32.2 C
Jakarta
Saturday, March 22, 2025

Keajaiban KDM

Kang Dedi Mulyadi ternyata seperti Elon Musk. Atau sebaliknya.

Mereka sama-sama sewot dengan pegawai negeri. Gubernur baru Jawa Barat itu begitu jengkel dengan pegawai negeri yang malas.

Orang terkaya di dunia itu pun sama: sejak jadi menteri bidang efisiensi di pemerintahan Presiden Donald Trump ia juga terlihat amat jengkel.

Kang Dedi begitu geram ketika berhadapan dengan pegawai negeri yang malas. Sampah dan tanah galian menumpuk lama di dekat pintu masuk kantor.

Lebih geram lagi ketika jawaban pegawai yang ditegur tersebut menjungkirbalikkan logika akal sehat.

“Apakah pantas pegawai yang malas mendapat insentif. Hayo jawab!” tanya KDM.

“Pantas,” jawab pegawai negeri tersebut dengan suara lirih seperti tidak bersalah.

Baca Juga :  IKN Mendongak

Kalau saya, dulu, menghadapi logika jawaban pegawai seperti itu tidak akan sesabar KDM. Kang Dedi memang kelihatan murka, tapi ia tahan sekuat tenaga. Bisa tahan. Sampai wajahnya tegang.

Kalau saya, dulu, menghadapi yang seperti itu sudah ada barang yang saya banting! Termasuk komputer sekali pun. Itu lebih baik dari pada mengeluarkan kata-kata kotor. Atau mengabsen isi kebun binatang. Toh komputer perusahaan saya sendiri.

Prinsip saya: “Orang boleh salah. Tapi tidak boleh salah sejak dari berpikirnya.”

Mungkin karena KDM mendalami olah kejiwaan kebatinan Sunda. Kejawennya Sunda. Namanya saya lupa. KDM pun bisa menahan amarah dengan cara lebih baik.

Mungkin Ahok dan Bu Risma bisa belajar ilmu kebatinan Sunda. Atau tidak usah –agar tetap jadi Ahok dan Risma apa adanya.

Baca Juga :  Beijing Syiah-Sunni

Sebenarnya saya ingin melanjutkan naskah ini dengan bagaimana Elon Musk marah mengalami situasi mirip yang dihadapi KDM itu. Tapi biarlah itu untuk tulisan besok. Hari ini kita fokus ke Kang Dedi. Maksud saya, Anda yang fokus membahasnya.

Bahwa KDM lebih sabar mungkin juga karena beliau punya selera humor lebih kuat. Misalnya kemarahan itu ia salurkan dalam bentuk satire: “Harusnya Pegawai Negeri itu masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia.” (Dahlan Iskan)

Kang Dedi Mulyadi ternyata seperti Elon Musk. Atau sebaliknya.

Mereka sama-sama sewot dengan pegawai negeri. Gubernur baru Jawa Barat itu begitu jengkel dengan pegawai negeri yang malas.

Orang terkaya di dunia itu pun sama: sejak jadi menteri bidang efisiensi di pemerintahan Presiden Donald Trump ia juga terlihat amat jengkel.

Kang Dedi begitu geram ketika berhadapan dengan pegawai negeri yang malas. Sampah dan tanah galian menumpuk lama di dekat pintu masuk kantor.

Lebih geram lagi ketika jawaban pegawai yang ditegur tersebut menjungkirbalikkan logika akal sehat.

“Apakah pantas pegawai yang malas mendapat insentif. Hayo jawab!” tanya KDM.

“Pantas,” jawab pegawai negeri tersebut dengan suara lirih seperti tidak bersalah.

Baca Juga :  IKN Mendongak

Kalau saya, dulu, menghadapi logika jawaban pegawai seperti itu tidak akan sesabar KDM. Kang Dedi memang kelihatan murka, tapi ia tahan sekuat tenaga. Bisa tahan. Sampai wajahnya tegang.

Kalau saya, dulu, menghadapi yang seperti itu sudah ada barang yang saya banting! Termasuk komputer sekali pun. Itu lebih baik dari pada mengeluarkan kata-kata kotor. Atau mengabsen isi kebun binatang. Toh komputer perusahaan saya sendiri.

Prinsip saya: “Orang boleh salah. Tapi tidak boleh salah sejak dari berpikirnya.”

Mungkin karena KDM mendalami olah kejiwaan kebatinan Sunda. Kejawennya Sunda. Namanya saya lupa. KDM pun bisa menahan amarah dengan cara lebih baik.

Mungkin Ahok dan Bu Risma bisa belajar ilmu kebatinan Sunda. Atau tidak usah –agar tetap jadi Ahok dan Risma apa adanya.

Baca Juga :  Beijing Syiah-Sunni

Sebenarnya saya ingin melanjutkan naskah ini dengan bagaimana Elon Musk marah mengalami situasi mirip yang dihadapi KDM itu. Tapi biarlah itu untuk tulisan besok. Hari ini kita fokus ke Kang Dedi. Maksud saya, Anda yang fokus membahasnya.

Bahwa KDM lebih sabar mungkin juga karena beliau punya selera humor lebih kuat. Misalnya kemarahan itu ia salurkan dalam bentuk satire: “Harusnya Pegawai Negeri itu masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia.” (Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru