27.5 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Dikerjakan dengan Iklas dan Tulus, Semua Kasus Bisa Diselesaikan

Sekelumit
permasalahan sosial mulai dari disabilitas, lansia, tuna wisma, orang telantar,
gelandangan, dan pengemis harus mereka respons dengan cepat. Tanpa melihat
aturan atau prodesur awal, dengan harapan yang utamanya membantu sesama. Itulah
yang dikerjakan selama ini oleh tim respons cepat Dinas Sosial Palangka Raya.


SRI MARIATI, Palangka
Raya


BERAGAMNYA permasalahan
sosial yang terjadi di Kota Cantik Palangka Raya ini, maka peran pemerintah sanga
diperlukan dalam memberikan bantuan atau perlindungan bagi masyarakat yang
benar-benar membutuhkan bantuan. Salah satunya melalui tim respons cepat
pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial Dinas Sosial (Dinsos) Palangka Raya yang
bekerja dan terjun ke lapangan untuk membantu masyarakat.

Berlandaskan pemikiran
bahwa manusia diciptakan dan sama di mata Tuhan, maka membantu sesama merukana
seuatu kewajiban. Bantuan apa pun akan sangat bermanfaat bagi orang lain,
sekaligus berbagi kepada yang membutuhkan. Karena memiliki rasa kemanusiaan
yang tinggi, mendorong mereka menjadi orang-orang terpilih untuk membantu
permasalahan yang dihadapi kaum telantar maupun lansia.

“Keinginan kami adalah
dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, kehadiran kami dapat bermanfaat bagi orang
lain dan membawa berkah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan,”
ungkap ketua tim respon cepat bidang rehabilitasi sosial (resos) Dinsos
Palangka Raya Eka Raya E Dohong kepada Kalteng Pos, Jumat (12/7).

Baca Juga :  Pilih Naikkan Harga Khusus untuk ASN dan Aparat

Eka menceritakan, dalam
menangani berbagai kasus sosial, ada suka dan dukanya. Meskipun tugas yang
dilakukan itu sangat menguras tenaga dan pikiran, namun semuanya dkerjakan dengan
ikhlas dan niat tulus. Ia meyakini bahwa setiap kasus yang ditangani selalu
bisa dipecahkan dan ada penyelesaiannya apabila dilakukan secara bersama-sama
dengan instansi terkait lainnya. Salah satunya adalah Dinas Kesehatan (Dinkes).
Terutama ketika harus mengurus lansia yang telantar atau ditemukan dalam kondisi
yang memprihatinkan, tidak ada keluarga, tidak ada identitas diri yang
menerangkan asal dan keluarganya.

“Terkadang kasus-kasus
semacam itu sering kami jumpai. Para lansia yang ditemukan itu harus dirawat terlebih
dahulu di rumah sakit selama beberapa hari hingga kondisinya membaik dan pulih,
barulah kemudian diajak berkomunikasi,” terangnya.

Wanita murah senyum ini
mengungkapkan, dalam setiap jenis kasus yang dihadapi, ada anggota tim yang
membidangi itu. Padahal jumlah anggota tim terbilang minim. Tak jarang dibantu oleh
relawan di luar tim yang juga peduli untuk membantu orang-orang telantar.

Baca Juga :  Kegigihan Penjual Obat Tradisional Dayak Melawan Pandemi

“Contohnya dalam
mengurus para lansia yang tinggal di rumah singgah. Harus secara bergiliran
untuk kasih makan, memandikan, hingga membantu mereka untuk urusan ke kamar
kecil. Tugas seperti ini, menurut saya bukan hanya kewajiban semata, tapi harus
berlandaskan rasa kepedulian terhadap orang yang tak berdaya seperti lansia,” beber
Eka.

Dirinya pun berharap, penanganan
terhadap permasalahan-permasalahan sosial bukan hanya menjadi tugas pemerintah.
Akan tetapi, dibutuhkan peran aktif setiap orang yang memiliki kepedulian dan
empati terhadap sesama. Sebab, setiap uluran tangan yang diberikan, menjadi
sesuatu yang sangat berharga bagi yang membutuhkan.

“Hendaknya permasalahan sosial ini menjadi
permasalahan bersama. Adanya rasa kepedulian dan rasa empati yang tinggi,
membuat kita sadar untuk membantu saudara-saudara yang benar-benar membutuhkan uluran
tangan kasih kita,” pungkas Eka. (*/ce/ala)

Sekelumit
permasalahan sosial mulai dari disabilitas, lansia, tuna wisma, orang telantar,
gelandangan, dan pengemis harus mereka respons dengan cepat. Tanpa melihat
aturan atau prodesur awal, dengan harapan yang utamanya membantu sesama. Itulah
yang dikerjakan selama ini oleh tim respons cepat Dinas Sosial Palangka Raya.


SRI MARIATI, Palangka
Raya


BERAGAMNYA permasalahan
sosial yang terjadi di Kota Cantik Palangka Raya ini, maka peran pemerintah sanga
diperlukan dalam memberikan bantuan atau perlindungan bagi masyarakat yang
benar-benar membutuhkan bantuan. Salah satunya melalui tim respons cepat
pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial Dinas Sosial (Dinsos) Palangka Raya yang
bekerja dan terjun ke lapangan untuk membantu masyarakat.

Berlandaskan pemikiran
bahwa manusia diciptakan dan sama di mata Tuhan, maka membantu sesama merukana
seuatu kewajiban. Bantuan apa pun akan sangat bermanfaat bagi orang lain,
sekaligus berbagi kepada yang membutuhkan. Karena memiliki rasa kemanusiaan
yang tinggi, mendorong mereka menjadi orang-orang terpilih untuk membantu
permasalahan yang dihadapi kaum telantar maupun lansia.

“Keinginan kami adalah
dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, kehadiran kami dapat bermanfaat bagi orang
lain dan membawa berkah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan,”
ungkap ketua tim respon cepat bidang rehabilitasi sosial (resos) Dinsos
Palangka Raya Eka Raya E Dohong kepada Kalteng Pos, Jumat (12/7).

Baca Juga :  Pilih Naikkan Harga Khusus untuk ASN dan Aparat

Eka menceritakan, dalam
menangani berbagai kasus sosial, ada suka dan dukanya. Meskipun tugas yang
dilakukan itu sangat menguras tenaga dan pikiran, namun semuanya dkerjakan dengan
ikhlas dan niat tulus. Ia meyakini bahwa setiap kasus yang ditangani selalu
bisa dipecahkan dan ada penyelesaiannya apabila dilakukan secara bersama-sama
dengan instansi terkait lainnya. Salah satunya adalah Dinas Kesehatan (Dinkes).
Terutama ketika harus mengurus lansia yang telantar atau ditemukan dalam kondisi
yang memprihatinkan, tidak ada keluarga, tidak ada identitas diri yang
menerangkan asal dan keluarganya.

“Terkadang kasus-kasus
semacam itu sering kami jumpai. Para lansia yang ditemukan itu harus dirawat terlebih
dahulu di rumah sakit selama beberapa hari hingga kondisinya membaik dan pulih,
barulah kemudian diajak berkomunikasi,” terangnya.

Wanita murah senyum ini
mengungkapkan, dalam setiap jenis kasus yang dihadapi, ada anggota tim yang
membidangi itu. Padahal jumlah anggota tim terbilang minim. Tak jarang dibantu oleh
relawan di luar tim yang juga peduli untuk membantu orang-orang telantar.

Baca Juga :  Kegigihan Penjual Obat Tradisional Dayak Melawan Pandemi

“Contohnya dalam
mengurus para lansia yang tinggal di rumah singgah. Harus secara bergiliran
untuk kasih makan, memandikan, hingga membantu mereka untuk urusan ke kamar
kecil. Tugas seperti ini, menurut saya bukan hanya kewajiban semata, tapi harus
berlandaskan rasa kepedulian terhadap orang yang tak berdaya seperti lansia,” beber
Eka.

Dirinya pun berharap, penanganan
terhadap permasalahan-permasalahan sosial bukan hanya menjadi tugas pemerintah.
Akan tetapi, dibutuhkan peran aktif setiap orang yang memiliki kepedulian dan
empati terhadap sesama. Sebab, setiap uluran tangan yang diberikan, menjadi
sesuatu yang sangat berharga bagi yang membutuhkan.

“Hendaknya permasalahan sosial ini menjadi
permasalahan bersama. Adanya rasa kepedulian dan rasa empati yang tinggi,
membuat kita sadar untuk membantu saudara-saudara yang benar-benar membutuhkan uluran
tangan kasih kita,” pungkas Eka. (*/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru