28.2 C
Jakarta
Wednesday, December 11, 2024

Dirikan Sekolah Darurat Beratap Terpal

Turun-temurun
menanggung perihnya buta huruf, warga Dusun Ambatunin Desa Uren Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan, jengah dengan keadaan. Mereka merintis sekolah
darurat agar anak mereka bisa membaca.

 

WAHYUDI, Balangan

 

TERLETAK di atas bukit
belakang balai adat, selembar terpal menaungi beberapa meja dan kursi yang
dibuat dari pepohonan sekitar. Delapan orang anak-anak tengah asyik menyimak
pelajaran yang diberikan Pini, guru yang dengan suka rela mengajarkan baca
tulis di sini.

Di tempat yang bahkan
tidak layak untuk disebut gubuk ini lah, anak-anak Dusun Ambatunin dan
sekitarnya menuntut ilmu sejak 2018 silam.

Total ada sekitar 18
anak yang rutin belajar di sini saat Pini, datang ke sini satu kali dalam dua
pekan. Pini merupakan warga Desa Uren. Ia sempat berpikir saat dimintai tolong
oleh warga Dusun Ambatunin untuk mengajari anak-anak baca tulis.

Namun, melihat tekad
dan semangat warga Dusun yang berjarak 6 jam perjalanan dari tempat tinggalnya
itu dalam menolak buta huruf selama-lamanya, Pini pun luluh. Ia menerima
permohonan warga tanpa balas jasa.

Diakui Pini, ia tidak
bisa setiap hari, karena akses menuju dusun ini cukup ekstrem. Hawa dingin,
hamparan tanah becek bila hujan, sesemakan tajam, kontur curam bukit, adalah
kendala yang harus ia taklukkan untuk bisa mencapai Dusun Ambatunin.

Baca Juga :  Mengintip Menu Makan Siang Presiden Jokowi di Pulang Pisau

“Tapi kalau memang ada
rencana dibangunkan sekolah dan fasilitas lainnya, saya siap bermukim di sini
untuk mengajar,” ungkap Pini, pria yang berijazah SMA itu.

 

Tidak ada satu pun
warga Dusun Ambatunin mengenal huruf. Semuanya terhijab dari dunia pendidikan
yang sangat jauh untuk dijangkau. Sehingga, tidak ada pilihan selain meminta
tolong kepada warga luar dusun untuk mendidik putra-putrinya.

Kepala Dusun Ambatunin,
Unal mengungkapkan, setelah melihat sudah banyak anak-anak yang tumbuh
berkembang, akhirnya warga berinisiatif untuk mendirikan sekolah darurat sejak
2018 lalu.

“Kami tidak ingin
anak-anak ini seperti orang tuanya yang tidak bisa membaca dan menulis,”
ujarnya.

Bermodal sekolah
darurat ini, Unal bersama warga lainnya kemudian minta tolong Kepala Desa dan
Camat, untuk mengajukan proposal permohonan pembangunan sekolah kecil di
dusunnya ke Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan. Agar mendapatkan pelayanan
pendidikan yang lebih layak.

Rabu (15/1), rombongan
Dinas Pendidikan Balangan yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas, Sulaiman
Kurdi, menyambangi Dusun Ambatunin.

“Insya Allah tahun 2020
ini akan kita bangunkan Sekolah Dasar Kecil (SDK) di sini. Makanya kita survei
dulu,” tandas Sulaiman Kurdi.

Baca Juga :  Dipanggil Dokter Dua Puluh Ribu, yang Terpenting Pasien Bisa Kembali S

Ditambahkan Sekretaris
Disdik Balangan, Abdul Basyid, ia mengakui bahwa pihaknya sudah menerima
proposal dari Dusun Ambatunin perihal pendirian sekolah sejak tahun 2018.

Namun, kata dia,
pihaknya menganggap perlu dana yang cukup besar untuk membangun satu paket
pembangunan sekolah menggunakan APBD, maka pihaknya meminta bantuan Kemdikbud.

Hingga 2019 proposal ke
Kemdikbud tak kunjung mendapat jawaban. Dari sana, di tahun 2020 ini pihaknya
memutuskan akan membangun SDK di dusun ini menggunakan dana APBD. Mengingat
kesediaan anggaran dan tingkat urgensi pemenuhan hak pelayanan dasar pendidikan
bagi masyarakat.

Setelah melakukan
survei ini, kata Basyid, disimpulkan bahwa di dusun yang berbatasan langsung
dengan wilayah administratif Provinsi Kalimantan Timur ini, sudah layak
didirikan SDK.

Dikatakannya, unsur
utama pendirian sekolah seperti jumlah calon peserta didik, ketersediaan lahan,
dukungan masyarakat dan kajian akademis sudah terpenuhi.

“Itu yang utama,
ditambah unsur pendukung lainnya seperti 
adat budaya tradisi kearifan lokal dan faktor risiko bencana seperti
banjir, kebakaran dan lain-lain,” tukasnya.

