25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kisah Keluarga Sekda Kota Palangka Raya Melawan Covid-19

Beberapa bulan lalu, Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu
terkonfirmasi positif Covid-19. Itulah pengalaman hidup paling berat yang
dihadapi keluarga Sekda Kota ini. Hera yang lebih dahulu terpapar virus,
ternyata dia juga yang paling parah dan paling lama sembuh.

HM WAHYUDIE F DIRUN, Palangka Raya

ALLAH Swt masih sayang dengan keluarga ini. Setelah mendapat
musibah dan cobaan terpapar Covid-19, justru sekarang mereka yang paling siap
dan tak jemu mengingatkan keluarga dan masyarakat tentang bahaya Covid-19 ini.
Apalagi hingga kini pandemi belum juga berakhir. Bahkan ada kecenderungan kasus
terus meningkat.

“Paru-paru saya saat dinyatakan
positif Covid-19, dari hasil ct scan, putih semua. Artinya, semua lapisan
permukaan paru-paru sudah ditutupi virus ini. Betapa ganas dan cepatnya virus
ini waktu masuk ke tubuh. Napas sesak, badan terasa tidak enak, sakit di
mana-mana, seperti orang yang dipukul setiap saat,” kata Hera mengawali
kisahnya.

Ia menyebut, awal mula terpapar
yakni sejak adanya keputusan pusat bahwa semua sekda otomatis menjabat sebagai
ketua gugus tugas penanganan Covid-19 di daerah masing-masing. Sebagai PNS yang
patuh, Hera tidak bisa menolak tugas mulia itu. Sejak itulah dia selalu
mengurus penanganan Covid-19 di wilayah Palangka Raya.

Pada awal-awal pandemi, sekitar
lima bulan lalu, pengetahuan dan pemahaman soal Covid-19 masih minim. Itu pula
yang menyebabkan tingginya penularan Covid-19 di Palangka Raya. Dampaknya, ia
pun jadi salah satu korban terpapar. Ketika dinyatakan positif, kondisinya saat
itu sudah parah.

Baca Juga :  Syahroni, Sang Pemburu Maling yang Balas Dendam

“Bila Pak Wali telepon atau Bapak
Gubernur telepon, saya jawab dengan tegar; siap pak, saya sehat-sehat saja.
Padahal saat itu napas sesak dan badan sakit semua,” ucap Hera sembari
tersenyum.

Semua Terpapar, si Sulung Lolos berkat Minyak Kayu Putih

Ia sempat dibuat ketakutan. Jika
dinyatakan positif, maka hampir bisa dipastikan anggota keluarganya akan ikut
tertular. Ternyata apa yang dikhawatirkannya itu terjadi. Diawali dari
suaminya, Husaini, yang menjabat Karo Pemerintahan di Pemprov Kalteng,
dinyatakan positif Covid-19 dengan status OTG. Menyusul tiga anak mereka.
Beruntung semuanya berstatus OTG.

Allah ternyata menyelamatkan putri
sulung mereka, Alyaa Azzahra. Walaupun tinggal serumah, tapi dia tidak
tertular. Sementara Hera bersama suami dan tiga anaknya diisiolasi di RSUD
Doris Silvanus. “Saya dengan suami sempat sekamar, anak-anak kamar sendiri,”
kata sekda.

Kenapa Alyaa Azzahra tidak
tertular? Ternyata putri sulung pasangan ini sejak kecil memang terbiasa
memegang dan mencium minyak kayu putih. Minyak kayu putih setiap hari menjadi
teman anak ini. Tiap jam selalu disapunya ke hidung. Kalau lagi batuk, minyak
kayu putih ditetekansnya ke air hangat lalu diminum. Ternyata itulah yang
menyelamatkan Alyaa Azzahra.

Baca Juga :  Dipanggil Dokter Dua Puluh Ribu, yang Terpenting Pasien Bisa Kembali S

Menurut Hera, pemulihan dirinya
termasuk super lama. Kurang lebih tiga bulan. Sampai-sampai ia harus membeli
obat luar yang lumayan mahal, untuk meregenerasi fungsi sel-sel dalam tubuh.
Namun, tuturnya, yang paling penting lagi bagi pasien Covid-19, yakni harus
selalu happy. Bawaan senang itulah sangat membantu mempercepat proses
penyembuhan.

Ia mengaku pernah kepikiran
macam-macam, sehingga bawaan hati menjadi tidak enak. Justru itu membuat virus
makin mengganas. Yang peling penting lagi, tegasnya, setiap pasien Covid-19
sebaiknya jangan sering-sering membuka HP, karena di medsos banyak bertebaran
informasi bohong serta informasi lainnya yang bisa memengaruhi pikiran sehingga
berdampak pada kondisi tubuh yang mudah drop. Hal itu bisa memperparah keadaan
pasien.

Selama menjalani isolasi, beber
Hera, selain tetap mengatur administrasi pemerintahan, saban hari kerjanya
membuka siaran televisi yang mengundang tawa. Salah satunya acara yang
dibawakan komedian terkenal, Sule. Dengan cara itu dirinya bisa melupakan
penyakit yang sedang diderita. Efeknya bisa mempercepat pemulihan kondisi
tubuh.

Hera yang saat itu didampingi
suaminya Husaini ngobrol di rumah makan, mengingatkan bahwa kasus Covid-19 saat
ini bukannya menurun, tapi malah makin meningkat. Apalagi virus ini sudah
bermutasi. Karena itu Hera mengajak masyarakat Kalteng untuk tetap patuh
menerapkan protokol kesehatan melalui 4M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, dan menghindari kerumunan).

Beberapa bulan lalu, Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu
terkonfirmasi positif Covid-19. Itulah pengalaman hidup paling berat yang
dihadapi keluarga Sekda Kota ini. Hera yang lebih dahulu terpapar virus,
ternyata dia juga yang paling parah dan paling lama sembuh.

HM WAHYUDIE F DIRUN, Palangka Raya

ALLAH Swt masih sayang dengan keluarga ini. Setelah mendapat
musibah dan cobaan terpapar Covid-19, justru sekarang mereka yang paling siap
dan tak jemu mengingatkan keluarga dan masyarakat tentang bahaya Covid-19 ini.
Apalagi hingga kini pandemi belum juga berakhir. Bahkan ada kecenderungan kasus
terus meningkat.

“Paru-paru saya saat dinyatakan
positif Covid-19, dari hasil ct scan, putih semua. Artinya, semua lapisan
permukaan paru-paru sudah ditutupi virus ini. Betapa ganas dan cepatnya virus
ini waktu masuk ke tubuh. Napas sesak, badan terasa tidak enak, sakit di
mana-mana, seperti orang yang dipukul setiap saat,” kata Hera mengawali
kisahnya.

Ia menyebut, awal mula terpapar
yakni sejak adanya keputusan pusat bahwa semua sekda otomatis menjabat sebagai
ketua gugus tugas penanganan Covid-19 di daerah masing-masing. Sebagai PNS yang
patuh, Hera tidak bisa menolak tugas mulia itu. Sejak itulah dia selalu
mengurus penanganan Covid-19 di wilayah Palangka Raya.

Pada awal-awal pandemi, sekitar
lima bulan lalu, pengetahuan dan pemahaman soal Covid-19 masih minim. Itu pula
yang menyebabkan tingginya penularan Covid-19 di Palangka Raya. Dampaknya, ia
pun jadi salah satu korban terpapar. Ketika dinyatakan positif, kondisinya saat
itu sudah parah.

Baca Juga :  Syahroni, Sang Pemburu Maling yang Balas Dendam

“Bila Pak Wali telepon atau Bapak
Gubernur telepon, saya jawab dengan tegar; siap pak, saya sehat-sehat saja.
Padahal saat itu napas sesak dan badan sakit semua,” ucap Hera sembari
tersenyum.

Semua Terpapar, si Sulung Lolos berkat Minyak Kayu Putih

Ia sempat dibuat ketakutan. Jika
dinyatakan positif, maka hampir bisa dipastikan anggota keluarganya akan ikut
tertular. Ternyata apa yang dikhawatirkannya itu terjadi. Diawali dari
suaminya, Husaini, yang menjabat Karo Pemerintahan di Pemprov Kalteng,
dinyatakan positif Covid-19 dengan status OTG. Menyusul tiga anak mereka.
Beruntung semuanya berstatus OTG.

Allah ternyata menyelamatkan putri
sulung mereka, Alyaa Azzahra. Walaupun tinggal serumah, tapi dia tidak
tertular. Sementara Hera bersama suami dan tiga anaknya diisiolasi di RSUD
Doris Silvanus. “Saya dengan suami sempat sekamar, anak-anak kamar sendiri,”
kata sekda.

Kenapa Alyaa Azzahra tidak
tertular? Ternyata putri sulung pasangan ini sejak kecil memang terbiasa
memegang dan mencium minyak kayu putih. Minyak kayu putih setiap hari menjadi
teman anak ini. Tiap jam selalu disapunya ke hidung. Kalau lagi batuk, minyak
kayu putih ditetekansnya ke air hangat lalu diminum. Ternyata itulah yang
menyelamatkan Alyaa Azzahra.

Baca Juga :  Dipanggil Dokter Dua Puluh Ribu, yang Terpenting Pasien Bisa Kembali S

Menurut Hera, pemulihan dirinya
termasuk super lama. Kurang lebih tiga bulan. Sampai-sampai ia harus membeli
obat luar yang lumayan mahal, untuk meregenerasi fungsi sel-sel dalam tubuh.
Namun, tuturnya, yang paling penting lagi bagi pasien Covid-19, yakni harus
selalu happy. Bawaan senang itulah sangat membantu mempercepat proses
penyembuhan.

Ia mengaku pernah kepikiran
macam-macam, sehingga bawaan hati menjadi tidak enak. Justru itu membuat virus
makin mengganas. Yang peling penting lagi, tegasnya, setiap pasien Covid-19
sebaiknya jangan sering-sering membuka HP, karena di medsos banyak bertebaran
informasi bohong serta informasi lainnya yang bisa memengaruhi pikiran sehingga
berdampak pada kondisi tubuh yang mudah drop. Hal itu bisa memperparah keadaan
pasien.

Selama menjalani isolasi, beber
Hera, selain tetap mengatur administrasi pemerintahan, saban hari kerjanya
membuka siaran televisi yang mengundang tawa. Salah satunya acara yang
dibawakan komedian terkenal, Sule. Dengan cara itu dirinya bisa melupakan
penyakit yang sedang diderita. Efeknya bisa mempercepat pemulihan kondisi
tubuh.

Hera yang saat itu didampingi
suaminya Husaini ngobrol di rumah makan, mengingatkan bahwa kasus Covid-19 saat
ini bukannya menurun, tapi malah makin meningkat. Apalagi virus ini sudah
bermutasi. Karena itu Hera mengajak masyarakat Kalteng untuk tetap patuh
menerapkan protokol kesehatan melalui 4M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, dan menghindari kerumunan).

Terpopuler

Artikel Terbaru