Berusaha
keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tidaklah sederhana. Tentunya jangan
sampai terlintas tentang perceraian. Ada kekekecewaan, kesedihan, atau
keputusasaan bisa menjadi motif ketidakbahagiaan dalam pernikahan. Motif
lainnya bisa disebabkan oleh ketidaksetiaan atau masalah ekonomi. Setiap
pasangan ingin mengetahui bagaimana keluar dari pernikahan yang tidak bahagia.
Beberapa
orang ingin tahu bagaimana keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tanpa
bercerai. Pasangan tetap ingin mengakhiri pernikahan meski tidak bahagia tanpa
harus berpisah.
Pakar
hubungan manusia dari Inggris Mary Ellen Goggin menegaskan setiap pasangan
harus mengetahui akar masalah dalam rumah tangganya. Mengapa pernikahan Anda
tidak bahagia? Apakah ketidakpuasan muncul dari dalam pernikahan atau dari
luar?
Apakah
Anda masih saling menghormati dan peduli? Bagaimana pernikahan yang tidak
bahagia memengaruhi Anda?
“Tetapi
Anda harus memutuskan apakah perlu untuk mengevaluasi dengan mempertahankan
pernikahan? Dan jika Anda memiliki anak, pilihan dan komitmen akan sangat
penting,†tegasnya seperti dilansir dari YourTango, Jumat (20/11).
1.
Saling Introspeksi
Salah
satu cara untuk keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tanpa bercerai adalah
menciptakan ruang bernapas. Itu tidak menyelesaikan masalah atau perilaku
menjengkelkan yang memicu kemarahan, tetapi memungkinkan masing-masing
berpikir. Ini semacam evaluasi diri tanpa penilaian, kritik, atau harapan untuk
berubah. Anda bisa mengalihkan fokus untuk perawatan diri.
2.
Lebih Menghormati
Lebih
menghargai dan peduli pada pasangan. Agar terlihat beradab, hormat, dan sopan.
Percakapan harus lebih netral. Jika Anda memiliki anak, tetap lakukan
kebersamaan keluarga demi anak. Sehingga anak-anak bisa melihat orang tua
mereka berbicara dengan hormat satu sama lain. Alhasil perdebatan hilang dan
pembicaraan jadi lebih rukun.
3.
Fokus Besarkan Buah Hati
Fokuskan
bahwa pernikahan dilakukan untuk bersama membesarkan anak. Fokus pada
anak-anak, kebutuhan mereka, serta kesehatan mereka. Pernikahan demi anak
adalah salah satu alasan utama pasangan dalam pernikahan yang tidak bahagia
tidak bercerai. Meski tak bahagia, tapi bisa memungkinkan anak-anak untuk
tumbuh bersama kedua orang tuanya tanpa harus membagi hidup mereka di antara
dua rumah.
Selama
Anda dan pasangan memiliki fondasi untuk saling menghormati, komunikasi yang
sehat, dan pengambilan keputusan yang bersatu, itu bisa berhasil.
4.
Hidup Terpisah tapi Masih Status Pernikahan
Ada
pernikahan Living Apart Together (LAT). Tapi ada juga yang sudah pisah ranjang
atau tak tinggal satu atap. Dalam hal ini, Anda secara fisik terpisah tetapi
hidup saling bergantung. Anda tidak perlu membagi aset keuangan atau harta
gono-gini.
Dalam
pernikahan ini, Anda berdua memiliki ruang untuk berpisah secara fisik dan
menjauh. Namun, seperti halnya pernikahan parenting, Anda masih memberikan
kontribusi fisik, emosional, dan finansial untuk tujuan bersama demi anak.
Sehingga batin bisa menjadi lebih lega di tengah pernikahan, tak bahagia tapi
tak harus berpisah.