26.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Tip Terapkan Gaya Hidup Frugal, Bukan Pelit, Tapi Hemat

PROKALTENG.CO
– Gaya hidup frugal yakni identik dengan hemat, minimalis dan cermat mengambil
keputusan sehingga tidak ada pengeluaran yang berlebihan atau sia-sia bisa
menjadi pilihan Anda terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Saat
pandemi, cenderung banyak hal yang berubah signifikan. Sebagian Anda dipaksa
untuk berhemat dan memiliki dana darurat sebagai jaring pengaman karena hidup
yang relatif dekat dengan berbagai risiko seperti kehilangan penghasilan atau
sakit Covid-19.

Branding
and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha
mengatakan, menerapkan gaya hidup frugal berarti Anda memprioritaskan
pengeluaran yang penting versus tidak penting. Ini tak berarti Anda bersikap
pelit.

Menurut
dia, gaya hidup frugal mengutamakan nilai suatu barang atau kualitasnya
ketimbang harganya. Contohnya, apabila Anda membeli sepatu baru karena sepatu
yang ada sudah rusak maka akan memilih sepatu dari bahan yang tahan lama untuk
jangka panjang meskipun harga sedikit lebih mahal, bukan sepatu murah yang
hanya bertahan beberapa bulan.

’’Dengan
disiplin menerapkan gaya hidup frugal sejak dini kita akan terbiasa melakukan
prioritas saat akan berbelanja termasuk pada hal-hal yang kita anggap penting
pun tetap melakukan pertimbangan. Dampak panjangnya, lebih mudah meraih
kebebasan finansial karena tidak terlilit utang dan bisa menikmati hidup
seandainya kelak memilih untuk pensiun dini,’’ kata Ivan, Jumat (12/3), seperti
dikutip dari Antara.

Baca Juga :  7 Langkah Buat Alis Tampil Sempurna dan Natural

Lalu,
bagaimana cara memulai gaya hidup ini? Hal pertama, mengevaluasi kembali cash
flow. Anggaran yang hanya memberi kesenangan sesaat dan tidak terlalu mendesak
sebaiknya dicoret dari daftar Anda.

Cara
ini berarti menghilangkan atau mengurutkan pengeluaran dari yang paling perlu
ke pengeluaran yang bisa ditunda. Pengeluaran yang tidak diperlukan dapat
dikurangi sehingga dapat meningkatkan jumlah uang yang bisa ditabung.

Selanjutnya,
catat pengeluaran harian agar mudah untuk melakukan evaluasi pada bulan
berikutnya bilamana pendapatan atau gaji berikutnya diterima.

Selanjutnya,
manfaatkan promo dan diskon dan terapkan hanya untuk barang yang memang
benar-benar dibutuhkan. Cara ini bisa menghemat pengeluaran dan ada sisa uang
yang bisa disimpan.

Baca Juga :  Kesempatan, Google Bayar $ 1 Miliar Kepada Penerbit Berita untuk Konte

Kemudian,
hilangkan keinginan untuk mendapat pengakuan status sosial dari lingkungan atau
lebih tren dengan istilah pansos karena ini bukanlah kebutuhan tapi keinginan
atau gengsi. Gara-gara hal ini, Anda bisa saja ingin membeli barang-barang yang
dianggap penting walau sebenarnya tidak penting.

Misalnya,
mengganti gadget berbasis Android menjadi iOS demi ikut aplikasi kekinian.
Padahal, informasi bisa didapatkan dari sumber lainnya, seperti discord group,
portal berita, webinar, YouTube, dan podcast.

“Ketika
kita menganggap ekspektasi orang lain atas diri kita terlalu penting sampai
membeli barang yang sangat mahal tentunya akan berbahaya bagi kesehatan
finansial, kesehatan fisik, dan jiwa. Milenial perlu bijaksana untuk mengetahui
perbedaan kebutuhan dan keinginan dan memilah mana yang harus dipenuhi segera
dan yang masih bisa ditunda atau dihilangkan. Penuhi saja apa yang kita
butuhkan, bukan apa yang orang lain nilai bahwa kita membutuhkannya,” pesan
Ivan. Ivan menambahkan, Anda bisa memasukkan asuransi kesehatan sebagai
prioritas sebagai upaya melindungi aset terutama untuk kaum milenial. (*)

PROKALTENG.CO
– Gaya hidup frugal yakni identik dengan hemat, minimalis dan cermat mengambil
keputusan sehingga tidak ada pengeluaran yang berlebihan atau sia-sia bisa
menjadi pilihan Anda terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Saat
pandemi, cenderung banyak hal yang berubah signifikan. Sebagian Anda dipaksa
untuk berhemat dan memiliki dana darurat sebagai jaring pengaman karena hidup
yang relatif dekat dengan berbagai risiko seperti kehilangan penghasilan atau
sakit Covid-19.

