25.2 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

5 Langkah Sederhana Atasi Sampah Plastik di Rumah Tangga

Sampah
plastik adalah isu masyarakat dunia yang mengancam generasi mendatang. Sebab
sampah plastik butuh waktu puluhan tahun sampai beberapa generasi agar bisa
terurai. Jika tak dimulai sejak dini dan dalam lingkup yang lebih kecil, maka
masalah sampah plastik akan terus menjadi benang kusut. Hal itu harus dimulai
dari rumah tangga.

Kepala Subdit
Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Ujang Solihin dalam konferensi pers kampanye Plastic Reborn 2.0
dalam World Without Waste bersama Coca Cola, di Jakarta, Rabu (17/7) mendorong
masyarakat khususnya para ibu rumah tangga untuk bijaksana memilah sampah di
rumah. Tentunya dengan memilah sampah organik dan anorganik dari dalam rumah.

“Persoalan
sampah plastik tak hanya muncul dari dalam negeri saja. Tetapi ada juga dari
luar negeri. Ada isu atau niat negara-negara lain yang membuang sampah ke
negara lain. Kita tentu tak ingin negara kita jadi tempat sampah negara lain.
Dan dari dalam rumah tangga bisa memulainya dengan langkah yang sederhana,”
tegasnya.

Baca Juga :  Treatment Kecantikan via Aplikasi, Ketahui Aturannya di Era New Normal

1. Memilah Sampah

Ujang
menegaskan setiap rumah setidaknya memiliki 2 tempat sampah. Satu tempat sampah
untuk sampah organik, dan tempat sampah lainnya untuk sampah anorganik seperti
sampah plastik. Maka setelah dipilih, hal itu akan memudahkan para pemungut
sampah untuk tak repot lagi memilih sampah.

“Setidaknya
ya ada 2 tempat sampah. Sehingga saat dibuang ke luar dari rumah, sudah
terpisah mana sampah plastik dan yang organik. Kebanyakan kan walau sudah
dipilah maka tercampur lagi. Jadi enggak efektif,” tegas Ujang.

2. Kenali
Sampah Plastik

Menurut Ujang, sampah plastik terbagi menjadi dua. Pertama
adalah sampah plastik tertutup, seperti botol-botol plastik atau sampa botol
lainnya yang bisa didaur ulang menjadi botol kemasan lainnya.

Kedua, adalah sampah plastik terbuka. Yaitu berbagai sampah
plastik yang akan dihancurkan menjadi biji plastik. Salah satunya nanti bisa
diolah menjadi bahan serbaguna seperti kaos dan lainnya.

“Plastik harus didaur ulang. Daur ulang plastik tak sederhana.
Plastik butuh teknologi. Sayangnya banyak prang di rumah tangga malas memilah,”
paparnya.

Baca Juga :  Oseng Cumi Kemangi

3. Libatkan Kelompok
Lain

Setelah memilah sampah, maka perangkat warga seperti RT dan RW
harus aktif terlibat. Misalnya dengan membangun bank sampah atau mengumpulkan
pengepul sampah dan pemulung serta petugas pengangku sampah. Sehingga
masyarakat yang sudah rajin memilah, tahu betul ke mana mereka harus membuang
sampah plastik.

“Harus ada rantainya buang sampah palstik ke mana. Misalnya
dengan melibatkan petugas pengangkut sampah atau pemulung,” jelasnya.

4. Bawa Tas Belanjaan

Dalam laman Super Simple disebutkan,
lebih baik saat belanja agar membawa tas belanjaan yang dapat digunakan
kembali. Sebab mirisnya, sampah plastik banyak beredar di laut. Dan kura-kura
laut dikenal suka memakan kantong plastik karena, bagi kura-kura, kantong itu
terlihat seperti ubur-ubur. Tentu menyedihkan bagi ekosistem laut jika mati
karena sampah plastik.

