Site icon Prokalteng

Menebus Impian di Masa Muda yang Tertunda

menebus-impian-di-masa-muda-yang-tertunda

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Bagi setiap orang tentu memiliki hobi yang berbeda, namun bagaimana ceritanya jika hobi yang didasari dengan impian tak kesampaian di masa muda. Seperti kisah Iptu Prio Amboro, penghobi koleksi motor jadul dan barang tua ini.

Pria kelahiran 25 Juli 1980 mengaku memiliki motor lawas mulai dari Tahun 1977-1999 dengan kondisi orisinil, mulai dari warna cat, sparepart bawaan, spion dan aksesoris lainnya. Kegemarannya terhadap motor tua memang sudah dimulainya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

 “Dari hati nurani memang senang sama barang tua. Dulu pengen beli motor bekas harganya satu juta saja gak bisa kebeli. Karena hidup saya memang bukan dari golongan orang berada. Waktu sekolah di STM saja saya naik sepeda onthel,” kata pria yang bertugas di Paurkhirdinlur Bagwatpers Biro SDM di Polda Kalteng itu.

Impian masa muda untuk memiliki motor tua memang tertunda, kata Prio, namun seiring waktu berjalan  secara perlahan impian tersebut diwujudkannya. Alhasil, saat ini dia telah mengoleksi 10 unit sepeda motor legendaris dan barang tua klasik lainnya seperti  sepeda onthel, mobil kijang kotak, hingga barang elektronik tua lainnya baik telepon rumah jaman dulu, hingga televisi.

“Motor jadul pertama saya Honda 70 Tahun 1979 motor itu pun sering digunakan untuk berangkat kerja,” jelasnya.

Selanjutnya, untuk motor kedua adalah Vespa Tahun 80. Dan ketiga, Yamaha L2G warna biru Tahun 1978. Keempat, Yamaha V 80 tahun 1980 dan motor kelima, Yamaha Super Deluxe atau robot 1985 yang dibelinya dari Kudus. Sedangkan untuk motor ke enam adalah Yamaha L2G Warna Merah 1976 asal Kobar, yang ketujuh Honda Astrea 800 Tahun 1985 asal Jawa Timur dan disusul motor kedelapan Honda Astrea Impreza 1999.

“Sementara untuk motor yang kesembilan, saya  membeli Honda Astrea Prima 1990, dan motor terakhir yang paling tua adalah Suzuki FR 1977. Dari 10 unit motor tua yang saya miliki ini, harga rata-ratanya di bawah Rp3 juta dan ada juga di bawah dari harga itu,” jelasnya.

 Meskipun hobi dengan motor tua, namun jika harga motor dijual di atas dari uang yang dimiliki Prio mengaku rela menunda untuk membeli sampai nanti mendapatkan motor yang sesuai dengan harga standar baginya.

“Kalau prinsip saya beli motor jadul ini saya budget nya cuman Rp3 juta, kalau harga lebih dari itu enggak saya beli. Tapi kalau kurang dari harga itu, saya akan beli. Jadi ini rata-rata di bawah tiga juta semua harganya, ada motor dari Kudus ini harganya cuman 2,5 juta. Kalau yang Yamaha L2G warna biru ini akhirnya dapat dengan harga dua juta saja, ” ujarnya laki-laki lulusan Sarjana Teknik Elektro itu.

Lebih jauh Prio menceritakan, memang cukup susah mencari barang tua termasuk motor tua tersebut, bahkan untuk satu motor yang diincar pun butuh waktu tahunan untuk mendapatkan barang istimewa tersebut. Dengan kondisi sepeda motor memang dalam keadaan berfungsi dan surat-surat lengkap. 

Bicara soal tunggangan, Yamaha L2G menurutnya lebih nyaman mengingat jenis motor laki. Sedangkan, untuk perawatan semua jenis motor yang dimiliki itu, dia perbaiki sendiri, dengan alat yang ada di rumahnya. Sementara itu, dia juga memiliki impian untuk membuat galeri menyimpan koleksi motor jadul tersebut.

“Kalau teman-teman yang pernah main ke rumah, memang sudah banyak yang nawari dan mau beli motor saya, tapi ini enggak saya jual, karena susah nyarinya,” ungkapnya. 

Exit mobile version