VANYA
(bukan nama sebenarnya), sudah hampir putus asa menghadapi kenyataan hidup.
Kini, perempuan 32 tahun itu terus saja galau. Perempuan dengan kulit kuning
langsat rambut ikal sepungggung itu lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah
sambil berjualan online makanan frozen food.
รขโฌลSudah
nggak tahu lagi harus berbuat apa. Sejak Covid di rumahkan sama Bos. Keadaannya
semakin sulit,รขโฌย ujar dia kepada Indopos, beberapa waktu lalu.
Vanya sama halnya dengan pekerja Karaoke lainnya di
Jakarta yang sejak Maret 2020 lalu bingung mencari uang demi sesuap nasi.
Sebelumnya, dia adalah seorang pemandu lagu di sebuah tempat hiburan malam di
kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan.
Tempat usaha tutup seiring terbitnya Surat Edaran
Dinas Pariwisata DKI Jakarta nomor 155/SE/2020 tentang penutupan sementara
kegiatan operasional industri pariwisata dalam upaya kewaspadaan terhadap
penularan Covid-19. Belum juga Covid itu berlalu, Vanya tentu saja kini
menganggur, atau luntang lantung.
Belum terbersit atau ada niatan untuk mencari
pekerjaan lainnya. Sebab, tidak ada satupun lowongan pekerjaan di masa pandemi
Covid saat ini. รขโฌลSementara uang tabungan saat itu nggak banyak. Aku sudah
takut, bagaimana nasib anakku nanti,รขโฌย keluh Vanya.
Vanya pun resmi menjanda. Suaminya memilih perempuan
lain. Vanya kini tinggal bersama orangtua dan anaknya yang berusia 4 tahun di
sebuah rumah kontrakan diujung Wilayah Jakarta Selatan.
Sebelumnya, dia pernah bekerja di luar kota,
Kalimantan dan selalu mengisi waktu liburnya untuk pergi ke pantai. Seperti ke
Bali dan Lombok.
Namun, penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi
keperluan sehari-hari. Saat sedang terdesak ekonomi, butuh uang, Vanya menuruti
ajakan seorang temannya untuk menjadi pemandu lagu.
รขโฌลDulu ada uang berlibur terus ke pantai. Jadi,
tabungan mulai menipis. Uang hasil kerja aku buat nyenengin anak-anak saja,รขโฌย
ungkap dia.
รขโฌลJadi sejak tempat kerja tutup jadi kalangkabut.
Sekarang buat makan aja susah. Apalagi anak kan harus makan dan minum susu
juga. Pusing kalau dipikirin. Tiap hari jadi suka melamun mulu saya, bang,รขโฌย
ujar Vanya.
Vanya mengaku, sejak uang tabungan menipis, dia
tidak ingin menyusahkan orang lain, seperti temannya yang juga sedang kesulitan
mencari pinjaman ke beberapa orang kawannya.
รขโฌลAda bekas pelanggan yang baik, suka kirim uang buat
teman. Mereka minjem sana-sini. Tapi kalau saya gak berani, gak enakan
orangnya. Belum tentu bisa bayar utang nanti. Belum ada bayangan juga ke depan
mau gimana kalau tempat kerja nggak buka juga,รขโฌย imbuh Vanya seraya tak ingin
putus asa.
Ia berusaha tegar dan kuat. Demi untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Vanya pun berjualan online. Menawarkan dagangan frozen food.
รขโฌลDitawarkan ke pelanggan-pelanggan tempat kerja ku saja dulu,รขโฌย tutur dia dengan
nada manja.
Seiring waktu berjalan, Vanya kini tengah dekat
dengan seorang pria muda yang mengaku jomblo dan tinggal di sebuah Apartemen di
Jakarta.
Sesekali Vanya menemaninya dan sesekali membuatkan
makanan seperti telur dadar, sosis, daging cincang, sayuran di dapur. Untuk
anak, dia titipkan kepada orangtuanya di rumah. รขโฌลYah, karena sedang dekat sama
cowo, sesekali bantu-bantu bersih-bersih apartemennya, kan dia kerja,รขโฌย ungkap
dia sambil menggeraikan rambut ikalnya itu.