5. Jangan Gunakan
Sedotan

Di Amerika Serikat, 500 juta sedotan digunakan setiap hari. Hal
terbaik untuk dilakukan adalah menghindari sedotan sepenuhnya. Jika
membutuhkannya, gunakan sedotan kertas atau sedotan yang bisa digunakan
kembali.(jpn)

Sampah
plastik adalah isu masyarakat dunia yang mengancam generasi mendatang. Sebab
sampah plastik butuh waktu puluhan tahun sampai beberapa generasi agar bisa
terurai. Jika tak dimulai sejak dini dan dalam lingkup yang lebih kecil, maka
masalah sampah plastik akan terus menjadi benang kusut. Hal itu harus dimulai
dari rumah tangga.

Kepala Subdit
Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Ujang Solihin dalam konferensi pers kampanye Plastic Reborn 2.0
dalam World Without Waste bersama Coca Cola, di Jakarta, Rabu (17/7) mendorong
masyarakat khususnya para ibu rumah tangga untuk bijaksana memilah sampah di
rumah. Tentunya dengan memilah sampah organik dan anorganik dari dalam rumah.

“Persoalan
sampah plastik tak hanya muncul dari dalam negeri saja. Tetapi ada juga dari
luar negeri. Ada isu atau niat negara-negara lain yang membuang sampah ke
negara lain. Kita tentu tak ingin negara kita jadi tempat sampah negara lain.
Dan dari dalam rumah tangga bisa memulainya dengan langkah yang sederhana,”
tegasnya.

Baca Juga :  Treatment Kecantikan via Aplikasi, Ketahui Aturannya di Era New Normal

1. Memilah Sampah

Ujang
menegaskan setiap rumah setidaknya memiliki 2 tempat sampah. Satu tempat sampah
untuk sampah organik, dan tempat sampah lainnya untuk sampah anorganik seperti
sampah plastik. Maka setelah dipilih, hal itu akan memudahkan para pemungut
sampah untuk tak repot lagi memilih sampah.

“Setidaknya
ya ada 2 tempat sampah. Sehingga saat dibuang ke luar dari rumah, sudah
terpisah mana sampah plastik dan yang organik. Kebanyakan kan walau sudah
dipilah maka tercampur lagi. Jadi enggak efektif,” tegas Ujang.

2. Kenali
Sampah Plastik

Menurut Ujang, sampah plastik terbagi menjadi dua. Pertama
adalah sampah plastik tertutup, seperti botol-botol plastik atau sampa botol
lainnya yang bisa didaur ulang menjadi botol kemasan lainnya.

Kedua, adalah sampah plastik terbuka. Yaitu berbagai sampah
plastik yang akan dihancurkan menjadi biji plastik. Salah satunya nanti bisa
diolah menjadi bahan serbaguna seperti kaos dan lainnya.

“Plastik harus didaur ulang. Daur ulang plastik tak sederhana.
Plastik butuh teknologi. Sayangnya banyak prang di rumah tangga malas memilah,”
paparnya.

Baca Juga :  Oseng Cumi Kemangi

3. Libatkan Kelompok
Lain

Setelah memilah sampah, maka perangkat warga seperti RT dan RW
harus aktif terlibat. Misalnya dengan membangun bank sampah atau mengumpulkan
pengepul sampah dan pemulung serta petugas pengangku sampah. Sehingga
masyarakat yang sudah rajin memilah, tahu betul ke mana mereka harus membuang
sampah plastik.

“Harus ada rantainya buang sampah palstik ke mana. Misalnya
dengan melibatkan petugas pengangkut sampah atau pemulung,” jelasnya.

4. Bawa Tas Belanjaan

Dalam laman Super Simple disebutkan,
lebih baik saat belanja agar membawa tas belanjaan yang dapat digunakan
kembali. Sebab mirisnya, sampah plastik banyak beredar di laut. Dan kura-kura
laut dikenal suka memakan kantong plastik karena, bagi kura-kura, kantong itu
terlihat seperti ubur-ubur. Tentu menyedihkan bagi ekosistem laut jika mati
karena sampah plastik.

5. Jangan Gunakan
Sedotan

Di Amerika Serikat, 500 juta sedotan digunakan setiap hari. Hal
terbaik untuk dilakukan adalah menghindari sedotan sepenuhnya. Jika
membutuhkannya, gunakan sedotan kertas atau sedotan yang bisa digunakan
kembali.(jpn)

Terpopuler

Artikel Terbaru