Forum Komunikasi Kepala
Teknik Tambang (FK-KTT) se-Kalteng menjalin kerja sama dengan Universitas
Palangka Raya (UPR). Kerja sama ini merupakan yang pertama kalinya. Langkah ini
merupakan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) serta peningkatan
sektor lainnya.
EMMANUEL LIU, Palangka
Raya
DALAM upaya peningkatan
SDM Kalteng, FK-KTT se-Kalteng merasa perlu diikat melalui nota kesepahaman
bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Palangka Raya
(UPR). MoU itu dilaksanakan di Aula Palangka, Senin (1/7).
“Penandatanganan
Mou antara Forum Komunikasi KTT se-Kalteng dengan Universitas Palangka Raya
bersama stakeholder, pada prinsipnya menggunakan filosofi saling menguntungkan.
Salah satunya, pihak terkait membutuhkan peningkatan kompetensi sesuai misi
FK-KTT Kalteng,” kata Ketua Forum Komunikasi KTT Kalteng Drs Sutrisno
kepada Kalteng Pos, kemarin.
Selain itu, lanjutnya, peningkatan
tenaga ahli serta tempat untuk melakukan survei dan riset demi meningkatkan
improvisasi di dunia pertambangan. Pada sisi lain, kata dia, bidang pendidikan
membutuhkan tempat praktik dan riset bahkan untuk rekanan dalam pelaksanaan
program-program di UPR.
“Sehingga kalau
itu dikolaborasikan maka akan menemukan solusi dalam mengatasi semua kesulitan
yang dialami di lapangan, baik kesulitan di FKK-TT maupun di dunia
pendidikan,” terangnya.
Dengan kerja sama
tersebut diharapkan akan mencapai peningkatan SDM di Provinsi Kalteng yang
semakin maju dan berdaya saing.
“Ini merupakan
kegiatan yang pertama kali dilakukan antara forum kepala teknik tambang serta
pemegang IUP operasi produksi mineral dan batu bara. Kami pun berharap bahwa dunia
usaha atau asosiasi selain pertambangan bisa mengikuti apa yang telah dirintis ini.
Dengan kolaborasi melalui MoU ini, kami yakin hasilnya pun akan semakin bagus dan
nyata untuk peningkatan pembangunan,” ucap Drs Sutrisno yang dalam
kesehariannya sering disapa Nanang.
Diungkapkannya, terdapat
sejumlah perusahaan tambang dan stakeholder yang melakukan MoU dengan UPR, di antaranya
CV BUNDA Kandung (Mitra Barito Group), PT Kalimantan Surya Kencana, PT Kapuas
Prima Coal Tbk, PT Bangun Nusantara Jaya Makmur, PT Global Bara Mandiri, PT
Maslapita, PT Multi Tambang Jaya Utama, PT Telen Orbit Prima, PT Rimau Energy
Mining, dan PT Trisula Kencana Sakti.
Di tempat yang sama,
Wakil Rektor UPR IV Prof Dr Sulmin Gumiri M.Sc mengungkapkan, secara nasional
UPR mencanangkan visi bahwa tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara maju kelima
di dunia.
“Karena itu Indonesia
harus terus meningkatkan kemampuan daya saing dan mengacu pada SDM. Cita-cita
kita adalah untuk membangun SDM anak Kalteng agar sejajar dengan wilayah
lain,” tuturnya.
Dalam mengejar
ketertinggalan dan mewariskan nilai budaya yang telah ditanamkan, tolok ukur adalah
status akreditasi untuk perguruan tinggi serta kerja sama dengan stakeholder
seperti yang dilakukan saat itu. MoU ini menjadi sebuah tonggak untuk
menumbuhkan UPR yang memiliki program yang luas, semakin berkembang, dan
semakin berkualitas.
“Tahun 2019, minimal semua program studi
yang ada sudah terakreditasi B. UPR segera melakukan akselerasi untuk
pengembangan lembaga pendidikan,” tutupnya. (*)