Sebab, sambung Vanya, pria yang dirahasiakan
identitasnya sering lupa berbenah karena kesibukannya sebagai pengusaha. รขโฌลJadi
aku yang bantu beberes,รขโฌย tambah dia genit.
Kemudian, dia mengaku juga belakangan suka menginap
di apartemen cowo yang sedang dekatnya itu. รขโฌลKalau anak sedang kangen. Sebaliknya,
jika aku yang kangen maka aku segera pulang,รขโฌย imbuh dia.
Sementara itu, penutupan tempat hiburan malam di
Jakarta menjadi hantaman keras, tidak hanya bagi para pelaku usaha, juga bagi
para ribuan karyawan yang menggantungkan hidup bekerja di bidang pariwisata.
Selain karyawan reguler, pekerja paruh waktu semisal
pemandu lagu, disc jokcey hingga penari, pusing bukan main menghadapi situasi
saat ini.
Informasi yang dihimpun INDOPOS, kebanyakan pemandu
lagu maupun wanita penghibur mempunyai tanggungan hidup yang tidak sedikit.
รขโฌลMereka ada yang nyicil mobil, sewa apartemen mahal
sampai jadi tulang punggung keluarga,รขโฌย ungkap seorang pemandu lagu lainnya yang
enggan disebut namanya.
Semenjak pandemi Virus Corona, para perempuan itu
kelimpungan. Sebagian ada yang menghubungi para pelanggan mereka dan beberapa
ada yang tidak segan meminta uang. Adapula yang menjual aset-aset yang
dimilikinya, seperti HP, TV dan lainnya.
รขโฌลYang menjual atau gadaikan mobilnya, banyak. Ya mau
gimana, mau BO (layanan prostitusi online) juga orang-orang lagi takut corona.
Pelanggan juga ngasih duit ada batasnya karena kondisi lagi serba susah juga,รขโฌย
ungkapnya.
Namun, dia tidak memungkiri jika sebagian dari
perempuan penghibur itu berusaha menawarkan layanan prostitusi meski takut
tertular Virus Corona.
รขโฌลSetahu
saya begitu, pada nyari tamu di luar. Beberapa teman cerita sama saya, katanya
terpaksa. Padahal, itu rentan sekali tertular corona kan?รขโฌย, kata dia. Namun,
ada juga yang berusaha mencari peluang pekerjaan lain, demi mendapatkan penghasilan.
Pengusaha THM Merugi
Pemprov DKI Jakarta kembali memperpanjang masa
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi seiring masih belum stabilnya
kurva kasus Virus Corona. PSBB Transisi diperpanjang lagi.
Pemprov DKI sudah menerbitkan sejumlah edaran, salah
satunya penutupan Tempat Hiburan Malam (THM). Kemudian berlanjut penutupan
tersebut berlaku sejak 20 Maret hingga 2 April 2020 hingga pertengahan Agustus
2020 ini.
Seiring diberlakukannya perpanjangan PSBB, tempat
hiburan malam di Jakarta belum bisa beroperasi hingga saat ini. Dampak dari
penutupan THM selama beberapa bulan, menyebabkan para pelaku usaha kebingungan.
Selain tidak mendapatkan pemasukan, mereka harus
menanggung beban biaya yang cukup besar, mulai dari biaya maintenance peralatan,
sewa gedung, tagihan listrik hingga membayar gaji para karyawan.
Salah seorang pengusaha hiburan malam di Jakarta
bercerita, selama empat bulan belakangan ini tempat usahanya tutup. Dia harus
menanggung kerugian cukup besar. Sedangkan dia tercatat memiliki tiga tempat
hiburan malam berupa bar, diskotek, karaoke dan spa di tiga lokasi terpisah.
Adapun beban biaya untuk satu tempat usaha, lanjut
dia, sekitar Rp150 juta per bulan. รขโฌลBayar listrik sebulan untuk satu tempat
sekitar Rp25 juta. Buat gaji karyawan reguler, meskipun nggak saya bayar full
karena mereka tidak kerja full,รขโฌย beber Yori (nama samaran).
