sekali jalan, sekarang itu
tidak boleh, cuman bisa maksimal 15 penumpang saja, ” ujar pria 52 Tahun ini
sambil menambahkan bahwa aturan tersebut juga wajib dilaksanakan.

“Kalau ada yang
melanggarnya ,kapal bisa tidak boleh berangkat lagi” tambah Jurian lagi.

PALANGKA RAYA- Setelah
hampir enam bulan di tutup akibat terjadinya pedemi covid 19,Taman Wisata air
Hitam Kereng Bangkirai mulai menggeliat. Memanfaatkan momen sejak  hari libur nasional peringatan kemerdekaan RI
dan Peringatan Tahun baru Islam dan cuti nasional taman wisata air yang berada
di Kelurahan Kereng Bangkirai ini ramai dikunjungi.

“Memang sejak diizinkan
dibuka mulai  hari Minggu kemarin,
pengunjung yang datang ke sini memang lumayan jumlahnya,” kata Jurian
salah seorang pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) taman wisata Kereng
Bangkirai kepada Kalteng Pos.

Meskipun kedatangan
pengunjung ini  belumlah sampai seramai
ketika sebelum ada wabah Covid-19, namun menurut Jurian  kedatangan pengunjung ini memberikan angin
segar terutama bagi para pelaku usaha di lokasi taman wisata tersebut.

“Paling tidak mestinya
masyarakat Palangka Raya ada yang  sudah
tahu kalau taman wisata kereng sudah di buka dan bisa datang ke sini,”
ucap pria yang mengaku bertempat tinggal di lingkungan taman wisata itu juga.

Jurian bercerita bahwa
ketika pedemi Covid-19 terjadi dan taman wisata ini ikut ditutup oleh
pemerintah kota Palangka Raya demi mencegah meluasnya penularan, banyak warga
yang tinggal di lingkungan taman wisata tersebut ikut terpukul akibat nya.

Hal ini dikarenakan
hampir lebih 100 kepala Keluarga yang tinggal di  lingkungan tersebut hidup perekonomian mereka
tergantung dan mengandalkan  pada
keberadaan taman wisata ini.

Baca Juga :  Geliat Pariwisata Palangka Raya Setelah 'Mati Suri'

“Selain para pemilik
usaha kapal wisata atau getek air dengan anak buahnya, juga banyak warga di
sini yang membuka usaha dengan 
berdagang,” ucap Jurian lagi.

Sehingga saat
terjadinya penutupan taman wisata ini akibat Covid-19, hampir sebagian besar
kegiatan usaha masyarakat  itu juga ikut
terpengaruh dan banyak yang ikut tutup.

Akibatnya untuk mencari
nafkah warga di sekitar tersebut yang sebelum adanya taman wisata kereng
bengkirai kebanyakan berprofesi sebagai nelayan tangkap di danau sebangau,
kembali ke pekerjaan tersebut. Sedangkan sebagian lagi bekerja sebagai buruh.

Namun karena kondisi
tahun ini yang lebih banyak curah hujannya,usaha warga untuk mencari ikan pun
saat ini cukup sulit warga pun banyak mengalami kesulitan mencukupi kebutuhan
hidup sehari-harinya.

“Karena itu kami,
pengurus dan semua anggota  dari
Pokdarwis kereng bengkirai kemudian berembuk dan sepakat untuk bermohon  kepada dinas pariwisata kota Palangka Raya
untuk bisa membuka taman wisata ini lagi dan Alhamdulillah, bermohon kami itu
disetujui,” kata Jurian sambil tersenyum senang.

Meskipun disetujui
untuk di buka kembali, Jurian juga mengakui kalau  pihaknya di minta oleh dinas pariwisata kota
Palangka Raya untuk melakukan beberapa perubahan terkait aturan pembatasan di
masa covid 19 untuk dilaksanakan di wilayah taman wisata kereng bengkirai ini.

Baca Juga :  Pemula Bisa Mencoba Mendaki Gunung Sibayak di Tanah Karo

Berdasarkan keterangan
Jurian menyebutkan  bahwa setiap
pengunjung yang datang taman wisata tersebut di wajibkan untuk datang dengan
menggunakan masker. Selain itu saat pengunjung akan masuk ke taman wisata,depan
loket masuk , mereka akan melewati petugas jaga yang memeriksa suhu tubuh
pengunjung satu persatu.

“Aturan ini wajib, jika
ada pengunjung yang datang tidak memakai masker maka mohon maaf  dia tidak bisa masuk ke dalam,” ujar Jurian
sambil mengatakan bahwa pelaksanaan aturan tersebut langsung diawasi oleh tim
dari Dinas Pariwisata kota Palangka Raya.

Memang saat wartawan
Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co) datang ke taman wisata
ini  sempat melihat antrean pengunjung
didepan loket masuk sedang  diperiksa
suhu mereka dengan menggunakan thermogun. Aturan lainnya lagi adalah adanya pembatasan
bagi jumlah  penumpang kapal susur
sungai. Jurian mengatakan, khusus bagi para pemilik kapal wisata yang biasa
membawa penumpang susur sungai sekarang ini hanya boleh mengisi penumpang
kapalnya sebanyak 50 persen dari kapasitas kapal.

”Kalau dulu sekali
jalan, kapal bisa mengangkut sampai 25 atau 30 orang sekali jalan, sekarang itu
tidak boleh, cuman bisa maksimal 15 penumpang saja, ” ujar pria 52 Tahun ini
sambil menambahkan bahwa aturan tersebut juga wajib dilaksanakan.

“Kalau ada yang
melanggarnya ,kapal bisa tidak boleh berangkat lagi” tambah Jurian lagi.

Terpopuler

Artikel Terbaru