25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Biaya Perawatan Sehari Mencapai Rp8 Juta

Ahmad
Syauqi hanya mampu tergeletak lemas di atas ranjang. Slang infus dan slang
oksigen masih menempel di tubuhnya. Slang yang digunakan untuk menyalurkan obat
pun masih tampak masuk di dalam mulutnya. Syauqi didiagnosis menderita batu
empedu dan harus mendapat perawatan medis secara intensif.

 

SUHARTOYO, Pulang
Pisau

======================

 

TAK ada tawa
atau tangis yang keluar dari bayi yang baru berusia dua bulan itu. Matanya
hanya menatap kosong ke langit-langit ruangan kelas 1 Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pulang Pisau tempatnya dirawat. Tak sedikit pun berkedip. Sanak keluarganya
tampak memenuhi ruang perawatan itu.

Pasangan Syaiful-Siti Indamah menaruh harapan besar agar
anaknya segera sembuh. Saat Kalteng Pos menyambangi di RSUD Pulang Pisau, Jumat
(24/5), Syaiful tampak sibuk mengurus persiapan rujukan anaknya.

“Ya, sore ini (kemarin) akan dibawa ke RS Ansyari Saleh
Banjarmasin. Masih menunggu mobil ambulans yang akan mengantar. Mohon doanya
semoga Syauqi segera diberi kesehatan,” ucap Syaipul.

Syauqi menjalani perawatan di RSUD Pulang Pisau selama
empat hari. “Mau dirujuk ke Banjarmasin waktu itu, tapi ruangan di RS Ansyari
Saleh masih penuh,” ucap Syaipul setelah mengurus perlengkapan rujukan ke RS
Ansyari Saleh Banjarmasin.

Baca Juga :  Bertemu Pria Lusuh dan Jarinya Tak Berkuku

Didampingi istri dan kakaknya Muslikatun, Syaiful
menceritakan kondisi kesehatan anaknya. “Diagonis dokter batu empedu. Katanya infeksinya
sudah menjalar ke liver dan hampir mencapai otak,” lanjutnya lirih.

Warga Desa Purwodadi, Kecamatan Maliku itu tak menyangka akan
penyakit yang diderita anak keduanya tersebut. “Sebelumnya tubuhnya panas, makanya
hanya diberi obat penurun panas. Namun, beberapa hari kemudian kulitnya menguning.
Akhirnya kami bawa ke rumah sakit ini,” ujar Syaiful.

Dia mengaku sangat cemas dengan kondisi penyakit anaknya.
Terlebih saat perawatan di RSUD Pulang Pisau, anaknya harus menjalani transfusi
darah. “Alhamdulilah dari Polres Pulang Pisau memberikan donor darah untuk anak
saya,” ungkap dia.

Persoalan lain yang
menghantuinya adalah masalah biaya. “Untuk biaya perawatan lanjutan, dari
perhitungan petugas di RSUD Puang Pisau, per hari sekitar Rp8 juta sampai Rp10
juta,” beber dia.

Baca Juga :  Kisah Nakes Lab, Tak Sadar Keluar Ruang Kerja Matahari Sudah Tinggi

Rincian untuk biaya
tersebut, yakni biaya ruangan Rp5 juta, pemasangan alat Rp2 juta, perawat dan
obat Rp2 juta, dan lain-lain. “Alhamdulilah, urusan BPJS Kesehatan selesai dan
bisa langsung diaktifkan. Semoga nanti biaya berobat anak saya bisa ditanggung
BPJS,” harap dia.

Saat bertolak ke
Banjarmasin, dia mengaku hanya membawa bekal seadanya. “Kalau untuk biaya hidup,
biar kami seadanya. Yang penting pertolongan untuk anak saya bisa segera
dilakukan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua
Karang Taruna Desa Purwodadi, Lusiam Marhani mengaku turut prihatin dengan
kondisi yang dialami keluarga Syaiful. “Nanti kami akan melakukan penggalangan
dana bersama anak-anak,” kata Lusi.

Lusi pun berharap ada uluran tangan dari
masyarakat mampu dan pemerintah daerah. “Kami juga mengharapkan adanya uluran
tangan dari Pak Bupati atau siapa saja yang merasa terketuk hatinya untuk
keluarga Pak Syaiful. Karena uluran tangan ini sangat berarti untuk meringankan
beban keluarga Ahmad Syauqi,” tandasnya. (*/ce)

Ahmad
Syauqi hanya mampu tergeletak lemas di atas ranjang. Slang infus dan slang
oksigen masih menempel di tubuhnya. Slang yang digunakan untuk menyalurkan obat
pun masih tampak masuk di dalam mulutnya. Syauqi didiagnosis menderita batu
empedu dan harus mendapat perawatan medis secara intensif.