รขโฌลPaling manas-manasin sound sama bersih-bersih.
Terus perhitungan sewa gedung dan buat biaya pemeliharaan alat-alat,รขโฌย tambah
pria yang minta nama aslinya tak ingin disebut itu.
Kemudian untuk terapis dan pemandu lagu, sambung
dia, tidak diberikan gaji. รขโฌลKalau PL itu kan kami terapkan freelance. Sedangkan
terapis tidak digaji selama pandemi ini karena mereja tidak bekerja,รขโฌย tutur
dia.
Dia menambahkan, meskipun tidak beroperasi,
peralatan seperti sound system hingga lampu tembak, harus rutin dinyalakan.
รขโฌลKalau tidak nyala malah bisa rusak,รขโฌย tandasnya.
Pemprov DKI pun memberikan relaksasi berupa
penghapusan pajak tempat hiburan. รขโฌลYa syukurnya kami dibebaskan pajak selama
tidak beroperasi. Tapi untuk setoran ke bank masih tetap jalan. Itu yang
semakin memberatkan,รขโฌย ungkap dia.
Selain itu, katanya, minuman alkohol yang telah
terlanjur dipesan, tidak bisa dikembalikan lagi kepada distributor. รขโฌลItu
minuman sudah mau kadaluarsa numpuk di gudang. Ya kami yang nanggung kerugian
karena tidak bisa dikembalikan,รขโฌย keluh dia.
Dia tidak heran jika ada beberapa pelaku usaha
hiburan malam di DKI Jakarta yang akhirnya nekat buka diam-diam. รขโฌลUjungnya pada
colong-colongan, kucing-kucingan karena sudah terdesak itu. Saya pribadi, minta
kalau bisa diijinkan beroperasi meskipun dengan pembatasan kapasitas 30 persen
tidak masalah. Yang penting usaha jalan, ada sedikit pemasukan,รขโฌย harap dia.
Ajukan
Izin Beroperasi Terbatas
Pasca ditutupnya THM, para pekerja THM sempat
melakukan unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Bahkan
sebelumnya juga
Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) bersama
Pemprov DKI Jakarta mengajukan konsep pembukaan kembali hiburan malam saat
pandemi COVID-19.
Ketua Asphija Hana Suryani menuturkan, lantai dansa
diskotek bisa saja beroperasi kembali saat COVID-19. Caranya, memberi tanda
jarak antarpribadi pengunjung. Sehingga, mereka tetap berada di jarak aman saat
beraktivitas.
รขโฌลKalaupun nggak ditutup apa dibatasi seperti di
masjid, terus kalau dibatasi atau ditandai begitu, aneh juga sih ya,รขโฌย ujar Hana
pada wartawan.
Menurut dia, jika opsi tersebut dianggap tidak
sesuai, pengelola dapat mengerahkan petugas keamanan untuk mengatur jarak
pengunjung.
Nantinya, petugas keamanan dari masing-masing
diskotek akan bersiaga untuk menghalau potensi kerumunan pengunjung saat berada
di lantai dansa.
รขโฌลUntuk kontrol di lapangan bisa memakai staf mereka
seperti petugas keamanan atau karyawan lain yang bertugas di floor (lantai
dansa). Kalau ada yang berdekatan, tinggal diatur saja,รขโฌย ujar Hana.
Hana menambahkan, para pengelola tempat hiburan tak
mempersoalkan jika lantai dansa tetap ditutup. รขโฌลYah nggak apa-apa sih (lantai
dansa ditutup) karena intinya bertahap sajalah. Karena di Jakarta pun jumlah
diskotek nggak banyak, sekitar tiga tempat lah,รขโฌย kata dia.
Pemprov DKI Jakarta, sambung Hana, sempat menanyakan
soal komitmen pengelola diskotek terhadap pengawasan pengunjung di lantai
dansa.
Apalagi lantai dansa dianggap memiliki risiko besar terhadap penyebaran
Virus Corona. รขโฌลTempat hiburan ini memang risikonya agak lumayan, ya rawanlah,รขโฌโข
kata dia.Caption; ILUSTRASI รขโฌโ Penertiban tempat hiburan malam yang melanggar
aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.