Kini
batik tak hanya eksis lewat sehelai kain saja. Batik juga banyak digunakan
untuk mempercantik produk lainnya seperti tas, sepatu, hingga topi. Tak hanya
sekadar eksistensi, tapi juga mendorong para penggunanya untuk lebih memaknai
nilai batik lewat setiap motifnya.
Hal
ini juga yang dilakukan desainer dan pegiat batik Iwet Ramadhan. Berkolaborasi
dengan Pigeon, Iwet kembali menuangkan ide membatiknya lewat media selain kain.
Yakni botol susu dan feeding set.
Lewat
keterangan tertulisnya, kali ini Iwet menuangkan empat motif batik. Antara lain
teratai atau padma, bangau, kupu-kupu, dan awan. Bagi Iwet, keempat motif yang
dituangkan memiliki makna mendalam dan mewakili kondisi saat ini.
Misalnya,
teratai sebagai simbol kesucian dan kemurnian. Lalu Bangau sebagai simbol
kebahagiaan, Kupu-Kupu sebagai simbol cinta abadi, dan Awan sebagai simbol
kebahagiaan dan harapan.
Namun,
Iwet dan Pigeon meng-highlight motif Teratai. Motif unggulan ini terinspirasi
dari proses pertumbuhan tanaman Teratai yang hidup di lumpur dalam air dan
dapat survive di
segala
kondisi cuaca maupun keadaan. Hingga akhirnya dapat menghasilkan bunga teratai
yang cantik di permukaan air.
“Inspirasi
dan filosofi Teratai (Padma) ini sesuai dengan
kondisi saat ini dimana kita sedang bertahan dari pandemi namun tetap
semangat untuk percaya bahwa pada akhirnya nanti akan ada kehidupan yang indah,
layaknya bunga teratai,†ujar Iwet.
Bagi
Iwet, motif-motif batik yang teruang dalam botol susu dan feeding set bukan
hanya sekadar hiasan. Tapi diharapkan bisa diperkenalkan sejak dini pada anak.
Dalam tiap keindahannya, filosofi motif batik pun bisa menjadi doa terbaik untuk
pertumbuhan sang buah hati.
Ke
depannya, akan diluncurkan pula kain batik tulis dan pouch batik Teratai hasil
karya pembatik ibu-ibu Rusunawa Pulogebang binaan Iwet Ramadhan. Ini dilakukan
sebagai kelanjutan dan konsistensi untuk mendukung para pembatik Indonesia agar
tetap dapat berkarya dan melestarikan kebudayaan batik.