Meghan
Markle mengakui alami keguguran pada Juli lalu. Karena keterbukaannya itu,
istri dari Pangeran Harry mendapat penghormatan dari Asosiasi Keguguran
Inggris.
Meghan
menulis di New York Times pada hari Rabu (25/11) lalu tentang kesedihannya yang
hampir tak tertahankan saat dia dan Pangeran Harry mengalami musibah itu
sekitar bulan Juli. Anak itu semestinya akan menjadi saudara kandung bagi putra
mereka, Archie, yang berusia 18 bulan.
“Saya
tahu, saat saya menggenggam anak pertama saya, bahwa saya kehilangan anak
kedua,†tulisnya di Times.
Sekarang,
Duchess of Sussex mendapat pujian atas pengakuannya. “Jika ada orang yang
mengalami keguguran, itu cenderung menjadi sebuah cerita dengan kekuatan apalagi
jika diungkap oleh pasangan itu sendiri,†kata Direktur Nasional Asosiasi
Keguguran Inggris,
Ruth
Bender Atik, seperti dilansir dari PEOPLE, Jumat (27/11).
Pesan
utamanya, katanya, adalah Meghan mencoba mengurangi rasa tabu dan berbagi
perasaan secara terbuka. Lalu mendorong orang untuk menawarkan dukungan karena
mereka yang mengalami keguguran sering merasa sangat tidak didukung dan
sendirian.
“Perasaan
saya yang luar biasa saat membaca itu. Betapa murah hatinya dia untuk
membagikan ceritanya kepada publik. Ini memberikan inspirasi kepada orang lain
untuk melakukan hal yang sama,†kata Bender Atik.
“Dia
berbicara tentang perasaan sakit fisik dan emosionalnya,†tambahnya.
Bender
Atik mengatakan berdasarkan data, 1 dari 4 kehamilan memang berakhir sebelum
waktunya. Dia mengakui isu ini adalah jenis subjek yang tidak nyaman.
“Bicara
tentang tubuh perempuan dan pendarahan dan juga tentang rasa sakit karena
kesedihan dan kehilangan,†jelasnya.