BRI tidak bisa menjelaskan: kenapa rekening saya diblok. Katanya, mereka hanya sebagai penyalur saja.Waktu menerima bantuan itu sama sekali tidak ada dokumen pinjam meminjam. Tidak ada akad kredit.
Saya penasaran bagaimana bantuan Rp 2,4 juta berubah jadi pinjaman, justru setelah dipakai. Saya ganti pindah ke kantor BRI lainnya. Siapa tahu ada kesalahan di BRI yang pertama. Eh ternyata sama. Tapi yang ini disertai penjelasan. Bahwa di 2020, Oktober, saya sudah dianggap mampu.
Buktinya saya sudah bisa bikin CV.Padahal CV itu saya buat dengan uang pinjaman. Yakni dari seseorang yang Anda pasti sudah tahu. Lucunya, saya justru diminta melunasi kekurangan dari total Rp 2,4 juta itu. Astaga naga! Bagaimana tidak.
Saya merasa di-prank oleh pemerintah.Tetiba saya ingat nasib orang-orang yang menerima bantuan traktor yang setelah selesai seremoni traktornya diambil lagi. Pagi ini saya sudah berdoa, sudah zikir pagi. Saya bisa menulis ini sambil menunggu pembeli. Tentang toko ini: Akhir September lalu, pemilik toko meminta dana sewa toko.
Katanyi, dia lagi butuh dana, sangat. Dia bilang nggak apa-apa dibayar 6 bulan dulu. Nanti, bulan April tahun depan, baru dibayar untuk 6 bulan berikutnya. Saya bayar yang 6 bulan dari pinjaman itu.Eh, ada masalah dadakan. Seminggu yang lalu ortunyi wafat. Dan dia meminta yang 6 bulannya lagi.