Disdik tidak sendirian
dalam mengunjungi dusun ini, turut serta juga dari Diskominfo Balangan,
Disdukcapil, Dinas PU, Dinkes, Kecamatan dan anggota dewan. Untuk bahu-membahu
mengeluarkan Dusun Ambatunin dari kesenjangan sosial. (by/bin/kpg)

Turun-temurun
menanggung perihnya buta huruf, warga Dusun Ambatunin Desa Uren Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan, jengah dengan keadaan. Mereka merintis sekolah
darurat agar anak mereka bisa membaca.

 

WAHYUDI, Balangan

 

TERLETAK di atas bukit
belakang balai adat, selembar terpal menaungi beberapa meja dan kursi yang
dibuat dari pepohonan sekitar. Delapan orang anak-anak tengah asyik menyimak
pelajaran yang diberikan Pini, guru yang dengan suka rela mengajarkan baca
tulis di sini.

Di tempat yang bahkan
tidak layak untuk disebut gubuk ini lah, anak-anak Dusun Ambatunin dan
sekitarnya menuntut ilmu sejak 2018 silam.

Total ada sekitar 18
anak yang rutin belajar di sini saat Pini, datang ke sini satu kali dalam dua
pekan. Pini merupakan warga Desa Uren. Ia sempat berpikir saat dimintai tolong
oleh warga Dusun Ambatunin untuk mengajari anak-anak baca tulis.

Namun, melihat tekad
dan semangat warga Dusun yang berjarak 6 jam perjalanan dari tempat tinggalnya
itu dalam menolak buta huruf selama-lamanya, Pini pun luluh. Ia menerima
permohonan warga tanpa balas jasa.

Diakui Pini, ia tidak
bisa setiap hari, karena akses menuju dusun ini cukup ekstrem. Hawa dingin,
hamparan tanah becek bila hujan, sesemakan tajam, kontur curam bukit, adalah
kendala yang harus ia taklukkan untuk bisa mencapai Dusun Ambatunin.

Baca Juga :  Mengintip Menu Makan Siang Presiden Jokowi di Pulang Pisau

“Tapi kalau memang ada
rencana dibangunkan sekolah dan fasilitas lainnya, saya siap bermukim di sini
untuk mengajar,” ungkap Pini, pria yang berijazah SMA itu.

 

Tidak ada satu pun
warga Dusun Ambatunin mengenal huruf. Semuanya terhijab dari dunia pendidikan
yang sangat jauh untuk dijangkau. Sehingga, tidak ada pilihan selain meminta
tolong kepada warga luar dusun untuk mendidik putra-putrinya.

Kepala Dusun Ambatunin,
Unal mengungkapkan, setelah melihat sudah banyak anak-anak yang tumbuh
berkembang, akhirnya warga berinisiatif untuk mendirikan sekolah darurat sejak
2018 lalu.

“Kami tidak ingin
anak-anak ini seperti orang tuanya yang tidak bisa membaca dan menulis,”
ujarnya.

Bermodal sekolah
darurat ini, Unal bersama warga lainnya kemudian minta tolong Kepala Desa dan
Camat, untuk mengajukan proposal permohonan pembangunan sekolah kecil di
dusunnya ke Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan. Agar mendapatkan pelayanan
pendidikan yang lebih layak.

Rabu (15/1), rombongan
Dinas Pendidikan Balangan yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas, Sulaiman
Kurdi, menyambangi Dusun Ambatunin.

“Insya Allah tahun 2020
ini akan kita bangunkan Sekolah Dasar Kecil (SDK) di sini. Makanya kita survei
dulu,” tandas Sulaiman Kurdi.

Baca Juga :  Dipanggil Dokter Dua Puluh Ribu, yang Terpenting Pasien Bisa Kembali S

Ditambahkan Sekretaris
Disdik Balangan, Abdul Basyid, ia mengakui bahwa pihaknya sudah menerima
proposal dari Dusun Ambatunin perihal pendirian sekolah sejak tahun 2018.

Namun, kata dia,
pihaknya menganggap perlu dana yang cukup besar untuk membangun satu paket
pembangunan sekolah menggunakan APBD, maka pihaknya meminta bantuan Kemdikbud.

Hingga 2019 proposal ke
Kemdikbud tak kunjung mendapat jawaban. Dari sana, di tahun 2020 ini pihaknya
memutuskan akan membangun SDK di dusun ini menggunakan dana APBD. Mengingat
kesediaan anggaran dan tingkat urgensi pemenuhan hak pelayanan dasar pendidikan
bagi masyarakat.

Setelah melakukan
survei ini, kata Basyid, disimpulkan bahwa di dusun yang berbatasan langsung
dengan wilayah administratif Provinsi Kalimantan Timur ini, sudah layak
didirikan SDK.

Dikatakannya, unsur
utama pendirian sekolah seperti jumlah calon peserta didik, ketersediaan lahan,
dukungan masyarakat dan kajian akademis sudah terpenuhi.

“Itu yang utama,
ditambah unsur pendukung lainnya seperti 
adat budaya tradisi kearifan lokal dan faktor risiko bencana seperti
banjir, kebakaran dan lain-lain,” tukasnya.

Disdik tidak sendirian
dalam mengunjungi dusun ini, turut serta juga dari Diskominfo Balangan,
Disdukcapil, Dinas PU, Dinkes, Kecamatan dan anggota dewan. Untuk bahu-membahu
mengeluarkan Dusun Ambatunin dari kesenjangan sosial. (by/bin/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru