DUNIA perbankan digital di Indonesia tengah memasuki babak baru. Persaingan makin ketat. Bank-bank konvensional mulai melirik digitalisasi, sementara pemain baru bermunculan. Di tengah lanskap industri yang semakin dinamis ini, pertanyaannya bukan lagi siapa yang akan bertahan, tapi siapa yang bisa terus relevan?
PT Krom Bank Indonesia Tbk, bagian dari Kredivo Group, tampaknya sudah mempersiapkan jawabannya. Bank digital ini tak sekadar ingin eksis, tapi juga memimpin. Caranya? Dengan inovasi dan fleksibilitas. Dua kata kunci yang kini menjadi mata uang utama di dunia perbankan digital.
Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, berulang kali menekankan pentingnya strategi adaptif. Penguatan likuiditas, penyaluran kredit yang prudent, hingga pengembangan produk keuangan yang benar-benar menjawab kebutuhan nasabah. Itu bukan sekadar jargon. Itu adalah kunci bertahan hidup di era digital.
Masalahnya, apakah itu cukup?
Dilema Bank Digital
Kita tahu, bank digital di Indonesia masih dalam tahap eksplorasi. Banyak yang menawarkan kemudahan transaksi, suku bunga deposito lebih tinggi, hingga pinjaman berbasis teknologi. Tapi ada satu tantangan besar: kepercayaan.
Nasabah Indonesia masih terbiasa dengan bank yang memiliki kantor fisik. Ada tempat mengadu ketika masalah datang. Bank digital? Semua serba aplikasi. Tak ada kantor cabang. Tak ada teller yang bisa diajak bicara. Itu sebabnya, meski transaksi digital meningkat, sebagian masyarakat masih merasa nyaman dengan bank konvensional.
Krom Bank harus menjawab tantangan ini. Harus ada strategi yang lebih dari sekadar aplikasi canggih. Harus ada pendekatan yang bisa membuat nasabah percaya bahwa uang mereka aman, data mereka terlindungi, dan ketika ada masalah, solusi datang dengan cepat.
Ke Mana Arah Krom Bank?
Dalam persaingan perbankan digital, Krom Bank punya modal kuat. Berada di bawah naungan Kredivo Group, mereka punya pengalaman dalam memberikan layanan keuangan berbasis teknologi. Ini adalah keuntungan besar.
Sejak mulai beroperasi pada 2024, Krom Bank mencatatkan kinerja positif. Itu indikator bahwa strategi mereka berjalan. Tapi industri ini bergerak cepat. Satu tahun sukses tak menjamin lima tahun ke depan akan aman.
Tahun 2025 akan menjadi ujian sesungguhnya. Apakah Krom Bank bisa terus relevan di tengah agresivitas pesaing? Apakah inovasi mereka cukup untuk mempertahankan nasabah di era yang makin kompetitif ini?
Anton Hermawan optimistis. Ia percaya strategi yang tepat, pengelolaan risiko yang disiplin, dan inovasi berkelanjutan adalah kunci. Tapi di dunia bisnis, optimisme saja tidak cukup. Harus ada eksekusi yang nyata.
Jika Krom Bank bisa menjaga keseimbangan antara inovasi dan kepercayaan, antara fleksibilitas dan keamanan, maka mereka bukan hanya akan bertahan. Mereka bisa menjadi pemimpin di industri ini. Jika tidak? Kita tahu nasibnya.
Karena dalam dunia digital, yang tertinggal hanya tinggal nama.
*) Eko Supriadi, pewarta prokalteng.co