26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sastra Lisan Suku Dayak

PALANGKA RAYA – Karya proposal lomba kreasi audio visual
sejarah, yang dibuat siswa dari  MAN Kota
Palangka Raya, terpilih sebagai salah satu peserta yang memasuki tahap seleksi
Nasional. Kabar gembira ini berdasarkan surat keputusan Direktur Sejarah
tentang hasil penjurian, yang diberitahukan pada 28 April lalu.

Karya proposal audiovisual
Sastra Lisan Suku Dayak ini, dibuat oleh Alfhan Nugraha Pratama dan Muhammad
Syahril Imaluddin, siswa dari kelas XI bahasa, yang dibimbing guru sejarah
Rip’ah dan Tri Arfayanti selaku guru Bahasa Indonesia.

Audiovisual Sastra
Lisan Suku Dayak ini, kata Rip’ah, dibawakan dalam bahasa sangiang atau bahasa
dayak ngaju yang berisikan nasehat, teguran, peringatan dan  pantun tentang kehidupan masyarakat
sehari-hari, yang dirangkai dengan irama dan diringi alat musik karungut.

Baca Juga :  Sepatu Heels Bergaya Klasik 90-an jadi Tren Pada Pertengahan 2020

Nilai sejarah yang
terkandung dari Sastra Lisan Suku Dayak melalui Karungut ini, jelas Rip’ah, ketika
Tuhan menurunkan manusia dari langit yang diiringi oleh suara-suara alam yang
menghantarkannya. Sejak adanya bunyi-bunyian dari alam, sejak itulah karungut
ada. Karungut merupakan alat musik khas daerah Kalteng yang harus dilestarikan
dan dikenalkan kepada generasi milenial .

“Kami berharap, siswa
kami mampu masuk 10 besar di tingkat nasional dan mohon kepada warga Mankoraya
agar mendoakan mereka, semoga meraih yang terbaik,”ucap Rip’ah yang didampingi
Tri Arfayanti. (hms/aza/iha/CTK)

PALANGKA RAYA – Karya proposal lomba kreasi audio visual
sejarah, yang dibuat siswa dari  MAN Kota
Palangka Raya, terpilih sebagai salah satu peserta yang memasuki tahap seleksi
Nasional. Kabar gembira ini berdasarkan surat keputusan Direktur Sejarah
tentang hasil penjurian, yang diberitahukan pada 28 April lalu.

Karya proposal audiovisual
Sastra Lisan Suku Dayak ini, dibuat oleh Alfhan Nugraha Pratama dan Muhammad
Syahril Imaluddin, siswa dari kelas XI bahasa, yang dibimbing guru sejarah
Rip’ah dan Tri Arfayanti selaku guru Bahasa Indonesia.

Audiovisual Sastra
Lisan Suku Dayak ini, kata Rip’ah, dibawakan dalam bahasa sangiang atau bahasa
dayak ngaju yang berisikan nasehat, teguran, peringatan dan  pantun tentang kehidupan masyarakat
sehari-hari, yang dirangkai dengan irama dan diringi alat musik karungut.

Baca Juga :  Sepatu Heels Bergaya Klasik 90-an jadi Tren Pada Pertengahan 2020

Nilai sejarah yang
terkandung dari Sastra Lisan Suku Dayak melalui Karungut ini, jelas Rip’ah, ketika
Tuhan menurunkan manusia dari langit yang diiringi oleh suara-suara alam yang
menghantarkannya. Sejak adanya bunyi-bunyian dari alam, sejak itulah karungut
ada. Karungut merupakan alat musik khas daerah Kalteng yang harus dilestarikan
dan dikenalkan kepada generasi milenial .

“Kami berharap, siswa
kami mampu masuk 10 besar di tingkat nasional dan mohon kepada warga Mankoraya
agar mendoakan mereka, semoga meraih yang terbaik,”ucap Rip’ah yang didampingi
Tri Arfayanti. (hms/aza/iha/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru