26.6 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Kalimantan Tengah akan Kehilangan Tutut Leluhur

Bahasa Paku Terancam Punah, Konservasi Minim Informan

Kehilangan satu bahasa, sama saja kehilangan satu sistem kebudayaan dan nilai-nilai luhur. Pertanda hilangnya bahasa daerah mulai dirasakan di Kalimantan Tengah. Bahkan, berdasarkan pemetaan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, bahasa Paku (Dialek) asal Kabupaten Barito Timur tak lagi diucapkan. Bagimana kisahnya, berikut ulasannya?

——————————

Marini, Palangka Raya

BAHASA Paku tak lagi diucapkan. Mirisnya, banyak dari masyarakat Kabupaten Barito Timur tak paham dan tak bisa mengucapkan bahasa Paku (Dialek). Konservasi bahasa pun tampaknya sulit diterapkan. Mengingat minimnya narasumber yang bisa dijadikan informan. Hal ini pun, diakui Analisis Kata dan Istilah Balai Bahasa Kalimantan Tengah, R Hery Budhiono.

“Balai Bahasa belum melaksanakan konservasi bahasa Paku. Karena minimnya narasumber kita,” tutur Budhi.

Baca Juga :  Dapat Pelajaran tentang Hidup dari Tukang Pijat Tunanetra

Bahasa Paku memiliki perbedaan kosakata yang cukup signifikan dengan bahasa-bahasa Dayak yang ada di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Apabila Konservasi bahasa tidak dilakukan, dapat dipastikan Kalimantan Tengah akan kehilangkan satu bahasa daerah. Padahal, suatu bahasa memiliki nilai-nilai tersendiri yang dianut oleh para penuturnya.

“Jika satu bahasa hilang atau punah, maka kita akan sangat dirugikan,” terangnya.

Antisipasi dalam mempertahakan bahasa daerah mulai diterapkan di dunia pendidikan. Seperti di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Palangka Raya, saat ini sudah diterapkan ekskul bahasa. Di mana siswanya dituntut untuk menggunakan bahasa daerah di hari-hari tertentu.

”Karena dunia pendidikan  membuat bahasa daerah menjadi populer. Sistem yang diterapkan dalam dunia pendidikan akomodatif terhadap kebutuhan pengajaran kearifan lokal dan bahasa daerah,” ujar Kepala SMAN 1 Palangka Raya, Arbusin.

Baca Juga :  Generasi Muda Pandai Berniaga dengan Bahasa dan Sastra

Pihaknya, telah melakukan upaya pelestarian bahasa daerah terkhusus Dayak dan masih dalam tahap koordinasi dengan pihak Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk mencari dialek bahasa Dayak yang mudah di tuturkan masyarakat.

“Ini kita lakukan untuk menjaga budaya terutama bahasa daerah, agar tidak hilang. Karena bahasa daerah merupakan salah satu aset kebudayaan berharga yang di wajib kita jaga dan lestarikan,”terangnya.

Selain itu, kata Arbusin upaya lain yang telah dilaksanakan oleh SMAN 1 Kota Palangka Raya dalam menjaga kelestarian bahasa daerah, adalah dengan memperkuat pemahanan para siswa melalui ekstrakurikuler bahasa.

“Sebagai upaya untuk memperkuat literasi bahasa daerah, agar dapat menumbuhkan semangat siswa dalam melestarikan budaya berbahasa daerah,”pungkasnya.






Reporter: Marini

Bahasa Paku Terancam Punah, Konservasi Minim Informan

Kehilangan satu bahasa, sama saja kehilangan satu sistem kebudayaan dan nilai-nilai luhur. Pertanda hilangnya bahasa daerah mulai dirasakan di Kalimantan Tengah. Bahkan, berdasarkan pemetaan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, bahasa Paku (Dialek) asal Kabupaten Barito Timur tak lagi diucapkan. Bagimana kisahnya, berikut ulasannya?

——————————

Marini, Palangka Raya

BAHASA Paku tak lagi diucapkan. Mirisnya, banyak dari masyarakat Kabupaten Barito Timur tak paham dan tak bisa mengucapkan bahasa Paku (Dialek). Konservasi bahasa pun tampaknya sulit diterapkan. Mengingat minimnya narasumber yang bisa dijadikan informan. Hal ini pun, diakui Analisis Kata dan Istilah Balai Bahasa Kalimantan Tengah, R Hery Budhiono.

“Balai Bahasa belum melaksanakan konservasi bahasa Paku. Karena minimnya narasumber kita,” tutur Budhi.

Baca Juga :  Dapat Pelajaran tentang Hidup dari Tukang Pijat Tunanetra

Bahasa Paku memiliki perbedaan kosakata yang cukup signifikan dengan bahasa-bahasa Dayak yang ada di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Apabila Konservasi bahasa tidak dilakukan, dapat dipastikan Kalimantan Tengah akan kehilangkan satu bahasa daerah. Padahal, suatu bahasa memiliki nilai-nilai tersendiri yang dianut oleh para penuturnya.

“Jika satu bahasa hilang atau punah, maka kita akan sangat dirugikan,” terangnya.

Antisipasi dalam mempertahakan bahasa daerah mulai diterapkan di dunia pendidikan. Seperti di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Palangka Raya, saat ini sudah diterapkan ekskul bahasa. Di mana siswanya dituntut untuk menggunakan bahasa daerah di hari-hari tertentu.

”Karena dunia pendidikan  membuat bahasa daerah menjadi populer. Sistem yang diterapkan dalam dunia pendidikan akomodatif terhadap kebutuhan pengajaran kearifan lokal dan bahasa daerah,” ujar Kepala SMAN 1 Palangka Raya, Arbusin.

Baca Juga :  Generasi Muda Pandai Berniaga dengan Bahasa dan Sastra

Pihaknya, telah melakukan upaya pelestarian bahasa daerah terkhusus Dayak dan masih dalam tahap koordinasi dengan pihak Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk mencari dialek bahasa Dayak yang mudah di tuturkan masyarakat.

“Ini kita lakukan untuk menjaga budaya terutama bahasa daerah, agar tidak hilang. Karena bahasa daerah merupakan salah satu aset kebudayaan berharga yang di wajib kita jaga dan lestarikan,”terangnya.

Selain itu, kata Arbusin upaya lain yang telah dilaksanakan oleh SMAN 1 Kota Palangka Raya dalam menjaga kelestarian bahasa daerah, adalah dengan memperkuat pemahanan para siswa melalui ekstrakurikuler bahasa.

“Sebagai upaya untuk memperkuat literasi bahasa daerah, agar dapat menumbuhkan semangat siswa dalam melestarikan budaya berbahasa daerah,”pungkasnya.






Reporter: Marini

Terpopuler

Artikel Terbaru