Film ‘Bumi Manusia’ yang diangkat dari novel karya sastra
Pramoedya Ananta Toer diawali kisah cinta antara Minke dan Annelies. Minke
sendiri diperankan oleh Iqbaal Ramadan dan Annelies diperankan oleh Mawar Eva
De Jongh. Sutradara Hanung Bramantyo punya alasan mengapa memasangkan mereka
berdua dalam film tersebut.
Sutradara Hanung Bramantyo bercerita awal mula proses meminta
dan memilih para artis milenial saat bermain dalam film ‘Bumi Manusia’. Hanung
harus sampai memaksa seluruh pemain agar membaca novel Bumi Manusia sampai
habis.
“Saya paksa baca, harus habis. Please baca sampai habis. Ini
saran ya, bagi milenial yang mau baca novelnya, baca dulu siapa tokoh
favoritnya nanti di situ ada journey, balik lagi ke halaman pertama,†jelas
Hanung saat promo film ke kantor Jawa Pos, Graha Pena, Jakarta Barat baru-baru
ini.
Proses Memilih Iqbaal
Saat Hanung memilih Iqbaal sebagai Minke, ternyata seperti
jodoh. Iqbaal memang sudah menjadi penggemar novel Bumi Manusia sejak
lama. Iqbaal bahkan meresensi novel tersebut dalam bahasa Inggris. Sehingga
ketika ditanya soal Bumi Manusia, Iqbaal memahami jalan ceritanya.
“Awalnya itu saya tahu Iqbaal dari film Dilan. Saya
semula belum nonton film Dilan. Akhirnya diusulkan, coba deh nonton Dilan, ada
Iqbaal yang mampu mendeliver rayuan dengan sangat intelek. Padahal bisa sangat
alay jika tak deliver dengan baik. Ternyata saya panggil Iqbaal dulu, lalu
ngobrol banyak. Ternyata dia tahu banyak dan sudah meresensi Bumi Manusia dalam
Bahasa Inggris untuk tugas karya sastra,†kata Hanung.
Selain itu, Iqbaal dan Minke memiliki usia yang sama seperti di
dalam novel yakni sekitar 18 tahun. Hanung juga kepincut dengan rayuan Iqbaal
yang cocok dilontarkan kepada Annelies.
“Lucu sih. Lucu dalam pengertian, umurnya sama, oke dia punya
teknik merayu yang oke di Dilan. Ini anak kok punya kemampuan merayu yang
enggak bikin jijik ya. Sangat elegan. Lalu apalagi saat dia jawab tahu soal
Bumi Manusia, jika tak tahu lalu jawabannya ‘Apa itu mas Bumi Manusia’, wah
selesai sudah. Shut downenggak jadi,†kata Hanung tertawa.
Proses Memilih Mawar De Jongh
Tahapan proses memilih Mawar menjadi Annelies jauh lebih unik.
Ketika itu, Hanung punya daftar list kumpulan aktris berwajah Indo atau bule,
di antaranya Chelsea Islan, Julie Estelle, dan Aurora. Namun ternyata pilihan
jatuh pada Mawar.
“Malah tadinya mau saya pasangkan Iqbaal dengan Vanesha
Prescilla atau Milea, enggak jadi karena Vanesha enggak tahu apa itu Bumi
Manusia,†kata Hanung.
Akhirnya Falcon menghubungi Mawar De Jongh untuk datang ke
kantor. Mawar disuguhi novel untuk disuruh membaca. Saat datang, Mawar
didampingi ibu dan manajernya. Hanung tercengang melihat ibunda Mawar yang
sangat berwajah Indonesia. Dia mengira, manajer Mawar justru adalah ibunya.
Hanung melihat apa yang ada di diri Mawar sangat mencerminkan diri Anellies.
Seorang gadis Indo dengan ibunda yang sangat Indonesia yakni Nyai Ontosoroh
dengan ayahnya adalah seorang Belanda.
“Itu saya hampir enggak mengenali ibunya Mawar. Beda banget sama
Mawar. Ibunya sangat Indonesia, sementara Mawar campuran belanda. Ibunya lebih
Indonesia daripada manajernya. Saya wawancara sedikit, ternyata ibunya dari
Medan dan ayahnya Belanda. Wah ini Annelies banget,†ujar Hanung.
Selama akting juga terjadi hal yang seru dialami Mawar. Ketika
Mawar berakting kurang emosional, Mawar dipaksa mendorong Hanung untuk
meluapkan emosinya.
“Saya disutuh mendorong Om Hanung, lalu saya didorong balik
sampai terjatuh. Barulah keluar emosi saya,†kata Mawar tertawa.(jpn)