Jika di dunia sepak bola,
bisa dibilang el clasico. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) selalu bertemu
dengan petugas pemadam kebakaran setiap tahunnya. Sudah jelas, siapa yang sigap
dan siap, dialah pemenangnya.
AGUS PRAMONO-APRIANDO,
Palangka Raya
“Kami harap masyarakat
tidak membakar lahan…â€. Begitu imbauan singkat yang keluar dari pengeras suara.
Pagi kemarin (26/6), mobil pikap warna putih berjalan pelan. Masuk ke
permukiman warga di Jalan Nagasari, Tjilik Riwut Km 11.
Ternyata itu mobil
milik Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) Bukit Tunggal. Ada tujuh orang. Termasuk
satu prajurit TNI. Di bak belakang, ada lima orang berbaju merah
kekuning-kuningan. Duduk di sela-sela tiga unit mesin portable yang dibawa.
Sejenak berhenti. Lalu mereka turun dari mobil. Membagikan lembaran kertas yang
berisi Maklumat Kapolda Kalteng tentang Larangan Membakar Lahan. Ada
poskamling. Tanpa menunggu lama, langsung ditempel begitu saja di dinding kayu
berwarna hijau.
Tangan kanan sang
sopir, yang diketahui merupakan Ketua TSAK Bukit Tunggal, I Wayan Bimo Seno
terus memegang toa. Membacakan sampai habis empat poin penting dari isi
Maklumat Kapolda Kalteng. Bergantian dengan orang yang duduk di samping kemudi,
Serka M Arifin yang merupakan Babinsa
Kelurahan Bukit Tunggal.
Pikap yang dilengkapi
dengan dengan tulisan penyemangat “Pantang Pulang Sebelum Padam†itu masuk ke
beberapa gang. Sampai hari menjelang
siang.
“Kami melakukan
sosialisasi untuk mengantisipasi dini karhutla. Sudah seminggu ini,â€ujar Wayan,
panggilan akrabnya.
Status siaga darurat
yang dikeluarkan oleh Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin masih
diberlakukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya sebelumnya
memprediksi musim kemarau akan lebih Panjang. Bahkan ada 10 kelurahan yang
masuk zona merah atau titik rawan karhutla. Kelurahan Bukit Tunggal salah
satunya.“Di Kelurahan Bukit Tunggal, lahan yang berada di Jalan Hiu Putih,
Jalan Nagasari dan Tegal Sari, masih sangat rentan terjadi kebakaran,â€sebut
Wayan.
Untuk saat ini, TSAK
Bukit Tunggal sudah bersiap diri menghadapi karhutla. Ada 23 mesin portable
yang sudah siap digunakan. Dua unit mobil. Tetapi, masih belum bisa
mengoperasikan mobil tangki.
“ Tangki belum bisa
dipakai. Ada kerusakan di rem angin,â€sebutnya.
Sosialisasi sudah
dilakukan. Tetapi, karhutla sudah menebar genderang “perangâ€. Di hari yang
sama, sekitar pukul 12.30 WIB, karhutla terjadi di lahan kosong yang terletak
di Jalan Tjilik Riwut Km 9.
Lahan gambut seluas
30×200 meter itu keburu terbakar. Sebelum dipadamkan petugas gabungan dari
BPBD, Pusdalops Kalteng, Damkar Kota Palangka Raya.
Bahkan Plt Kepala BPBD
Kalteng, Mofit Saptono turun langsung ke lokasi kebakaran yang hanya berjarak
sekitar 500 meter dari bibir jalan itu. Ingin memastikan kebakaran tidak
meluas.
“Kami lakukan pemadaman
bersama-sama dengan tim gabungan, jarak yang terlalu jauh dengan sumber air
membuat pemadaman memerlukan waktu. Kami mengambil air sekitar jalan dengan menyambung
selang air yang cukup panjang,†kata Mofit di lokasi kejadian.
Mantan wakil wali kota Palangka
Raya tersebut mengatakan, kebakaran diketahui setelah adanya laporan masyarakat.
Setelah sampai di lokasi kejadian tidak ada jalan masuk untuk roda dua maupun
roda empat. Sehingga membuat proses pemadaman cukup menyulitkan.
“Kami masih belum
mengetahui secara pasti siapa yang pemilik lahan dan api berasal dari mana,
namun kecurigaan kita jika lahan yang terbakar tersebut dibakar secara sengaja
oknum yang tidak bertanggung jawab,†jelasnya. (ram)