Saat bertanya alamat kepada satpam di perumahan, dia
mendapat satu jawaban tegas. Rumah yang dituju sudah kosong tiga bulan
terakhir. Namun, Mulki Sulaiman tak percaya. Dia memutuskan untuk mencari
sendiri tanpa menyadari kengerian yang menanti.
—
PADA 2016 Mulki
Sulaiman yang bekerja sebagai kurir bingkai foto mendapat tugas untuk
mengirimkan paket ke sebuah perumahan di bilangan Tangerang. â€Permisi, Pak.
Saya mau mengirimkan paket ke alamat ini,†kata Mulki kepada salah seorang
petugas keamanan kompleks sambil memperlihatkan alamat yang tertulis di
ponselnya.
Melihat alamat yang tertera, wajah petugas tersebut
langsung pucat. â€Rumah yang Mas cari itu sudah kosong sejak tiga bulan lalu,â€
ucap pria paro baya tersebut. Mulki tidak percaya. Jawaban petugas keamanan itu
tidak sejalan dengan logikanya. Bagaimana mungkin rumah tersebut kosong?
Padahal, pemesan paket jelas-jelas meminta barangnya diantar ke alamat itu.
Enggan berdebat lebih lama, Mulki pergi meninggalkan
petugas keamanan tadi. Dia harus segera mengantarkan pesanan. Terlebih, saat
itu waktu sudah menunjukkan pukul 20.30. Mulki mencoba mencari sendiri alamat
tujuan. Pencarian Mulki mengantarkannya ke rumah yang cukup besar. Saat tiba di
depan gerbang rumah, Mulki menilai rumah tersebut tidak seperti sedang
ditinggal lama penghuninya.
â€Rumah itu ada penghuninya. Namun, kondisinya memang
gelap. Beberapa lampu mati. Terasnya agak kotor,†jelas Mulki. Karena itu,
Mulki pede memasuki pekarangan. Dia kemudian mengetuk pintu seraya menyapa
penghuni rumah. Mulki sempat khawatir rumah tersebut benar-benar kosong. Namun,
kekhawatirannya itu sirna ketika ada seseorang yang membuka pintu rumah.
â€Mungkin ini orang yang memesan paket,†batin Mulki.
Namun, dalam proses serah terima paket, Mulki merasa ada hal ganjil. â€Dia tidak
mau tanda tangan di form tanda terima. Kemudian, saya memutuskan untuk
mengambil foto dia sebagai bukti barang sudah diterima. Tapi, anehnya, dia juga
tidak mau,†kenangnya.
Mulki lalu pergi meninggalkan orang itu. Tentunya
dengan seribu pertanyaan di dalam pikirannya. Menurut Mulki, orang tersebut
aneh. Dia tidak memiliki kuku di sepuluh jarinya. â€Entah sengaja dicabutin atau
memang kelainan. Saya kurang tahu. Tapi, saya benar-benar jelas melihat
tangannya polos tanpa kuku,†ungkap Mulki. â€Penampilannya juga lusuh. Seperti
orang yang sudah lama tidak mandi,†imbuhnya.
Laju motor Mulki akhirnya tiba di gerbang kompleks.
Sebelum meninggalkan kompleks, Mulki kembali menemui petugas keamanan tadi.
â€Ada kok, Pak, orangnya,†ucap Mulki. Satpam itu hanya mengiyakan. Dia lantas
bercerita ada juga driver online yang pernah berinteraksi dengan penghuni rumah
tersebut. Menurut petugas itu, kondisi tersebut aneh karena menurut catatannya,
rumah itu kosong.
Mendengar ucapan tersebut, bulu kuduk Mulki langsung
merinding. Dia jadi makin bertanya-tanya. Apa benar yang ditemuinya tadi bukan
manusia? Terlebih, sepulang dari mengantar paket itu, badan Mulki bau anyir.
â€Meskipun sudah mandi, tetap bau anyir,†keluhnya.
Bau anyir yang ada di tubuh Mulki akhirnya hilang
setelah dia mandi besar, berwudu, dan salat. Setelah itu dia meminta kepada
atasan untuk tidak ada pengiriman paket di atas pukul 17.00.