Branding
and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha
mengatakan, menerapkan gaya hidup frugal berarti Anda memprioritaskan
pengeluaran yang penting versus tidak penting. Ini tak berarti Anda bersikap
pelit.

Menurut
dia, gaya hidup frugal mengutamakan nilai suatu barang atau kualitasnya
ketimbang harganya. Contohnya, apabila Anda membeli sepatu baru karena sepatu
yang ada sudah rusak maka akan memilih sepatu dari bahan yang tahan lama untuk
jangka panjang meskipun harga sedikit lebih mahal, bukan sepatu murah yang
hanya bertahan beberapa bulan.

’’Dengan
disiplin menerapkan gaya hidup frugal sejak dini kita akan terbiasa melakukan
prioritas saat akan berbelanja termasuk pada hal-hal yang kita anggap penting
pun tetap melakukan pertimbangan. Dampak panjangnya, lebih mudah meraih
kebebasan finansial karena tidak terlilit utang dan bisa menikmati hidup
seandainya kelak memilih untuk pensiun dini,’’ kata Ivan, Jumat (12/3), seperti
dikutip dari Antara.

Baca Juga :  7 Langkah Buat Alis Tampil Sempurna dan Natural

Lalu,
bagaimana cara memulai gaya hidup ini? Hal pertama, mengevaluasi kembali cash
flow. Anggaran yang hanya memberi kesenangan sesaat dan tidak terlalu mendesak
sebaiknya dicoret dari daftar Anda.

Cara
ini berarti menghilangkan atau mengurutkan pengeluaran dari yang paling perlu
ke pengeluaran yang bisa ditunda. Pengeluaran yang tidak diperlukan dapat
dikurangi sehingga dapat meningkatkan jumlah uang yang bisa ditabung.

Selanjutnya,
catat pengeluaran harian agar mudah untuk melakukan evaluasi pada bulan
berikutnya bilamana pendapatan atau gaji berikutnya diterima.

Selanjutnya,
manfaatkan promo dan diskon dan terapkan hanya untuk barang yang memang
benar-benar dibutuhkan. Cara ini bisa menghemat pengeluaran dan ada sisa uang
yang bisa disimpan.

Baca Juga :  Kesempatan, Google Bayar $ 1 Miliar Kepada Penerbit Berita untuk Konte

Kemudian,
hilangkan keinginan untuk mendapat pengakuan status sosial dari lingkungan atau
lebih tren dengan istilah pansos karena ini bukanlah kebutuhan tapi keinginan
atau gengsi. Gara-gara hal ini, Anda bisa saja ingin membeli barang-barang yang
dianggap penting walau sebenarnya tidak penting.

Misalnya,
mengganti gadget berbasis Android menjadi iOS demi ikut aplikasi kekinian.
Padahal, informasi bisa didapatkan dari sumber lainnya, seperti discord group,
portal berita, webinar, YouTube, dan podcast.

“Ketika
kita menganggap ekspektasi orang lain atas diri kita terlalu penting sampai
membeli barang yang sangat mahal tentunya akan berbahaya bagi kesehatan
finansial, kesehatan fisik, dan jiwa. Milenial perlu bijaksana untuk mengetahui
perbedaan kebutuhan dan keinginan dan memilah mana yang harus dipenuhi segera
dan yang masih bisa ditunda atau dihilangkan. Penuhi saja apa yang kita
butuhkan, bukan apa yang orang lain nilai bahwa kita membutuhkannya,” pesan
Ivan. Ivan menambahkan, Anda bisa memasukkan asuransi kesehatan sebagai
prioritas sebagai upaya melindungi aset terutama untuk kaum milenial. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru