Site icon Prokalteng

Kisah Relawan Covid-19, Awalnya Takut Hingga Akhirnya Ikhlas

kisah-relawan-covid-19-awalnya-takut-hingga-akhirnya-ikhlas

Tidak banyak orang yang mau terlibat aktif dalam penanganan Covid-19 sebagai relawan. Terlebih relawan yang bersentuhan langsung dengan pasien.

==========

SISWANTO Rahman, merupakan salah satu dari sedikit orang yang mau terjun sebagai relawan dalam penanganan Covid-19. Ia bergabung dalam Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Palangka Raya yang khusus melakukan pemulasaraan jenazah Covid-19 di Kota Cantik.

Dirinya termotivasi untuk membantu sesama manusia selama masih diberikan kesehatan.

Siswanto  menceritakan awalnya dirinya menjadi salah satu personel yang tergabung dalam kesatuan MDMC Palangkaraya diminta tolong untuk memakamkan jenazah covid-19 di Rumah Sakit PKU muhammadiyah kota palangkaraya.

“Selain itu, motivasi saya ikut tim pemulsaran ini karna melihat kondisi personel yang terbatas dan membantu sesama selagi masih di berikan kesehatan” tuturnya kepada prokalteng.co, Senin (2/8/2021).

Alumni Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) ini menceritakan, saat pertama kali ikut di tim pemulasaran MDMC, ia pun mengaku sempat merasakan kekhawatiran terhadap risiko yang mungkin akan menimpanya, yakni tertular Virus Covid-19.

Kekhawatiran itu sangat wajar, karena aktivitas mereka bersentuhan langsung dengan jenazah yang dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Namun dengan melihat terbatasnya tim personel dan alat keamanan diri yang menjamin keselamatannya bersama anggota tim, akhirnya Siswanto meneguhkan hati untuk mewakafkan diri menjadi relawan pemulasaran jenazah Covid-19.

Pemuda yang baru berusia 23 tahun ini pun rela memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan pemulasaran jenazah Covid-19. Aktivitas itu diikutinya sejak awal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Kota Palangka Raya pada bulan Mei 2020 lalu.

Dirinya menyebutkan sampai saat ini, dirinya mendapat  dukungan dari semua pihak yang membantu, terkhususnya di tim pemulasaran itu APD disediakan dari pihak rumah sakit.

“Alhamdulillah dukungan dari semua pihak yang membantu banyak, terkhususnya di tim pemulasaran itu, APD disediakan dari rumah sakit,” jelasnya.

Alumni Jurusan Administrasi Negara UMP ini menceritakan bahwa dirinya belum menemukan kejadian yang aneh. Karena kebanyakan dari pihak keluarga sudah menerima dan paham akan prosedur yg di terapkan rumah sakit.

Cerita yang berkesan dialami oleh Siswanto selama menjadi Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 yakni pernah terlibat menjadi supir ambulans. Selain itu dirinya pun pernah melakukan pemulasaran jenazah  Covid-19 jam 2 dini hari tersebut.

Dirinya berharap kepada sebagian masyarakat kota Palangka Raya yang tidak percaya dengan Covid-19 agar ikut bersama sama menjadi relawan pemulasaran jenazah Covid-19 yang mana hampir setiap saat bertemu pasien Covid-19.

“Harapan besar kepada masyarakat yang tidak percaya covid-19, kalau anda tidak percaya covid-19 mari ikut kami menjadi relawan kami hampir setiap saat bertemu pasien yang kena Covid,” pungkasnya.

Selain itu, dirinya mengajak kepada masyarakat agar lebih ketat mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah, ia juga mengharapkan peran seluruh lapisan masyarakat agar membantu menyudahi penyebaran Covid-19.

“Ayo, kita lebih ketat mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah, bukan hanya tugas pemerintah dan relawan saja yang aktif menanggulangi virus ini tetapi seluruh lapisan masyarakat diharapkan bisa membantu menyudahi penyebaran covid-19 ini,” harapnya.

Exit mobile version