Michelle Ziudith menceritakan pengalaman rasa takut yang ia rasakan saat harus mendatangi lokasi syuting film horor pertamanya berjudul Alas Roban.
Hal itu disampaikan Michelle Ziudith dalam Podcast Bincang Bersama yang tayang di kanal YouTube @sonorafm92.
Dalam perbincangan itu, Michelle mengungkapkan bahwa keterlibatannya dalam film horor menjadi tantangan bagi dirinya.
Selain karena genre horor yang belum pernah ia mainkan sebelumnya, lokasi syuting juga menjadi perhatian tersendiri bagi Michelle.
Saat ditanya oleh host apakah ada rasa ketakutan yang dirasakan oleh Michelle, karena lokasi Alas Roban sendiri yang dikenal memiliki cerita dan isu mistis di masyarakat.
Menanggapi hal itu, Michelle secara jujur mengakui bahwa ia memang merasa takut ke lokasi syuting.
“Takut ke lokasinya betul. Aku sempat nggak bohong juga, tapi aku sempat nego untuk kayak ini enggak mau nge-set aja, di sebuah tempat yang aman gitu secara energi, nggak terlalu yang kayak magical-magical banget, hal-hal mistis yang nggak terlalu kental banget, bisa nggak.”
Michelle berharap syuting bisa dilakukan di tempat lain dengan suasana yang lebih netral. Ia ingin berada di lokasi yang tidak terlalu kental dengan hal-hal mistis.
Namun, keinginan itu tidak dapat diwujudkan. Michelle menyadari bahwa industri perfilman Indonesia saat ini semakin profesional dan mengutamakan keaslian cerita, termasuk dalam pemilihan lokasi sesuai dengan kisah aslinya.
Menurutnya, jika film mengangkat kisah Alas Roban, maka proses syuting memang harus dilakukan langsung di lokasi aslinya. Hal ini diperlukan agar suasana dan nuansa cerita dapat tersampaikan secara nyata.
“Jadi kalau memang menceritakan tentang alas Roban, harus ke Alas Robannya langsung, harus real set, harus onset, harus ngerasain vibes-nya semuanya,” ujarnya.
Setelah memahami hal itu, Michelle memutuskan untuk tidak lagi melakukan negosiasi. Ia merasa bahwa sejak awal telah menyetujui proyek, sehingga tidak perlu lagi mengajukan keberatan selama proses produksi film berlangsung.
“Jadi aku rasa itu bukan bukan sesuatu yang harus di negosiasi lagi. Memang kalau aku udah menyetujui itu dari awal, ya udah nggak usah nego-nego dan komplain-komplain lagi. Jadi kayak mau nggak mau jalanin, lebih ke yang terpaksa tapi waktunya pas. Dan ternyata selesai dan cepat tayangnya,” ujar Michelle.
Pengalaman ini menjadi momen berharga dalam debutnya di genre horor sekaligus menambah warna baru dalam perjalanan karirnya di dunia perfilman.(jpc)