 

SUHARTOYO, Pulang
Pisau

======================

 

TAK ada tawa
atau tangis yang keluar dari bayi yang baru berusia dua bulan itu. Matanya
hanya menatap kosong ke langit-langit ruangan kelas 1 Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pulang Pisau tempatnya dirawat. Tak sedikit pun berkedip. Sanak keluarganya
tampak memenuhi ruang perawatan itu.

Pasangan Syaiful-Siti Indamah menaruh harapan besar agar
anaknya segera sembuh. Saat Kalteng Pos menyambangi di RSUD Pulang Pisau, Jumat
(24/5), Syaiful tampak sibuk mengurus persiapan rujukan anaknya.

“Ya, sore ini (kemarin) akan dibawa ke RS Ansyari Saleh
Banjarmasin. Masih menunggu mobil ambulans yang akan mengantar. Mohon doanya
semoga Syauqi segera diberi kesehatan,” ucap Syaipul.

Syauqi menjalani perawatan di RSUD Pulang Pisau selama
empat hari. “Mau dirujuk ke Banjarmasin waktu itu, tapi ruangan di RS Ansyari
Saleh masih penuh,” ucap Syaipul setelah mengurus perlengkapan rujukan ke RS
Ansyari Saleh Banjarmasin.

Baca Juga :  Bertemu Pria Lusuh dan Jarinya Tak Berkuku

Didampingi istri dan kakaknya Muslikatun, Syaiful
menceritakan kondisi kesehatan anaknya. “Diagonis dokter batu empedu. Katanya infeksinya
sudah menjalar ke liver dan hampir mencapai otak,” lanjutnya lirih.

Warga Desa Purwodadi, Kecamatan Maliku itu tak menyangka akan
penyakit yang diderita anak keduanya tersebut. “Sebelumnya tubuhnya panas, makanya
hanya diberi obat penurun panas. Namun, beberapa hari kemudian kulitnya menguning.
Akhirnya kami bawa ke rumah sakit ini,” ujar Syaiful.

Dia mengaku sangat cemas dengan kondisi penyakit anaknya.
Terlebih saat perawatan di RSUD Pulang Pisau, anaknya harus menjalani transfusi
darah. “Alhamdulilah dari Polres Pulang Pisau memberikan donor darah untuk anak
saya,” ungkap dia.

Persoalan lain yang
menghantuinya adalah masalah biaya. “Untuk biaya perawatan lanjutan, dari
perhitungan petugas di RSUD Puang Pisau, per hari sekitar Rp8 juta sampai Rp10
juta,” beber dia.

Baca Juga :  Kisah Nakes Lab, Tak Sadar Keluar Ruang Kerja Matahari Sudah Tinggi

Rincian untuk biaya
tersebut, yakni biaya ruangan Rp5 juta, pemasangan alat Rp2 juta, perawat dan
obat Rp2 juta, dan lain-lain. “Alhamdulilah, urusan BPJS Kesehatan selesai dan
bisa langsung diaktifkan. Semoga nanti biaya berobat anak saya bisa ditanggung
BPJS,” harap dia.

Saat bertolak ke
Banjarmasin, dia mengaku hanya membawa bekal seadanya. “Kalau untuk biaya hidup,
biar kami seadanya. Yang penting pertolongan untuk anak saya bisa segera
dilakukan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua
Karang Taruna Desa Purwodadi, Lusiam Marhani mengaku turut prihatin dengan
kondisi yang dialami keluarga Syaiful. “Nanti kami akan melakukan penggalangan
dana bersama anak-anak,” kata Lusi.

Lusi pun berharap ada uluran tangan dari
masyarakat mampu dan pemerintah daerah. “Kami juga mengharapkan adanya uluran
tangan dari Pak Bupati atau siapa saja yang merasa terketuk hatinya untuk
keluarga Pak Syaiful. Karena uluran tangan ini sangat berarti untuk meringankan
beban keluarga Ahmad Syauqi,” tandasnya. (*/ce)

Terpopuler

Artikel Terbaru